Kisah
Beranda » Berita » Kisah Nabi Sulaiman dan Sahabatnya : Takdir Tak Terhindar

Kisah Nabi Sulaiman dan Sahabatnya : Takdir Tak Terhindar

SURAU.CO – Pada masa kejayaan Nabi Sulaiman AS, hiduplah seorang pria yang beruntung. Ia adalah sahabat dekat sang Nabi. Hampir setiap hari ia mengunjungi istana yang megah. Ia belajar banyak ilmu dan hikmah dari Sulaiman. Ia juga turut membantu berbagai urusan di kerajaan. Hubungan mereka begitu akrab dan penuh kepercayaan.

Suatu hari, suasana istana terasa berbeda. Seorang tamu asing datang menghadap Nabi Sulaiman. Ia berwujud manusia biasa, namun auranya ganjil. Sahabat Nabi Sulaiman ini belum pernah melihatnya. Saat pertemuan berlangsung, tatapan tamu misterius itu terus tertuju padanya. Pandangan itu begitu tajam dan menakutkan, seolah menembus hingga ke relung jiwa. Perasaan tidak nyaman pun mulai menyelimuti hati sahabat sang Nabi.

Setelah pertemuan selesai dan tamu itu pergi, ia segera mendekati Nabi Sulaiman. Rasa penasarannya bercampur dengan cemas yang mendalam. “Wahai Nabi Allah, siapakah gerangan orang tadi?” tanyanya dengan suara bergetar. “Aku belum pernah melihatnya di istana ini. Pandangannya kepadaku terasa begitu aneh dan menakutkan,” lanjutnya.

Nabi Sulaiman menatap sahabatnya dengan tenang. Lalu ia memberikan jawaban yang membuat sahabatnya itu terkejut. “Dia adalah Malaikat Maut,” ujar Nabi Sulaiman.

Ketakutan yang Mendorong Perjalanan Mustahil

Mendengar nama Malaikat Maut, wajah sahabatnya langsung pucat pasi. Ketakutan seketika menguasai dirinya. Ia teringat kembali tatapan tajam yang menusuk itu. Pikirannya langsung menyimpulkan satu hal. Malaikat Maut datang untuk mengambil nyawanya. kepanikan membuatnya berpikir bahwa ia harus segera pergi. Ia harus lari sejauh mungkin untuk selamat dari takdir kematian.

Keadilan dalam Setiap Aspek: Menegakkan Kebenaran ala Riyadhus Shalihin

Dengan napas terengah-engah, dia memohon kepada Nabi Sulaiman. “Wahai Nabi Allah, selamatkanlah aku darinya!” pintanya. “Aku sangat takut dia akan mencabut nyawaku. Tolong perintahkan angin untuk membawaku pergi,” ucapnya penuh harap Ia ingin diasingkan ke negeri yang sangat jauh, yaitu India. Baginya, jarak yang terbentang jauh adalah satu-satunya harapan untuk lolos dari maut.

Nabi Sulaiman, dengan segala kebijaksanaannya, memahami ketakutan sahabatnya. Meskipun mungkin beliau tahu bahwa takdir Allah adalah sesuatu yang mutlak, beliau tetap menuruti permintaan sahabatnya itu. Nabi Sulaiman pun memanggil salah satu tentaranya yang paling setia: angin. Ia memerintahkan angin untuk membawa sahabatnya itu ke India dalam sekejap mata. Angin patuh dan segera menerbangkan pria itu melintasi daratan dan lautan, hingga tiba di tempat tujuannya.

Sebuah Jawaban di Balik Tatapan Misterius

Keesokan harinya, Malaikat Maut kembali mengunjungi istana Nabi Sulaiman. Kali ini, Nabi Sulaiman memiliki sebuah pertanyaan penting. “Wahai Malaikat Maut, mengapa kemarin engkau memandang sahabatku dengan tatapan yang begitu tajam hingga membuatnya ketakutan?” tanya sang Nabi.

Malaikat Maut pun memberikan penjelasan yang menyingkap seluruh misteri. “Sebenarnya kemarin aku merasa sangat heran,” jawabnya. Malaikat Maut melanjutkan, “Allah SWT memerintahkan aku untuk mencabut nyawa lelaki itu di negeri India. Namun, aku justru melihatnya berada di sisimu di sini. Aku bingung bagaimana ia bisa sampai di India pada waktu yang telah ditetapkan.”

“Akan tetapi, pada jam dan saat yang telah ditentukan, aku menemukannya sudah berada di India. Rasa takutnya sendiri yang membawanya menuju tempat kematiannya,” jelas Malaikat Maut. “Alhamdulillah, dia sudah meninggal dunia tepat pada waktu dan tempatnya”. Mendengar penjelasan itu, Nabi Sulaiman hanya bisa mengucap, “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un,” sebagai tanda kepasrahan atas ketetapan Allah.

Zuhud: Mengukuhkan Hati, Membebaskan Diri dari Jerat Dunia

Kisah ini menjadi pengingat abadi. Kematian adalah takdir yang pasti dan rahasia Allah SWT. Manusia tidak dapat lari atau bersembunyi darinya. Sejauh apa pun kita berusaha menghindar, ajal akan tetap menemui kita di waktu dan tempat yang telah digariskan. Upaya sahabat Nabi Sulaiman untuk lari dari maut justru menjadi sarana yang mengantarkannya pada takdirnya sendiri.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement