SENANTIASA MEMPERBAIKI DIRI: JALAN HIDUP SEORANG MUKMIN.
Manusia adalah makhluk yang penuh keterbatasan. Kita dilahirkan dalam keadaan lemah, tumbuh dengan belajar dari kesalahan, dan selalu membutuhkan bimbingan. Kesempurnaan hanyalah milik Allah ﷻ, sementara manusia senantiasa berada di jalan perbaikan. Karena itu, salah satu tugas terbesar seorang mukmin adalah berusaha memperbaiki diri setiap hari, hingga hari terakhir kehidupannya.
Allah ﷻ berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11).
Ayat ini menegaskan bahwa perubahan dan perbaikan tidak akan datang dari luar, tetapi harus dimulai dari dalam diri kita sendiri. Jika hati berubah menjadi lebih baik, amal akan ikut membaik. Jika niat lurus, maka langkah-langkah kehidupan akan lebih terarah.
Menyadari Kekurangan sebagai Jalan Perbaikan
Setiap orang memiliki kekurangan. Namun, perbedaan terletak pada bagaimana kita menyikapinya. Orang yang lalai akan merasa cukup dengan dirinya dan berhenti memperbaiki diri. Sebaliknya, orang yang sadar akan kelemahan, justru menjadikannya motivasi untuk terus belajar dan berbenah.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda: “Setiap anak Adam pasti banyak berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah mereka yang bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi)
Kesalahan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi peluang untuk menjadi lebih baik, selama kita mau kembali kepada Allah dengan taubat yang tulus.
Perbaikan Diri Itu Bertahap
Memperbaiki diri tidak terjadi dalam semalam. Ia adalah proses panjang, bertahap, dan berkelanjutan. Seperti pepatah, setiap hari harus lebih baik dari hari sebelumnya.
Dalam Islam, ini dikenal dengan konsep ziyadah al-iman-iman itu naik turun, dan tugas kita adalah menjaganya agar selalu meningkat.
Maka, jangan menunggu sempurna untuk memulai. Mulailah dari hal kecil: memperbaiki shalat, menahan lisan dari ucapan yang menyakitkan, membiasakan sedekah meski sedikit, atau belajar sabar menghadapi ujian hidup.
Menghadapi Godaan dan Rasa Putus Asa
Dalam perjalanan memperbaiki diri, pasti ada hambatan. Syaitan akan berusaha membuat kita putus asa dengan membisikkan bahwa usaha kita sia-sia. Padahal, Allah ﷻ mencintai orang yang istiqamah meski amalnya sedikit.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang terus-menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kuncinya adalah konsistensi. Jangan pernah remehkan langkah kecil menuju kebaikan, sebab Allah melihat kesungguhan hati kita.
Setiap Hari Harus Lebih Baik
Seorang mukmin yang sejati tidak akan merasa cukup dengan kebaikan yang sudah dilakukan.
Ia akan selalu bertanya pada dirinya: Hari ini apakah aku lebih baik daripada kemarin? Jika iya, maka itulah keberuntungan. Apabila sama saja, maka itu kerugian. Jika lebih buruk, maka itu musibah.
Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah berkata:
“Wahai anak Adam, engkau hanyalah kumpulan hari. Jika satu hari berlalu darimu, maka sebagian dirimu telah pergi.”
Maka jangan sia-siakan waktu tanpa memperbaiki diri.
Hasil dari Perbaikan Diri
Ketika kita terus berusaha memperbaiki diri, Allah akan menolong dan memuliakan kita. Perubahan yang kita lakukan bukan hanya berdampak pada diri sendiri, tetapi juga memberi manfaat bagi keluarga, masyarakat, bahkan umat.
Orang yang senantiasa memperbaiki diri akan memiliki hati yang tenang, pikiran yang jernih, serta keberkahan dalam hidupnya.
Ia menjadi pribadi yang lebih dekat kepada Allah, lebih bermanfaat bagi sesama, dan lebih siap menghadapi kematian dengan husnul khatimah.
Penutup: Istiqamah Di Jalan Perbaikan
Memperbaiki diri adalah kewajiban seumur hidup. Jangan pernah merasa sudah cukup baik, karena selama masih bernafas, kita masih punya peluang untuk menjadi lebih baik.
Mari jadikan setiap hari sebagai kesempatan baru untuk mendekat kepada Allah. Perbaiki shalat kita, perbanyak dzikir, kuatkan ukhuwah, jaga lisan, dan isi hidup dengan amal saleh.
Semoga Allah ﷻ senantiasa memberi kita taufik untuk istiqamah di jalan perbaikan. “Makin hari makin baik, begitulah yang kita inginkan.” (Tengku Iskandar, M.Pd)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
