SURAU.CO. Mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah berbagai kejadian luar biasa yang diberikan Allah SWT sebagai bukti kenabiannya. Mukjizat terbesar adalah Al-Qur’an, kitab suci yang abadi dan penuh dengan keindahan bahasa serta ajaran yang relevan sepanjang masa. Selain itu, ada juga Isra’ Mi’raj, terbelahnya bulan, dan berbagai mukjizat lainnya yang diceritakan dalam sejarah Islam.
Filosofi mukjizat Nabi Muhammad SAW berpusat pada keagungan dan kemahakuasaan Allah SWT, bertujuan untuk memperkuat iman, menguatkan dakwah, dan menjadi bukti kebenaran risalah Islam. Mukjizat terbesar adalah Al-Qur’an, yang abadi, berisi petunjuk hidup, dan penjaga keasliannya oleh Allah. Mukjizat lainnya seperti Isra’ dan Mi’raj serta pembelahan bulan, menunjukkan kebesaran Allah dan memberikan pelajaran bagi umat Muslim.
Mukjizat-mukjizat ini adalah tanda kekuasaan Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad untuk membuktikan kebenaran risalah yang dibawanya. Kejadian luar biasa ini dirancang untuk menguatkan keyakinan umat Muslim terhadap kebesaran Allah dan kebenaran ajaran Islam. Dalam menghadapi penolakan dan penentangan, mukjizat menjadi sarana untuk menunjukkan kemahakuasaan Allah, sehingga mempermudah penyebaran agama Islam.
Beberapa mukjizat Nabi Muhammad SAW yang paling dikenal:
Al-Qur’an bukan hanya kitab suci, tetapi juga mukjizat terbesar karena keindahan bahasanya, kedalaman maknanya, dan kemampuannya untuk membimbing manusia hingga akhir zaman. Mukjizat ini abadi dan tidak akan pernah lapuk atau hilang keasliannya, menjadikannya panduan komprehensif bagi kehidupan manusia hingga akhir zaman. Filosofinya terletak pada keindahan bahasa, kedalaman makna, dan relevansinya yang kekal. Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW karena sifatnya yang abadi, tidak bersifat temporal atau lokal seperti mukjizat nabi-nabi sebelumnya, dan berisi petunjuk bagi seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang memberikan penjelasan, petunjuk, dan pembeda antara yang benar dan salah.
Gaya bahasa Al-Quran sangat indah dan tak tertandingi, melebihi kemampuan sastra manusia pada masanya dan hingga kini. Banyak ayat dalam Al-Quran yang mengandung informasi ilmiah yang baru terungkap dengan kemajuan ilmu pengetahuan modern, menunjukkan bahwa Al-Quran memiliki sumber ilmu yang melampaui zaman. Al-Quran memberikan petunjuk bagi manusia dalam berbagai aspek kehidupan, baik individu maupun sosial, membantu mereka menjalani hidup dengan baik dan benar. Selain itu juga menjadi pedoman dalam membedakan antara kebenaran dan kebatilan, membantu manusia untuk memilih jalan yang benar.
Selanjutnya Al-Quran juga mengandung berita tentang hal-hal gaib, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi, yang menunjukkan pengetahuan Al-Quran yang melampaui batas pemahaman manusia. Al-Quran mengandung hukum-hukum yang adil, sempurna, dan komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Al-Quran memiliki aspek kemukjizatan dari segi matematis/statistik, yang juga menjadi bukti kebenaran kitab suci ini. Allah SWT menjamin pemeliharaan Al-Quran, baik dengan cara dihafal, ditulis, dijelaskan dalam kitab tafsir, dan dikembangkan ilmunya. Al-Quran menantang siapa saja untuk membuat kitab serupa, dan tantangan ini tidak pernah terjawab hingga akhir zaman. Dengan demikian, Al-Quran bukan hanya sebuah kitab suci, tetapi juga mukjizat abadi yang memberikan bukti nyata akan kebesaran Allah SWT dan kenabian Muhammad SAW.
Surat Al-Isra Ayat 88
قُل لَّئِنِ ٱجْتَمَعَتِ ٱلْإِنسُ وَٱلْجِنُّ عَلَىٰٓ أَن يَأْتُوا۟ بِمِثْلِ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِۦ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Arab-Latin: Qul la`inijtama’atil-insu wal-jinnu ‘alā ay ya`tụ bimiṡli hāżal-qur`āni lā ya`tụna bimiṡlihī walau kāna ba’ḍuhum liba’ḍin ẓahīrā
Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”.
-
Isra’ dan Mi’raj:
Peristiwa perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit untuk bertemu Allah SWT. Peristiwa ini menjadi bukti kekuasaan Allah dan memperkuat kewajiban shalat lima waktu. Isra Mi’raj adalah peristiwa penting dalam agama Islam, di mana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra’) dan kemudian naik ke langit ketujuh (Mi’raj) dalam waktu satu malam. Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian ke Sidratul Muntaha (langit ketujuh) dalam satu malam adalah sesuatu yang mustahil terjadi secara logika manusia biasa. Ini menunjukkan kekuasaan Allah SWT yang tidak terbatas. Nabi Muhammad SAW melihat Malaikat Jibril dalam wujud aslinya yang memiliki 600 sayap, yang menutup cakrawala.
Nabi Muhammad SAW juga melihat Surga dan Neraka, serta berbagai kondisi manusia di dalamnya, sebagai gambaran nyata tentang kehidupan setelah mati. Peristiwa Isra Mi’raj juga menjadi momen diterimanya perintah shalat lima waktu secara langsung dari Allah SWT. Peristiwa ini menjadi bukti nyata kenabian Nabi Muhammad SAW, karena hanya beliau yang mampu melakukan perjalanan seperti itu. Isra Mi’raj mengajarkan umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT, serta memperkuat ibadah, terutama shalat. Peristiwa ini juga memberikan banyak hikmah dan teladan bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan, seperti pentingnya kesabaran, ketakwaan, dan keikhlasan dalam beribadah.
Isra Mi’raj bukan hanya sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga merupakan sumber inspirasi dan pelajaran berharga bagi umat Islam dalam memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta mengambil hikmah dalam menjalani kehidupan.
Surat Al-Isra Ayat 1
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Arab-Latin: Sub-ḥānallażī asrā bi’abdihī lailam minal-masjidil-ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣallażī bāraknā ḥaulahụ linuriyahụ min āyātinā, innahụ huwas-samī’ul-baṣīr
Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
-
Terbelahnya Bulan:
Peristiwa ini tercatat dalam Al-Qur’an sebagai salah satu tanda kenabian yang ditunjukkan kepada kaumnya pada masa itu, memperlihatkan kebesaran Allah. Sebagai bukti kenabian, Nabi Muhammad SAW pernah menunjukkan mukjizat terbelahnya bulan atas permintaan kaum Quraisy. Mukjizat ini terjadi ketika kaum musyrikin menantang Nabi Muhammad SAW untuk membuktikan kebenaran kenabiannya. Peristiwa ini diabadikan dalam Surat Al-Qamar (Bulan) ayat 1 yang berbunyi, “Saat itu juga (terjadilah kiamat), bulan terbelah. Dan jika mereka (orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, ‘(Ini adalah) sihir yang terus-menerus.
Surat Al-Qamar Ayat 1
ٱقْتَرَبَتِ ٱلسَّاعَةُ وَٱنشَقَّ ٱلْقَمَرُ
Arab-Latin: Iqtarabatis-sā’atu wansyaqqal-qamar
Artinya: Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.
Surat Yunus Ayat 38
أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا۟ بِسُورَةٍ مِّثْلِهِۦ وَٱدْعُوا۟ مَنِ ٱسْتَطَعْتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
Arab-Latin: Am yaqụlụnaftarāh, qul fa`tụ bisụratim miṡlihī wad’ụ manistaṭa’tum min dụnillāhi ing kuntum ṣādiqīn
Artinya: Atau (patutkah) mereka mengatakan “Muhammad membuat-buatnya”. Katakanlah: “(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar”.
-
Mukjizat Fisik:
Indra manusia dapat melihat, merasakan, dan menyentuh mukjizat fisik Nabi Muhammad SAW (atau mukjizat hissiyah/kauniyah), peristiwa ajaib yang hanya terjadi di masa beliau. Misalnya, beliau pernah memancarkan air dari jari saat kehabisan bekal, menyembuhkan mata sahabat Qatadah dan Abu Dzarr dengan air liur. Lalu mengubah pohon kurma yang kering menjadi berbuah lebat berkat doanya.
Saat para sahabat kehabisan air dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW dengan izin Allah SWT membuat air mengalir dari jari-jari tangannya. Dan cukup untuk kebutuhan seluruh rombongan, makanan sedikit yang cukup untuk banyak orang, dan kemampuannya untuk mendatangkan hujan.
Mukjizat-mukjizat ini bukan hanya menunjukkan keajaiban, tetapi juga mengandung pelajaran penting bagi umat Muslim tentang kekuasaan Allah, kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW, dan pentingnya beriman kepada-Nya, menurut Kementerian Agama.
(Budi: mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
