Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan: Sebuah Renungan di Hari Merdeka.
Pendahuluan: Kemerdekaan adalah Anugerah
Setiap tanggal 17 Agustus, bangsa Indonesia memperingati hari lahirnya sebuah momentum bersejarah: kemerdekaan. Bendera Merah Putih berkibar di seluruh penjuru negeri, lagu kebangsaan dikumandangkan, dan semangat kebersamaan dirayakan. Namun, di balik euforia perayaan itu, seorang Muslim seharusnya tidak hanya berhenti pada rasa bangga sebagai bangsa, tetapi lebih jauh lagi menumbuhkan kesadaran bahwa kemerdekaan adalah nikmat besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagaimana firman Allah: “Dan nikmat apa saja yang ada pada kalian, maka dari Allah-lah (datangnya).” (QS. An-Nahl: 53)
Ayat ini mengingatkan bahwa segala bentuk kebaikan, termasuk kemerdekaan bangsa, sejatinya adalah pemberian Allah. Maka, tugas kita adalah mensyukurinya.
Makna Syukur atas Kemerdekaan
Mensyukuri nikmat bukan hanya sekadar mengucap Alhamdulillah. Syukur memiliki tiga dimensi utama:
1. Syukur dengan hati – menyadari sepenuhnya bahwa kemerdekaan ini bukanlah hasil perjuangan manusia semata, melainkan pertolongan Allah.
2. Syukur dengan lisan – memuji Allah, mendoakan para pejuang yang telah gugur, dan menyebarkan narasi kebaikan.
3. Syukur dengan amal – menggunakan kemerdekaan untuk menaati Allah, menegakkan keadilan, menuntut ilmu, dan membangun negeri dengan amal shalih.
Kemerdekaan adalah ruang dan kesempatan. Jika ruang itu kita isi dengan maksiat, kezhaliman, dan korupsi, maka hakikatnya kita kufur terhadap nikmat Allah.
Refleksi Sejarah: Perjuangan dan Doa
Sejarah mencatat bahwa kemerdekaan Indonesia bukan hanya hasil strategi militer atau diplomasi, tetapi juga buah doa dan pengorbanan. Para ulama, santri, dan pejuang Muslim memiliki peran penting dalam perjuangan ini.
Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang digelorakan oleh KH. Hasyim Asy’ari, misalnya, menjadi bukti bagaimana agama menjadi ruh perjuangan bangsa. Banyak pejuang yang gugur dengan lantunan takbir, menjadikan kemerdekaan bukan sekadar hasil perlawanan fisik, tetapi juga jihad fi sabilillah.
Inilah yang perlu terus diingat. Bahwa mensyukuri kemerdekaan berarti menjaga nilai-nilai iman yang dahulu menjadi energi perjuangan.
Kemerdekaan dalam Pandangan Islam
Kemerdekaan yang hakiki dalam Islam bukan sekadar bebas dari penjajahan bangsa lain, tetapi juga bebas dari perbudakan hawa nafsu.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberikan rezeki yang cukup, dan Allah menjadikannya qana’ah terhadap apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim)
Kemerdekaan sejati adalah saat seorang hamba hanya tunduk kepada Allah, bukan kepada syahwat, bukan kepada harta, dan bukan pula kepada manusia. Maka, kemerdekaan Indonesia akan bermakna jika rakyatnya menggunakan kebebasan itu untuk beribadah, menegakkan keadilan, dan membangun masyarakat yang berakhlak.
Tantangan Pasca Kemerdekaan
Sudah 80 tahun lebih Indonesia merdeka. Namun, tantangan bangsa tidaklah selesai. Jika dahulu penjajah datang dari luar, kini musuh datang dari dalam:
1. Korupsi dan keserakahan – merusak sendi keadilan dan mencederai perjuangan para pahlawan.
2. Dekadensi moral – pergaulan bebas, narkoba, dan kerusakan akhlak generasi muda yang jauh dari nilai Islam.
3. Perpecahan umat – fanatisme buta terhadap kelompok atau kepentingan politik, hingga melupakan ukhuwah Islamiyah.
4. Kemiskinan dan ketidakadilan sosial – kesenjangan yang semakin tajam antara si kaya dan si miskin.
Semua ini adalah bentuk ujian dari Allah. Jika kita lalai, maka kemerdekaan yang kita nikmati bisa hilang maknanya.
Mensyukuri Nikmat dengan Peran Nyata
Lalu, bagaimana cara mensyukuri kemerdekaan di era sekarang? Ada beberapa langkah nyata:
1. Menegakkan shalat dan ibadah – karena kemerdekaan terbesar adalah kebebasan untuk menyembah Allah tanpa gangguan.
2. Menjaga lisan dan tulisan – di era digital, ucapan bisa menjadi pemecah belah. Mensyukuri kemerdekaan berarti menggunakan media sosial untuk kebaikan, bukan kebencian.
3. Menuntut ilmu – pendidikan adalah pilar kemerdekaan. Setiap Muslim wajib menuntut ilmu agar bisa berkontribusi dalam membangun negeri.
4. Berperan dalam masyarakat – ikut aktif dalam kegiatan sosial, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
5. Menjaga persatuan – mengingat pesan Rasulullah ﷺ bahwa seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya.
Kemerdekaan dan Generasi Muda
Generasi muda adalah pewaris kemerdekaan. Namun sayangnya, banyak di antara mereka yang terlena oleh budaya hedonis.
Mensyukuri kemerdekaan berarti mendidik generasi muda dengan akidah yang lurus, adab yang mulia, dan semangat berjuang untuk Islam dan bangsa.
Kita perlu menanamkan kepada mereka bahwa bendera merah putih yang berkibar bukan sekadar simbol, melainkan amanah yang harus dijaga dengan iman, ilmu, dan amal.
Penutup: Doa untuk Negeri
Mari kita renungkan sejenak, betapa besar nikmat Allah telah memberikan kemerdekaan kepada negeri ini. Maka, jangan sampai kita menjadi hamba yang kufur nikmat. Sebagaimana peringatan Allah:
> “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu kufur (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang bersyukur, yang mampu menjaga kemerdekaan dengan iman dan amal shalih. Mari kita tutup renungan ini dengan doa:
Allahumma, jadikan negeri kami ini negeri yang aman, penuh keberkahan, dan selalu dalam ridha-Mu. Lindungi pemimpin kami, satukan hati umat Islam, dan jauhkan bangsa kami dari fitnah dan perpecahan. Aamiin.
Kesimpulan: Kemerdekaan adalah nikmat besar yang harus disyukuri dengan hati, lisan, dan amal
Mensyukuri kemerdekaan bukan hanya dengan upacara dan seremonial, tetapi dengan menjaga iman, menegakkan keadilan, mendidik generasi, dan berkontribusi nyata untuk negeri.
Semoga setiap peringatan 17 Agustus menjadi momentum untuk semakin mendekat kepada Allah, bukan sekadar pesta kemeriahan.
Karena pada akhirnya, kemerdekaan sejati adalah kemerdekaan seorang hamba yang hanya tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Tengku)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
