Terus Berusaha dan Selalu Berdoa: Ikhtiar Hamba dan Takdir Allah.
Hidup ini adalah perjalanan panjang yang penuh dengan kejutan. Tidak jarang, apa yang kita rencanakan dengan matang ternyata tidak berjalan sebagaimana yang kita harapkan. Kadang, usaha yang sudah kita kerahkan dengan segenap tenaga pun berujung pada hasil yang berbeda. Dalam kondisi inilah manusia sering diuji: antara tetap berusaha dengan sabar, atau berhenti dengan menyerah.
Pesan sederhana dalam kutipan “Terus Berusaha dan Selalu Berdoa” sejatinya bukan hanya sekadar kalimat motivasi, tetapi merupakan cermin dari ajaran Islam yang sangat dalam. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.” (QS. An-Najm: 39)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa hasil tidak akan datang begitu saja tanpa ikhtiar. Namun, pada saat yang sama, kita juga diajarkan untuk tidak terjebak dalam kesombongan seakan-akan semua keberhasilan adalah murni karena usaha manusia. Doa menjadi pengikat, penyerahan diri, dan pengakuan bahwa semua yang kita rencanakan tetap berada dalam genggaman takdir Allah ﷻ.
Ikhtiar yang Tak Pernah Sia-Sia
Dalam kehidupan, kegagalan sering dianggap sebagai akhir dari segalanya. Padahal, kegagalan hanyalah jalan memutar yang justru bisa menguatkan. Setiap usaha yang kita lakukan, meski tampak tidak berhasil, tetap menjadi bagian dari proses yang akan mengantar pada kesuksesan di waktu yang tepat. Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada masing-masing ada kebaikan. Bersemangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah lemah.” (HR. Muslim)
Hadis ini mengajarkan keseimbangan. Kita dituntut untuk terus berusaha (bersemangat), tetapi tidak melupakan doa dan ketergantungan kepada Allah. Jika gagal, jangan berputus asa, karena bisa jadi Allah sedang menyiapkan yang lebih baik dari apa yang kita harapkan.
Doa: Jalan Menuju Ketenangan
Doa bukan hanya permintaan agar sesuatu terjadi sesuai dengan keinginan kita. Lebih dari itu, doa adalah wujud ketundukan dan pengakuan bahwa kita hanyalah hamba. Ketika seseorang berdoa, hatinya akan menjadi tenang, sebab ia meyakini bahwa segala urusan telah ia serahkan kepada Allah yang Maha Mengatur.
Allah ﷻ berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ “Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghafir: 60)
Janji Allah ini memberi harapan besar. Meski doa kita belum langsung terkabul, sesungguhnya doa tidak pernah sia-sia. Ia bisa menjadi penolak bala, penunda keburukan, atau disimpan sebagai pahala di akhirat.
Belajar dari Ketidakselarasan Rencana
Tidak jarang kita menemukan kenyataan yang berbeda jauh dari rencana. Kita ingin sukses di satu bidang, tetapi Allah justru memberi jalan lain. Kita mengharapkan sesuatu terjadi, tetapi yang datang adalah kebalikannya. Dalam kondisi seperti ini, kita perlu belajar untuk menerima.
Keterpaksaan menerima suatu keadaan bukan berarti kalah, melainkan tanda bahwa kita menyadari keterbatasan manusia. Inilah yang dimaksud dalam pesan motivasi tadi: “Terkadang situasi itu memaksa kita untuk menerimanya.”
Rasulullah ﷺ sendiri mengajarkan doa yang indah:
“Ya Allah, berikanlah aku kebaikan dalam takdir-Mu, dan ridhailah aku terhadap apa yang Engkau tetapkan.”
Doa ini mencerminkan sikap seorang mukmin yang tidak hanya meminta hasil terbaik, tetapi juga kekuatan hati untuk ridha atas segala ketentuan Allah.
Jangan Menyerah, Karena Kesempatan Selalu Ada
Salah satu kelemahan manusia adalah mudah menyerah saat menghadapi rintangan. Padahal, kesempatan keberhasilan selalu ada selama kita mau berusaha.
Kegagalan pertama bukan berarti kegagalan selamanya. Bahkan, bisa jadi ia adalah batu loncatan menuju keberhasilan yang lebih besar.
Banyak tokoh besar dalam sejarah Islam yang tidak serta-merta berhasil. Rasulullah ﷺ sendiri pernah ditolak dakwahnya, dihina, bahkan diusir. Namun beliau tidak menyerah. Dengan kesabaran, doa, dan usaha yang konsisten, akhirnya Islam tersebar luas hingga ke seluruh penjuru dunia.
Kesimpulan: Pesan “Terus Berusaha dan Selalu Berdoa”
Paduan sempurna antara kerja keras manusia dengan ketundukan kepada Allah. Usaha membuat kita bergerak maju, sementara doa menenangkan hati dan mengikat segala upaya dalam restu ilahi.
Maka, jangan berhenti berusaha, sekalipun hasilnya belum terlihat. Jangan pula berhenti berdoa, meski belum ada jawaban yang tampak. Sebab, Allah Maha Tahu kapan waktu terbaik untuk memberikan apa yang kita butuhkan.
Jangan menyerah, tetaplah berusaha, dan sertai dengan doa. Karena di antara ikhtiar dan doa itulah letak kebahagiaan seorang hamba. (Iskandar)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.