SURAU.CO – Umar bin al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu dikenal sebagai seorang pemimpin yang tegas dan visioner. Beliau tidak hanya mengatur urusan negara. Beliau juga sangat peduli terhadap kondisi iman rakyatnya. Salah satu bentuk kepeduliannya adalah melalui surat-surat nasihat. Surat-surat itu beliau kirimkan kepada para sahabat dan gubernurnya di berbagai wilayah. Sebuah suratnya berisi peringatan yang sangat relevan hingga hari ini. Beliau memperingatkan tentang bahaya jebakan duniawi. Jebakan yang bisa membuat seseorang menjadi kroni setan tanpa sadar.
Awal Nasihat: Waspadalah Terhadap Perut yang Penuh
Umar memulai nasihatnya dengan peringatan yang sering dianggap sepele. Beliau menyoroti bahaya makan dan minum secara berlebihan. Menurutnya, perut yang terlalu kenyang membawa banyak dampak buruk. Dampak itu tidak hanya berbahaya bagi tubuh, tetapi juga bagi jiwa dan ibadah seseorang. Beliau menulis:
“Waspadalah kalian dari perut yang penuh dari makanan dan minuman. Karena perut yang penuh akan merusak jasad, akan menimbulkan berbagai macam penyakit, dan membuat malas menunaikan shalat. Hendaklah kalian berlaku sederhana dalam hal makan dan minum. Karena hal itu akan lebih menyehatkan jasad dan lebih jauh dari sifat boros.”
Nasihat ini sangat mendalam. Umar menjelaskan bahwa kekenyangan membuat tubuh menjadi berat. Akibatnya, seseorang akan merasa malas untuk beribadah, terutama shalat. Secara medis, makan berlebihan juga memicu banyak penyakit. Lebih dari itu, Umar melihatnya sebagai bentuk pemborosan. Sikap boros sangat dibenci oleh Allah. Beliau mendorong umat untuk mengambil jalan tengah. Sikap sederhana dalam urusan perut akan membawa kebaikan bagi fisik dan spiritual.
Jebakan Kemewahan dalam Pakaian dan Aroma
Peringatan Umar tidak berhenti pada urusan makanan. Beliau melanjutkan nasihatnya ke aspek duniawi lainnya. Beliau menyoroti jebakan kemewahan dalam berpakaian dan aroma wewangian. Baginya, berlebihan dalam dua hal ini bisa melalaikan seseorang dari tujuan hidup yang sebenarnya. Kemewahan dapat menyeret manusia ke dalam kesombongan.
Fokus pada penampilan yang berlebihan membuat seseorang lupa untuk menghiasi batinnya. Ia akan sibuk memikirkan pujian dari manusia. Pada saat yang sama, ia lalai dari mengingat Allah. Umar melihat ini sebagai sebuah pola yang berbahaya. Pola ini meniru gaya hidup orang-orang non-muslim (ajam). Mereka menjadikan kemewahan dunia sebagai tujuan utama. Padahal, seorang mukmin seharusnya menjadikan akhirat sebagai orientasi hidupnya.
Menjadi Kroni Setan Tanpa Disadari
Inilah puncak dari peringatan Umar bin Khattab. Beliau mengaitkan semua jebakan duniawi itu dengan musuh terbesar manusia, yaitu setan. Seseorang yang terlena oleh makanan, minuman, dan kemewahan, pada hakikatnya sedang berjalan di atas jalur yang disiapkan oleh setan. Hatinya menjadi keras dan lalai dari zikir.
Umar menegaskan bahwa Allah membenci orang-orang tertentu, termasuk para pendeta yang alim dalam urusan dunia namun bodoh tentang akhirat. Ketika seseorang mencurahkan seluruh energinya untuk dunia, ia secara efektif telah berpaling dari Allah. Dalam kondisi inilah, ia menjadi teman atau kroni bagi setan. Setan akan semakin mudah membisikkan keburukan dan menjauhkannya dari jalan yang lurus. Umar berkata:
“Sesungguhnya Allah itu membenci pendeta yang gemuk.”
Ungkapan “pendeta yang gemuk” adalah kiasan. Ini merujuk pada ahli ibadah yang tubuhnya subur karena terlalu banyak makan. Hal ini menunjukkan kelalaiannya terhadap esensi ajaran agamanya sendiri, yaitu kesederhanaan atau zuhud.
Jalan Tengah Sebagai Kunci Keselamatan
Sebagai solusi, Umar menawarkan sebuah prinsip yang agung. Prinsip itu adalah al-iqtishad atau berlaku sederhana dan seimbang. Beliau menasihati agar umat Islam meneladani sunnah Nabi Muhammad ﷺ. Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam kesederhanaan. Beliau makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan.
Dengan mengambil jalan tengah, seorang muslim dapat menjaga kesehatan fisiknya. Ia juga dapat menjaga semangat spiritualnya untuk tetap menyala. Ia tidak akan terjebak dalam pemborosan yang mengundang murka Allah. Yang terpenting, ia akan menutup pintu bagi setan. Setan tidak akan bisa menjadikannya sebagai teman setia.
Nasihat dalam surat Umar ini adalah pengingat abadi. Ia mengajak kita untuk selalu waspada terhadap tipu daya dunia. Kenikmatan sesaat tidak boleh melalaikan kita dari tujuan penciptaan, yaitu beribadah kepada Allah dan meraih kebahagiaan di akhirat.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
