Kisah
Beranda » Berita » Kisah Sapi Betina Al-Baqarah: Ketika Bani Israil Menguji Perintah Allah

Kisah Sapi Betina Al-Baqarah: Ketika Bani Israil Menguji Perintah Allah

Gambar dibuat oleh AI (Kisah Al-Baqarah)

SURAU.CO – Surah Al-Baqarah merupakan surah terpanjang di dalam Al-Qur’an. Namanya yang berarti “Sapi Betina” berasal dari sebuah kisah monumental di zaman Nabi Musa ‘alaihissalam. Kisah ini bukan sekadar cerita. Ia menjadi pelajaran abadi tentang pentingnya ketaatan tanpa syarat. Kisah ini juga menunjukkan akibat buruk dari sifat suka bertanya berlebihan dan menunda-nunda perintah Allah. Peristiwa ini mengungkap bagaimana Bani Israil mempersulit diri mereka sendiri.

Misteri Pembunuhan dan Perintah yang Tak Terduga

Kisah ini bermula dari sebuah peristiwa kriminal. Di kalangan Bani Israil, terjadi sebuah kasus pembunuhan yang misterius. Seorang laki-laki kaya ditemukan tewas. Namun, tidak ada seorang pun yang mengetahui siapa pelakunya. Situasi menjadi genting. Mereka saling menuduh satu sama lain. Konflik internal pun hampir pecah di antara suku-suku mereka.

Untuk menyelesaikan masalah ini, mereka datang kepada Nabi Musa. Mereka meminta beliau untuk memohon petunjuk dari Allah. Nabi Musa pun berdoa, dan Allah memberikan solusi yang sama sekali tidak mereka duga. Nabi Musa kemudian menyampaikan perintah Allah kepada kaumnya:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina.” (QS. Al-Baqarah: 67)

Perintah ini terdengar aneh bagi mereka. Apa hubungan antara menyembelih sapi dengan mengungkap kasus pembunuhan? Reaksi pertama mereka menunjukkan keraguan dan sifat keras kepala mereka. Mereka justru menuduh Nabi Musa sedang bercanda.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Serangkaian Pertanyaan yang Mempersulit Diri

Alih-alih langsung melaksanakan perintah, Bani Israil justru memulai serangkaian pertanyaan yang detail. Setiap pertanyaan mereka justru membuat urusan menjadi semakin sulit dan sempit bagi mereka sendiri.

Pertanyaan Pertama: Sapi Macam Apa?
Mereka memulai dengan pertanyaan umum. “Mohonkanlah kepada Rabbmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu.” Nabi Musa menjawab bahwa sapi itu adalah sapi yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Usianya pertengahan di antara keduanya. Namun, mereka tidak puas dan tidak juga bergerak untuk mencari.

Pertanyaan Kedua: Apa Warnanya?
Mereka kembali bertanya dengan lebih spesifik. Mereka meminta Nabi Musa memohon kepada Allah untuk menjelaskan warnanya. Allah pun menjawab melalui Nabi Musa. Sapi itu harus berwarna kuning, kuning tua warnanya, yang menyenangkan orang-orang yang memandangnya. Perintah ini sudah cukup jelas, tetapi lagi-lagi mereka belum mau taat.

Pertanyaan Ketiga: Bagaimana Ciri-Ciri Rincinya?
Untuk ketiga kalinya, mereka kembali bertanya. Mereka beralasan bahwa sapi dengan ciri-ciri itu masih terlalu umum bagi mereka. Mereka meminta penjelasan yang lebih rinci agar tidak salah pilih. Akhirnya, Allah memberikan jawaban yang sangat spesifik melalui lisan Nabi Musa:

“Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, dan tidak ada belangnya.” (QS. Al-Baqarah: 71)

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Dengan jawaban terakhir ini, tidak ada lagi celah bagi mereka untuk bertanya. Ciri-ciri sapi yang diminta menjadi sangat langka dan spesifik. Semua ini adalah akibat dari keengganan mereka untuk taat sejak awal.

Sapi Ditemukan dan Keajaiban Terungkap

Kini, mereka terpaksa mencari sapi dengan ciri-ciri yang sangat sulit itu. Setelah pencarian yang panjang, mereka akhirnya menemukannya. Sapi itu dimiliki oleh seorang anak yatim yang sangat berbakti kepada ibunya. Karena kelangkaannya, mereka harus membelinya dengan harga yang sangat mahal. Ada riwayat yang menyebutkan mereka harus membayarnya dengan emas seberat sapi itu.

Setelah berhasil mendapatkan sapi itu, mereka pun menyembelihnya. Kemudian, Allah memerintahkan hal berikutnya. Nabi Musa berkata kepada mereka untuk mengambil sebagian anggota tubuh sapi itu. Mereka harus memukulkan bagian tubuh sapi itu ke mayat orang yang terbunuh.

Atas izin Allah, sebuah keajaiban besar terjadi. Laki-laki yang sudah mati itu hidup kembali. Ia kemudian memberitahukan siapa yang telah membunuhnya. Setelah mengungkap kebenaran, ia pun meninggal dunia lagi. Misteri pembunuhan itu akhirnya terpecahkan.

Hikmah Besar di Balik Kisah

Kisah sapi betina ini memberikan banyak pelajaran berharga. Pertama, ia menunjukkan betapa pentingnya menyegerakan perintah Allah tanpa banyak bertanya. Seandainya Bani Israil langsung menyembelih sapi mana pun, kewajiban mereka pasti sudah selesai.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Kedua, kisah ini menjadi peringatan akan bahaya mempersulit urusan agama. Sikap mereka yang suka bertanya hal yang tidak perlu justru memberatkan diri mereka sendiri. Ketiga, peristiwa ini menjadi bukti nyata kekuasaan Allah. Allah mampu menghidupkan orang yang sudah mati. Ini menjadi penegasan akan adanya hari kebangkitan kelak.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement