jURAU.CO.”Shirotol Mustaqim” (الصراط المستقيم) adalah frasa dalam bahasa Arab yang berarti “jalan yang lurus”. Dalam konteks agama Islam, khususnya dalam Al-Fatihah ayat 6, frasa ini merujuk pada jalan yang benar dan lurus. Yang mengantarkan pada keridhaan Allah SWT. (Yaitu) jalan orang-orang yang Allah beri nikmat, bukan jalan orang-orang yang Allah murkai atau sesatkan.
“Shirotol Mustaqim”
Jalan yang Lurus:
Secara harfiah, “Shirotol Mustaqim” berarti “jalan yang lurus” atau jalan yang benar. Allah menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai Shirotol Mustaqim, jalan yang harus diikuti.
Permohonan dalam Al-Fatihah:
Permohonan “Shirotol mustaqim” dalam Al-Fatihah (Ayat 6) adalah doa “Tunjukilah kami jalan yang lurus”. Allah mengajarkan kita memohon hidayah kepada-Nya, agar kita berada di jalan yang benar, lurus, tanpa penyimpangan, dan mengikuti jalan para nabi serta orang beriman yang diridhai-Nya.
Petunjuk Allah:
Ayat ini adalah permohonan agar Allah membimbing umat Muslim ke jalan yang benar, yang merupakan jalan para nabi, orang-orang sholeh, dan para syuhada. Umat Muslim memohon Shiratul Mustaqim untuk menuntun mereka agar memeluk dan mengikuti ajaran Islam secara menyeluruh serta meninggalkan semua ajaran yang menyimpang.
Jalan Menuju Keselamatan:
Jalan yang lurus ini adalah jalan yang mengantarkan pada keselamatan di dunia dan akhirat. Setiap manusia akan bisa melihat seluruh amal ibadah dan dosanya. Hanya mereka yang memiliki bekal amal saleh yang dapat melewati jembatan ini dengan selamat.
Bukan Jalan yang Sesat:
Allah tidak memurkai orang-orang sesat itu, dan jalan orang-orang yang sesat (dholliin) berbeda dengan jalan yang lurus ini. Ayat ini secara tegas menyatakan bahwa Shiratal Mustaqim bukan jalan orang yang sesat. Beberapa tafsir menyatakan bahwa orang yang sesat adalah mereka yang enggan beriman dan mengikuti petunjuk, merujuk pada kelompok Nasrani yang tidak mengamalkan kebenaran.
Jembatan di Akhirat:
Umat Muslim meyakini Shirotol Mustaqim adalah jembatan yang harus dilewati semua manusia di akhirat sebagai ujian terakhir menuju surga atau neraka, yang keamanannya bergantung pada amal perbuatan mereka. Nantinya, Allah SWT membentangkan jembatan Shiratal Mustaqim di atas neraka Jahannam, yang akan dilalui setiap manusia untuk menuju surga di hari akhir. Selain itu, jembatan ini digambarkan sangat halus seperti rambut dan tajam seperti pedang. Dan keberhasilan melewatinya bergantung pada amal dan keimanan seseorang.
Jembatan Shirotol Mustaqim adalah ujian penentu nasib seseorang, apakah akan meraih kebahagiaan di surga atau kehancuran di neraka. Jembatan ini juga merupakan rahmat bagi orang beriman. Karena akan membawanya ke surga, dan azab bagi orang kafir yang tidak mampu melewatinya. Dengan demikian, memahami dan mengamalkan “Shirotol Mustaqim” adalah kunci untuk mendapatkan petunjuk Allah dan meraih keselamatan dunia dan akhirat.
“5 Amalan Mempermudah Melewati Jembatan Shirotol Mustaqim”
Menjaga shalat lima waktu dengan istiqamah mempermudah kita melewati Jembatan Shirotol Mustaqim.” atau “Kita bisa mempermudah melewati Jembatan Shirotol Mustaqim dengan menjaga shalat lima waktu secara istiqamah. Kemudian taubat nasuha yang tulus kepada Allah SWT, menuntut ilmu hingga menjadi orang yang ‘alim. Selanjutnya banyak berbuat baik dan sedekah, serta menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat.
Beberapa amalan yang dapat membantu:
- Menjaga Shalat Lima Waktu dan Berjalan ke Masjid dalam Kegelapan: Shalat adalah ibadah yang mencegah perbuatan keji dan mungkar. Melangkahkan kaki ke masjid di tengah kegelapan untuk menunaikan shalat menunjukkan ketaatan yang akan menjadi bekal melewati Shiratal Mustaqim.
- Taubat Nasuha: Melakukan taubat yang sungguh-sungguh, tulus, dan tidak mengulangi kesalahan dapat memberikan kesempurnaan sinar yang membantu menyeberangi jembatan tersebut.
- Menuntut Ilmu dan Menjadi Orang ‘Alim: Orang-orang yang ‘alim atau memiliki ilmu akan melewati Shirath dengan cepat, seperti angin yang bertiup kencang.
- Berbuat Baik dan Bersedekah: Banyak berbuat baik dan bersedekah, khususnya dengan harta, akan menjadi cahaya yang membantu seseorang menyeberangi Shirath, karena cahaya ini merupakan gambaran dari amal perbuatan seseorang.
- Menghindari Dosa dan Maksiat: Orang-orang melewati Jembatan Shirotol Mustaqim yang setipis rambut terbelah tujuh untuk menghindari dosa dan maksiat, sementara jembatan itu sendiri menyingkap dosa dan kebaikan mereka. Oleh karena itu, penting untuk menjaga diri dari perbuatan dosa agar tidak terjatuh ke neraka.
(Budi: mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
