SURAU.CO — Ada pesona tersendiri pada sosok yang teratur, bersih, dan penuh tata krama. Dalam Akhlaq lil Banat Juz 1, Umar bin Ahmad Baraja menampilkan Aisyah sebagai gambaran anak perempuan yang disiplin tanpa harus diperintah, menjaga kehormatan rumah, dan menghadirkan suasana yang menenangkan bagi keluarganya.
Umar bin Ahmad Baraja adalah ulama abad ke-20 yang menaruh perhatian besar pada pendidikan akhlak generasi muda, khususnya santri dan siswi madrasah. Akhlaq lil Banat ia tulis sebagai panduan praktis membentuk karakter muslimah yang santun, disiplin, dan penuh adab. Dalam khazanah pendidikan Islam, kitab ini menjadi rujukan penting karena memadukan kisah teladan dan ajaran praktis yang relevan sepanjang masa.
1. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Diri
Aisyah memulai hari dengan mandi setiap pagi dan sore, tanpa perlu diingatkan siapa pun. Ia tidak berlama-lama di kolam, karena sadar bahwa hal itu bertentangan dengan adab dan berisiko bagi kesehatan. Umar bin Ahmad Baraja menulis:
“تَغْتَسِلُ كُلَّ صَبَاحٍ وَمَسَاءٍ دُونَ أَنْ يَأْمُرَهَا أَحَدٌ”
“Ia mandi setiap pagi dan sore tanpa diperintah oleh siapa pun.”
Kebersihan ini mencerminkan kesadaran diri, bukan sekadar ketaatan. Ia menjaga pakaian dan kitab-kitabnya tetap bersih dan teratur di tempat khusus. Bahkan, ketika ingin membuang riak, ia melakukannya di sapu tangan, bukan di baju atau dinding.
2. Disiplin Waktu dan Ketaatan Ibadah
Aisyah tidur lebih awal dan bangun pagi. Setelah mandi dengan sabun, ia berwudhu lalu menunaikan shalat subuh berjamaah bersama keluarga. Setelah itu, ia bersalaman dengan orang tua dan saudara-saudaranya, lalu mengulang materi pelajaran sebelum sarapan dan berangkat ke sekolah.
Salah satu adabnya yang indah, setiap sore ia berjabat tangan dengan seluruh anggota keluarga. Ia tidak masuk ke kamar siapa pun tanpa izin. Aisyah juga tidak duduk santai atau bercanda berlebihan dengan para pelayan, serta tidak pernah menceritakan urusan rumah kepada orang luar.
Dalam ibadah, Aisyah tidak pernah meninggalkan shalat atau menunda waktunya. Ia pun selalu mendengarkan nasihat orang tuanya.
3. Menjaga Keharmonisan dan Kerahasiaan Rumah
Adab Aisyah bukan hanya soal kebersihan dan ibadah, tetapi juga menjaga keharmonisan rumah. Ia paham bahwa membocorkan urusan keluarga dapat menimbulkan masalah. Karena itu, ia memilih diam jika suatu hal tidak perlu diketahui orang lain.
Umar bin Ahmad Baraja memberi gambaran bahwa adab seperti ini membuat Aisyah dicintai semua anggota keluarganya. Keridhaan orang tua dan suasana rumah yang bahagia adalah buah dari akhlak yang konsisten.
Hikmah untuk Zaman Kini
Kisah Aisyah mengajarkan bahwa tata krama di rumah adalah fondasi akhlak di luar rumah. Disiplin kebersihan, ketaatan ibadah, dan menjaga rahasia keluarga adalah bekal yang akan membentuk karakter mulia sepanjang hidup.
Mari kita bertanya pada diri sendiri: apakah kita telah menghadirkan adab dan ketertiban yang menyejukkan di rumah? Umar bin Ahmad Baraja seakan berpesan, “Keharmonisan rumah lahir dari hati yang bersih dan akhlak yang terjaga.”
اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِالْأَدَبِ وَالطَّاعَةِ، وَارْزُقْنَا رِضَا وَالِدَيْنَا، وَاجْعَلْ بُيُوتَنَا مَصَادِرَ سَكِينَةٍ وَرَحْمَةٍ. آمِين.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
