SURAU.CO. Sungkeman adalah tradisi budaya Indonesia, khususnya Jawa, yang melibatkan permohonan maaf dan ungkapan rasa hormat, terutama kepada orang tua atau yang lebih tua, sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang. Sungkeman adalah cara untuk menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang kepada orang tua atau yang lebih tua, mengakui peran mereka dalam kehidupan. Sikap bersimpuh dalam sungkeman melambangkan kerendahan hati dan kesadaran akan keterbatasan diri, serta penghormatan kepada orang lain. Prosesi sungkeman memperkuat hubungan antar anggota keluarga, terutama antara anak dan orang tua.
Sungkeman merupakan tradisi budaya Indonesia, khususnya di kalangan masyarakat Jawa, yang merupakan wujud penghormatan dan bakti kepada orang yang lebih tua, terutama orang tua. Tradisi ini sering dilakukan saat momen-momen penting seperti Lebaran (Idul Fitri) dan pernikahan. Sungkeman tidak hanya sekadar formalitas, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang silaturahmi, permohonan maaf, dan doa restu.
Pengantin melakukan sungkeman kepada orang tua sebagai bentuk permohonan maaf dan restu untuk memulai hidup baru. Keluarga dan kerabat saling memaafkan melalui sungkeman saat Lebaran. Upacara adat lain juga menggunakan sungkeman sebagai bentuk penghormatan dan permohonan maaf. Masyarakat memaknai sungkeman sebagai upaya untuk membersihkan diri dari kesalahan dan memulai lembaran baru.
Makna dan Filosofi Sungkeman
Penghormatan dan Bakti:
Sungkeman merupakan cara untuk menunjukkan rasa hormat dan bakti kepada orang tua atau yang lebih tua, mengakui jasa-jasa mereka dalam membesarkan dan membimbing.
Permohonan Maaf:
Seseorang memohon maaf atas segala kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak, yang telah dilakukan selama setahun terakhir saat sungkeman.
Doa Restu:
Seseorang memohon doa restu dari orang tua atau yang lebih tua melalui sungkeman untuk mendapatkan keberkahan dan perlindungan dalam hidup.
Mempererat Silaturahmi:
Memperkuat hubungan kekeluargaan dan silaturahmi, menjadi momen untuk saling memaafkan dan mempererat tali persaudaraan.
Sungkeman dalam Perspektif Islam:
Seseorang melakukan sungkeman sebagai tradisi meminta maaf dan restu dari yang lebih tua. Bahkan, tradisi ini dianggap sebagai sarana untuk mempererat silaturahmi dan mendapatkan keberkahan. Pelaksanaan sungkeman yang tidak menyerupai ibadah kepada selain Allah, seperti sujud atau rukuk, diperbolehkan. Sungkeman, sebagai bentuk penghormatan dan permintaan maaf, tidak dilarang dalam Islam.
Sungkeman memiliki makna mendalam dalam memperbaiki hubungan antar sesama, terutama dalam konteks keluarga. Ini adalah momen untuk saling memaafkan dan mempererat tali persaudaraan. Sungkeman merupakan wujud nyata dari berbakti kepada orang tua, karena keridhaan Allah seringkali tergantung pada keridhaan orang tua.
Meskipun berasal dari budaya Jawa, sungkeman memiliki makna yang selaras dengan nilai-nilai Islam, terutama dalam hal menghormati orang tua dan menjaga silaturahmi. Islam sangat menganjurkan untuk berbakti kepada orang tua dan menjalin hubungan baik dengan sesama. Sungkeman bisa menjadi sarana untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut. Selama tidak mengandung unsur yang dilarang agama, tradisi sungkeman tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Pentingnya Melestarikan Sungkeman
Sungkeman adalah warisan budaya yang berharga, yang mengajarkan nilai-nilai luhur tentang hormat, bakti, dan kasih sayang. Melestarikan sungkeman berarti menjaga keberlangsungan budaya dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Di tengah arus globalisasi, sungkeman tetap menjadi pengingat akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan keluarga dan menghargai orang tua.
Sungkeman adalah tradisi yang kaya makna dan filosofi, menjadi sarana untuk mempererat silaturahmi, memohon maaf, dan mendapatkan doa restu. Sungkeman bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang mengajarkan tentang pentingnya rasa hormat, kasih sayang, dan kerendahan hati dalam kehidupan bermasyarakat.
Masyarakat Jawa tetap melestarikan tradisi sungkeman sebagai warisan budaya yang berharga meskipun zaman terus berubah. Sungkeman mengajarkan nilai-nilai penting seperti kerendahan hati, rasa hormat, dan pentingnya menjaga hubungan baik dalam keluarga. Sungkeman adalah tradisi yang baik dan bermanfaat, selama pelaksanaannya tidak melanggar syariat Islam. Tradisi ini dapat menjadi sarana untuk mempererat hubungan, meminta maaf, dan mendapatkan keberkahan dari orang tua dan sesepuh.
(Budi: mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
