Pendidikan
Beranda » Berita » Sopan Santun Anak Terhadap Pelayannya dalam Akhlaq lil Banin Juz 1 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Sopan Santun Anak Terhadap Pelayannya dalam Akhlaq lil Banin Juz 1 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Sopam Santiun Anak
Sebuah Kitab "Akhlakul Lil Banin

SURAU.CO – Banyak orang mengira bahwa ukuran akhlak hanya terlihat saat kita berbicara dengan guru, orang tua, atau sahabat. Padahal, salah satu ujian sejati budi pekerti justru terlihat dari cara kita memperlakukan orang yang bekerja membantu kita di rumah. Kitab Akhlaq lil Banin karya Umar bin Ahmad Baraja, yang diajarkan di banyak madrasah dan pesantren, memberikan panduan rinci tentang adab anak terhadap pelayan panduan yang tetap relevan di tengah kehidupan modern.

Umar bin Ahmad Baraja adalah ulama Hadramaut abad ke-20 yang dikenal sebagai pendidik akhlak generasi muda. Akhlaq lil Banin disusunnya sebagai buku panduan budi pekerti Islam untuk anak-anak, dengan bahasa yang sederhana namun sarat makna. Kitab ini menjadi rujukan di banyak sekolah Islam, madrasah, dan pesantren karena mengajarkan nilai sopan santun sejak usia dini, termasuk kepada pelayan rumah tangga hal yang sering diabaikan pendidikan modern.

1. Menghargai Kerja Pelayan

Dalam kitabnya, Umar bin Ahmad Baraja menulis:

الْخَادِمُ هُوَ الَّذِي يَعْمَلُ فِي بَيْتِكَ، وَيُرَتِّبُ أَثَاثَهُ، وَيُنَظِّفُ سَاحَتَهُ، وَيَكْنُسُ أَرْضَهُ. أَبُوكَ يَأْمُرُهُ فِي حَاجَاتِهِ، وَكَذَلِكَ الْخَادِمَةُ تَطْبُخُ طَعَامَكَ، وَتَغْسِلُ ثِيَابَكَ، وَتُسَاعِدُ أُمَّكَ فِي أَعْمَالِهَا، وَتَذْهَبُ إِلَى السُّوقِ كُلَّ يَوْمٍ.

“Pelayanmulah yang bekerja di rumahmu, mengatur perabot, membersihkan halaman, dan menyapu lantai. Ayahmu memintanya membantu dalam kebutuhannya. Begitu pula pelayan perempuanmu dia memasak makananmu, mencuci pakaianmu, membantu ibumu dalam pekerjaannya, dan pergi ke pasar setiap hari.”

Generasi Sandwich dan Birrul Walidain: Mengurai Dilema dengan Solusi Langit

Pesan ini menegaskan bahwa pelayan adalah bagian dari roda kehidupan rumah tangga. Menghargai pekerjaannya berarti mengakui jerih payah yang membuat rumah kita tertata rapi dan nyaman.

2. Berbicara dengan Lemah Lembut

Umar Bin Ahmad Baraja menekankan:

فَاجِبٌ عَلَيْكَ أَنْ تَسْتَعْمِلَ مَعَهُمُ الْأَخْلَاقَ الْحَسَنَةَ، وَإِذَا أَمَرْتَهُمْ بِشَيْءٍ فَكَلِّمْهُمْ بِلُطْفٍ، وَلَا تُؤْذِهِمْ أَوْ تَتَكَبَّرْ عَلَيْهِمْ.

“Maka wajiblah engkau berakhlak baik terhadap pelayan laki-laki dan perempuan. Jika menyuruh sesuatu, berbicaralah dengan lembut dan jangan mengganggu atau bersikap sombong.”

Di era sekarang, perintah ini selaras dengan konsep respect in communication menggunakan nada suara yang tidak merendahkan meskipun kita berada dalam posisi meminta. Baraja juga mengingatkan, jika pelayan bersalah, jangan membentak. Ingatkan dengan lembut dan maafkan. Bahkan jika kita yang bersalah, kita harus mengakui kesalahan tanpa menyalahkan pelayan.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

3. Menahan Amarah dan Menghindari Kekerasan

Kadang pelayan terlambat merespons panggilan. Umar Bin Ahmad Baraja memberi nasihat:

“Jika engkau memanggilnya dan ia tidak segera menjawab, jangan marah mungkin ia tidak mendengar. Jika ia berlambat melakukan tugas, jangan terburu-buru menegur mungkin ia berhalangan.”

Beliau memperingatkan keras,  jangan memukul, memaki, atau meludahi pelayan, karena itu perbuatan anak yang buruk akhlaknya dan akan dibenci semua orang. Di zaman modern, ini berarti menolak segala bentuk kekerasan verbal maupun fisik di rumah tangga.

4. Menjaga Batas Pergaulan

Umar Bin Ahmad Baraja juga menulis:

“Jangan duduk bersama pelayan dan jangan berbicara dengannya kecuali seperlunya. Jangan bergurau dengannya agar ia tidak berani kepadamu atau engkau mendengar perkataan yang tidak pantas.”

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

Pada Akhirnya nasihat ini bertujuan menjaga wibawa dan batas profesional, agar hubungan tetap dalam koridor yang sehat. Dalam konteks hari ini, ini bisa dimaknai sebagai menjaga batas interaksi di tempat kerja untuk menghindari masalah sosial atau etika.

Hikmah untuk Zaman Sekarang

Adab terhadap pelayan adalah cermin akhlak sejati. Menghormati mereka berarti menjaga martabat diri sendiri, karena Islam mengajarkan bahwa semua manusia sama di hadapan Allah, yang membedakan hanyalah takwa.

maka dari itu mari kita tanyakan pada hati sudahkah kita memanggil dengan sopan, memaafkan kesalahan, dan menghargai jerih payah mereka yang bekerja membantu kita?

Semoga Allah menjadikan kita pribadi yang penuh hormat dan kasih kepada semua hamba-Nya, tanpa memandang status atau kedudukan.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement