IBADAH SEBAGAI KEBIASAAN: KUNCI SUKSES DAN KEPASTIAN HIDUP.
Di tengah derasnya arus modernitas dan tuntutan hidup yang semakin kompleks, sering kali kita terjebak dalam rutinitas duniawi yang menjauhkan hati dari ketenangan. Namun, sebuah kalimat sederhana yang tertulis pada sebuah gelas plastik bening berbunyi: “Ketika IBADAH menjadi KEBIASAAN, maka SUKSES menjadi KEPASTIAN.”
Kalimat ini bukan sekadar hiasan, tetapi sebuah pengingat yang menyentuh relung hati terdalam, sekaligus menawarkan rahasia kebahagiaan sejati yang sering terlupakan: menjadikan ibadah sebagai bagian dari keseharian kita.
Ibadah: Bukan Sekadar Ritual, Tapi Gaya Hidup
Seringkali kita memaknai ibadah hanya sebatas shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, atau menunaikan zakat dan haji. Padahal dalam Islam, ibadah memiliki cakupan yang sangat luas. Ibadah mencakup setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan niat karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan tersenyum kepada sesama, menyingkirkan duri dari jalan, hingga bekerja mencari nafkah untuk keluarga pun bisa bernilai ibadah.
Artinya, ketika ibadah dijadikan sebagai kebiasaan hidup—bukan hanya rutinitas formal—maka setiap detik hidup menjadi bernilai. Kita tidak lagi membagi waktu antara dunia dan akhirat, karena seluruh waktu yang kita jalani adalah bentuk penghambaan kepada Allah.
Mengapa Ibadah Harus Menjadi Kebiasaan?
Kebiasaan adalah sesuatu yang dilakukan secara konsisten dan berulang-ulang hingga menjadi bagian dari diri kita. Seperti halnya seseorang yang terbiasa bangun pagi, tubuhnya akan secara otomatis terjaga meski tanpa alarm. Begitu pula dengan ibadah. Ketika ibadah dilakukan secara istiqamah, maka hati dan tubuh akan terbiasa untuk tunduk kepada Allah tanpa harus disuruh-suruh.
Allah Ta’ala berfirman:
> “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132)
Ayat ini menunjukkan bahwa konsistensi dalam ibadah tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga mendatangkan keberkahan rezeki dan akhir yang baik (husnul khatimah). Maka wajar jika seseorang yang menjadikan ibadah sebagai kebiasaan hidup, kehidupannya akan dipenuhi kepastian dan ketenangan.
Sukses dalam Pandangan Islam: Ketika kita berbicara tentang “sukses”, apa yang pertama terlintas di benak? Jabatan tinggi, kekayaan melimpah, rumah megah, atau popularitas? Dalam Islam, sukses sejati bukanlah semata-mata pencapaian duniawi. Sukses adalah ridha Allah, yaitu ketika hidup dan mati kita diterima di sisi-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:
> “Barang siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah memperoleh kemenangan.” (QS. Ali Imran: 185)
Dari ayat ini, jelas bahwa sukses sejati adalah keselamatan di akhirat. Namun Islam tidak melarang umatnya untuk sukses di dunia. Justru Islam mendorong umatnya untuk menjadi pribadi yang unggul dan sukses dalam semua aspek kehidupan, dengan syarat bahwa kesuksesan dunia tidak menggeser prioritas ibadah.
Ibadah Melahirkan Disiplin dan Produktivitas
Jika kita telaah lebih dalam, ibadah dalam Islam sebenarnya telah mengajarkan banyak nilai-nilai produktivitas. Misalnya:
Shalat lima waktu melatih kedisiplinan waktu.
Puasa Ramadan melatih kesabaran dan kontrol diri.
Zakat dan sedekah menumbuhkan empati dan kepedulian sosial.
Haji mengajarkan keteguhan, kemandirian, dan pengorbanan.
Orang yang terbiasa ibadah, maka kehidupannya akan terstruktur, fokus, dan penuh makna. Ia tidak mudah terbawa arus kesia-siaan, karena hatinya senantiasa terhubung kepada Allah. Ia pun lebih mudah mencapai kesuksesan karena hidupnya memiliki arah dan tujuan yang jelas.
Kepastian: Buah dari Keyakinan dan Amal Shalih. Dalam dunia yang serba tidak pasti ekonomi yang tak stabil, penyakit yang mengancam, konflik yang tak kunjung usai manusia membutuhkan sesuatu yang pasti dan dapat diandalkan. Islam menawarkan “kepastian” itu melalui jalan iman dan amal shalih.
Ketika ibadah menjadi kebiasaan, maka seseorang akan merasa tenang dan yakin bahwa Allah-lah sebaik-baik pengatur hidupnya. Ia tidak mudah galau oleh perubahan dunia, karena ia menggantungkan harapan hanya kepada Allah. Kepastian yang ia dapat bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga ketenangan batin dan kelapangan jiwa.
Contoh Nyata: Orang-Orang yang Hidupnya Berkah karena Ibadah
Coba perhatikan kehidupan para ulama, para dai, atau orang-orang saleh yang kita kenal. Meskipun hidup mereka mungkin sederhana, namun mereka tampak bahagia, tenang, dan penuh keberkahan. Itu karena mereka telah menjadikan ibadah sebagai napas hidup mereka.
Bahkan dalam dunia profesional, banyak tokoh sukses yang mengaitkan keberhasilannya dengan kedisiplinan spiritual mereka menjaga shalat tepat waktu, memulai aktivitas dengan doa, dan menyucikan harta dengan zakat atau sedekah.
Langkah-Langkah Menjadikan Ibadah Sebagai Kebiasaan
1. Niat yang Tulus Mulailah dengan niat karena Allah, bukan karena ingin dilihat orang lain. Ketulusan akan memudahkan kita untuk konsisten.
2. Buat Jadwal Harian Tentukan waktu-waktu khusus untuk ibadah sunnah di luar yang wajib, seperti dhuha, tahajud, atau tilawah Qur’an.
3. Mulai dari yang Ringan Jangan langsung memaksakan diri. Mulailah dari ibadah ringan tapi konsisten, seperti sedekah harian, dzikir pagi-petang, dll.
4. Lingkungan yang Mendukung Dekatkan diri dengan komunitas atau teman yang juga rajin ibadah. Suasana positif akan membantu kita istiqamah.
5. Evaluasi dan Perbaikan Luangkan waktu setiap pekan untuk mengevaluasi ibadah kita. Mana yang perlu diperbaiki, mana yang bisa ditingkatkan.
Penutup: Jadikan Hidupmu Sebuah Ibadah
Hidup yang singkat ini terlalu berharga jika hanya dihabiskan untuk mengejar dunia tanpa arah. Jadikanlah setiap detik hidupmu sebagai ibadah dari bangun tidur hingga tidur kembali dan rasakan bagaimana Allah akan menuntun langkah-langkahmu menuju sukses sejati.
Ketika ibadah menjadi kebiasaan, maka sukses bukan lagi impian, melainkan kepastian.
Dan di saat dunia berlari tanpa arah, orang-orang yang menjadikan ibadah sebagai kompas hidupnya akan tetap melaju dengan tenang menuju surga-Nya.
Refleksi Diri Hari Ini: Sudahkah aku menjadikan ibadah sebagai kebiasaan dalam hidupku? Sudahkah aku menata ulang niat agar seluruh aktivitas harianku bernilai di sisi Allah? Jika belum, hari ini adalah saat yang tepat untuk memulai. (Tengku Rahadatul Aisy Alhafizah)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.