SURAU.CO.Surga dan neraka adalah dua konsep penting dalam agama Islam yang menggambarkan tempat akhir kehidupan manusia setelah kematian. Dimana “Surga” dalam bahasa Indonesia, dan “Al-Jannah” dalam bahasa Arab, merujuk pada tempat yang dijanjikan Allah SWT kepada orang-orang beriman dan beramal saleh sebagai balasan atas perbuatan baik mereka di dunia. Digambarkan sebagai tempat yang penuh dengan keindahan, kenikmatan, dan kebahagiaan yang tak terbayangkan oleh manusia. Adalah tempat yang kekal dan abadi, berbeda dengan kehidupan dunia yang fana.
Selanjutnya tempat ini adalah imbalan bagi orang-orang yang beriman, bertakwa, dan beramal saleh. Surga menawarkan berbagai macam kenikmatan, seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan pasangan, yang jauh lebih indah dan sempurna dari apa yang ada di dunia. Puncak kenikmatan surga adalah dapat melihat Allah SWT, sesuai dengan kehendak para penghuninya. Al-Quran menyebutkan beberapa nama surga, di antaranya: Firdaus, ‘Adn, Na’im, Ma’wa, Darussalam, Darul Muqamah, Maqamul Amin, dan Khuldi.
Dalam bahasa Arab, neraka memiliki beberapa nama, yang paling umum adalah Jahannam (جهنم) dan An-Naar (النار). An-Naar (Arab: النار) ini secara harfiah berarti “api”. Ada beberapa nama neraka dalam Islam, seperti Jahanam, Lazah, Sa’ir, Huthamah, Saqar, Jahim, dan Hawiyah. Setiap nama neraka memiliki karakteristik dan tingkatan siksaan yang berbeda.
Sebuah Perjalanan Menuju Pilihan Abadi
“Sebuah Perjalanan Menuju Pilihan Abadi” mengacu pada perjalanan hidup manusia menuju akhirat, yang merupakan kehidupan yang kekal, dan pilihan yang akan menentukan nasib akhir di akhirat. Kehidupan dunia hanyalah persinggahan sementara, ladang tempat manusia mengumpulkan bekal untuk kehidupan akhirat. Akhirat adalah tempat tujuan akhir, di mana manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama di dunia dan mendapatkan balasan yang kekal, baik surga maupun neraka. Manusia perlu mempersiapkan diri dengan amal shalih selama di dunia sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan akhirat.
Surah Al-Waqi’ah dalam Al-Quran mengingatkan tentang adanya dua pilihan di akhirat: orang yang bahagia (Ashabul Yamin) dan orang yang sengsara (Ashabul Syimal). Banyak ayat Al-Quran yang mengingatkan manusia untuk tidak terlena dengan kehidupan dunia dan selalu mempersiapkan diri untuk akhirat.
Surat Al-An’am Ayat 153
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Arab-Latin: Wa anna hāżā ṣirāṭī mustaqīman fattabi’ụh, wa lā tattabi’us-subula fa tafarraqa bikum ‘an sabīlih, żālikum waṣṣākum bihī la’allakum tattaqụn
Artinya: Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
Surat Al-A’la Ayat 17
وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ
Arab-Latin: Wal-ākhiratu khairuw wa abqā
Artinya: Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
Surat Al-Mu’minun Ayat 114
قَٰلَ إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ لَّوْ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Arab-Latin: Qāla il labiṡtum illā qalīlal lau annakum kuntum ta’lamụn
Artinya: Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui”
Surat Az-Zumar Ayat 73
وَسِيقَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ رَبَّهُمْ إِلَى ٱلْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَٱدْخُلُوهَا خَٰلِدِينَ
Arab-Latin: Wa sīqallażīnattaqau rabbahum ilal-jannati zumarā, ḥattā iżā jā`ụhā wa futiḥat abwābuhā wa qāla lahum khazanatuhā salāmun ‘alaikum ṭibtum fadkhulụhā khālidīn
Artinya: Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”.
Surat Al-Anbiya Ayat 34
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ ٱلْخُلْدَ ۖ أَفَإِي۟ن مِّتَّ فَهُمُ ٱلْخَٰلِدُونَ
Arab-Latin: Wa mā ja’alnā libasyarim ming qablikal-khuld, a fā im mitta fa humul-khālidụn
Artinya: Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?
Surat Al-Anbiya Ayat 35
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Arab-Latin: Kullu nafsin żā`iqatul-maụt, wa nablụkum bisy-syarri wal-khairi fitnah, wa ilainā turja’ụn
Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
Surat Al-Hadid Ayat 20
ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمًا ۖ وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٌ ۚ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
Arab-Latin: I’lamū annamal-ḥayātud-dun-yā la’ibuw wa lahwuw wa zīnatuw wa tafākhurum bainakum wa takāṡurun fil-amwāli wal-aulād, kamaṡali gaiṡin a’jabal-kuffāra nabātuhụ ṡumma yahīju fa tarāhu muṣfarran ṡumma yakụnu huṭāmā, wa fil-ākhirati ‘ażābun syadīduw wa magfiratum minallāhi wa riḍwān, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā’ul-gurụr
Artinya: Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Surat Al-‘Ankabut Ayat 57
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Arab-Latin: Kullu nafsin żā`iqatul-maụt, ṡumma ilainā turja’ụn
Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.
Tujuan “Perjalanan Menuju Pilihan Abadi
Tujuan “Perjalanan Menuju Pilihan Abadi” adalah untuk mencapai kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat, dengan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati melalui amal saleh dan ketaqwaan. Perjalanan ini melibatkan usaha untuk memperbaiki diri, meningkatkan ibadah, dan menjauhi perbuatan dosa, dengan kesadaran bahwa dunia adalah tempat persinggahan sementara. Perjalanan ini menekankan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan tujuan akhir adalah kehidupan di akhirat, tempat pembalasan amal perbuatan. Bekal yang paling penting dalam perjalanan ini adalah amal saleh, ketaqwaan, dan kesabaran, yang akan membawa seseorang pada kebahagiaan di akhirat.
Perjalanan ini juga menekankan pentingnya taubat, introspeksi diri, dan menjauhi perbuatan dosa agar dapat meraih ridha Allah. Kesadaran bahwa dunia adalah tempat persinggahan sementara membantu seseorang untuk tidak terlalu terikat pada kesenangan duniawi dan lebih fokus pada persiapan akhirat. Tawakal kepada Allah dan rasa syukur atas segala nikmat-Nya adalah bagian penting dari perjalanan ini, yang akan membawa ketenangan hati dan kebahagiaan.
(Budi: mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
