Khazanah
Beranda » Berita » Warna Sayap yang Tak Terlihat: Merenungi Keindahan Diri dalam Pandangan Sang Pencipta

Warna Sayap yang Tak Terlihat: Merenungi Keindahan Diri dalam Pandangan Sang Pencipta

Warna Sayap yang Tak Terlihat: Merenungi Keindahan Diri dalam Pandangan Sang Pencipta

Warna Sayap yang Tak Terlihat: Merenungi Keindahan Diri dalam Pandangan Sang Pencipta.

 

Pernahkah kita merenung sejenak di tengah hiruk-pikuk kehidupan, menanyakan kepada diri sendiri: “Apa yang paling indah dari diriku?” Mungkin kita pernah merasa tidak berharga, merasa biasa saja, atau bahkan tidak menyadari bahwa dalam diri kita tersembunyi sesuatu yang luar biasa.

Gambar seekor kupu-kupu yang hinggap di atas bunga, dengan latar yang menenangkan, seakan membawa kita pada renungan mendalam: seekor kupu-kupu tidak pernah tahu betapa indah warna sayapnya, tetapi orang lain melihat dan terkagum-kagum olehnya.

Begitu pula dengan diri kita. Kita sering tidak menyadari potensi dan keindahan yang tersembunyi dalam diri sendiri. Kita lebih mudah melihat kelebihan orang lain, membandingkan diri dengan mereka, hingga akhirnya merasa kecil dan tidak berarti. Padahal, Allah ﷻ telah menciptakan setiap makhluk-Nya dengan keistimewaan masing-masing.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Kupu-Kupu: Lambang Transformasi dan Keindahan Tersembunyi

Kupu-kupu bukanlah makhluk yang sejak awal memiliki sayap yang indah. Ia memulai hidup sebagai seekor ulat, merayap di tanah dan dedaunan, bahkan mungkin dianggap menjijikkan bagi sebagian orang. Tapi di balik proses panjang—melewati fase kepompong dalam kesendirian dan kegelapan—ia keluar menjadi makhluk yang memesona.

Transformasi ini mengajarkan kita bahwa segala keindahan butuh proses. Keindahan tidak selalu tampak dari awal, dan seringkali hanya akan terlihat setelah melalui perjuangan, luka, kesabaran, dan pengorbanan.

Begitu pula manusia. Kita mungkin sedang berada dalam fase “ulat” atau “kepompong” dalam hidup—fase penuh tantangan dan pergumulan. Namun bukan berarti kita tidak memiliki keindahan. Bisa jadi, justru saat itulah Allah sedang memproses kita agar menjadi pribadi yang lebih kuat, matang, dan indah di waktu yang telah Dia tentukan.

Kita Tidak Melihat Sayap Kita Sendiri, Tapi Orang Lain Melihatnya

Seringkali kita buta terhadap potensi diri. Kita lebih fokus pada kekurangan, kegagalan, dan luka masa lalu. Padahal orang lain bisa saja melihat kita sebagai sosok yang kuat, bijaksana, dan menginspirasi.

Sebagaimana kupu-kupu tak bisa melihat sayapnya, kita pun kadang tak bisa melihat bakat dan kelebihan yang ada dalam diri sendiri. Namun orang-orang di sekitar kita,teman, keluarga, bahkan orang asing, bisa saja melihat pancaran keindahan itu. Entah lewat tutur kata kita yang menenangkan, sikap kita yang tulus, atau kesabaran kita yang luar biasa.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Tapi yang terpenting: Allah melihat semuanya, bahkan yang tak tampak oleh mata manusia.

Allah Mengetahui Segala Keindahan Tersembunyi: “Namun Pencipta-Mu TETAP tahu dibalik keindahan tersembunyi, memiliki keistimewaan di mata-Nya.”

Kalimat ini menggetarkan hati. Di saat kita tak tahu betapa berharganya diri ini, Allah tahu. Di saat kita merasa tak mampu, Allah tahu potensi besar yang belum kita gali. Di saat kita merasa sendirian, Allah tahu jeritan hati yang tak terucap.

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk yang tersembunyi dalam hati dan jiwa kita. Dalam QS. Al-Mulk ayat 14, Allah berfirman:

> “Apakah (pencipta) yang menciptakan itu tidak mengetahui, sedangkan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al-Mulk: 14)

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Allah menciptakan kita bukan tanpa tujuan. Setiap jiwa memiliki peran. Setiap pribadi memiliki keistimewaan. Hanya saja, sering kali kita terlalu sibuk dengan dunia luar hingga lupa menyelami dunia dalam diri sendiri.

Jangan Remehkan Diri Sendiri

Ketika kita tidak bisa melihat potensi dalam diri sendiri, bukan berarti potensi itu tidak ada. Ketika kita merasa tidak cukup baik, bukan berarti Allah tidak melihat nilai kita. Kita hanya perlu kembali belajar menghargai diri, melihat diri sebagaimana Allah melihat kita: ciptaan-Nya yang mulia.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

> “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)

Yang Allah nilai adalah hati kita, ketulusan kita, usaha kita untuk menjadi lebih baik. Maka jangan pernah merasa tidak berharga hanya karena dunia tidak mengakui kita. Karena di mata Allah, bahkan setetes air mata karena takut kepada-Nya lebih berharga dari dunia seisinya.

Hargai Proses, Nikmati Perjalanan

Kupu-kupu tidak lahir dalam satu malam. Ia melalui perjalanan panjang yang mungkin menyakitkan. Tapi ia tidak pernah berhenti berproses.

Kita pun harus belajar menghargai setiap fase kehidupan. Ada kalanya kita jatuh, lelah, dan merasa gagal. Tapi selama kita terus berjalan, selama kita terus berikhtiar, maka Allah akan tunjukkan hasil terbaik.

Jangan buru-buru ingin menjadi “indah” di mata manusia. Fokuslah menjadi hamba yang indah di mata Allah.

Jadilah Cermin bagi Sesama: Kalau kupu-kupu tidak bisa melihat sayapnya sendiri, maka kita bisa menjadi cermin bagi sesama. Katakanlah hal baik kepada orang lain. Tunjukkan bahwa mereka berharga, bahwa mereka memiliki kelebihan.

Kadang satu pujian tulus, satu dukungan kecil, bisa menjadi cahaya dalam hidup seseorang yang sedang gelap. Jadilah penyemangat, bukan penghakim. Jadilah pengingat, bukan penyesat.

Penutup: Temukan Keindahanmu di Hadapan-Nya

Hidup ini bukan tentang menjadi sempurna di mata manusia. Tapi tentang menjadi tulus dan ikhlas di hadapan Allah. Meskipun kita tidak melihat warna sayap kita sendiri, jangan takut. Cukup terus terbang, terus bergerak, dan terus bertumbuh.

Karena Allah tahu.

Allah tahu warna-warna indah yang tersembunyi dalam dirimu. Allah tahu kekuatan yang tidak kau sadari. Allah tahu luka yang kau sembunyikan. Allah tahu air mata yang kau tahan dalam sujud malam.

Dan Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan makhluk-Nya.

> “Dan tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba-Nya.” (QS. Fushshilat: 46)

Maka tetaplah berjalan. Tetaplah bertumbuh. Tetaplah berdoa. Keindahanmu mungkin belum kau lihat hari ini, tapi Allah telah menyiapkan saat yang paling tepat untuk menampakkannya.

Sampai tiba waktu itu, tetaplah yakin… bahwa kamu istimewa, di mata-Nya. (Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement