Haji dan Umroh
Beranda » Berita » Kenapa Islam Mendorong Umatnya Kaya? Peluang Menuju Baitullah

Kenapa Islam Mendorong Umatnya Kaya? Peluang Menuju Baitullah

Gambar Sedang Melaksanakan Ibadah Haji
Gambar Sedang Melaksanakan Ibadah Haji

SURAU.CO-Kenapa Islam Mendorong Umatnya Kaya? Pertanyaan ini sering muncul ketika kita membahas hubungan antara harta dan ibadah. Alasannya bukan karena cinta dunia, tetapi karena kemampuan finansial memberi akses pada kewajiban dan kesempatan berhaji serta umroh. Kenapa Islam Mendorong Umatnya Kaya juga menegaskan bahwa rezeki adalah amanah. Kaya berarti cukup untuk menunaikan ibadah, membantu sesama, dan menanam kebaikan yang terus berlanjut.

Dalam Islam, mencari nafkah halal termasuk ibadah. Kaya bukan tujuan akhir—melainkan sarana untuk melaksanakan kewajiban seperti haji dan zakat. Banyak jamaah membuktikan keberhasilan berangkat ke Tanah Suci dengan cara sederhana: menabung lewat bank syariah, mengikuti arisan terstruktur, dan mengelola usaha mikro secara konsisten selama 3–10 tahun. Prinsip ini juga berlaku untuk keluarga: mereka memprioritaskan menabung, melunasi utang berbunga, dan menghindari gaya hidup boros.

Tiga strategi kunci bisa langsung dijalankan: (1) kelola niat dan anggaran — tetapkan target haji atau umroh lalu sisihkan persentase pendapatan; (2) jalankan usaha dan investasi halal — kembangkan bisnis kecil yang bertumbuh sesuai prinsip syariah; (3) bangun kolaborasi sosial — manfaatkan wakaf produktif, koperasi, atau gotong royong komunitas. Banyak desa berhasil menyelenggarakan arisan haji sambil memutar modal usaha bersama sehingga keberangkatan anggota terjadi lebih cepat daripada perkiraan awal.

Kaya & Kewajiban: Rezeki, Haji, dan Umroh

Kekayaan dalam Islam juga berarti kemampuan memberi. Zakat dan sedekah membersihkan harta sekaligus memperkuat hubungan sosial. Komunitas yang makmur mampu mengirim lebih banyak anggotanya ke Tanah Suci. Wakaf produktif berperan sebagai “mesin kebaikan” yang menghasilkan dana berkelanjutan untuk beasiswa haji, fasilitas ibadah, dan pelatihan wirausaha. Salah satu koperasi kampung, misalnya, memberi modal tanpa riba sambil mengajarkan manajemen usaha kepada anggotanya.

Rasulullah mencontohkan keseimbangan antara mencari nafkah dan memperbanyak amal. Kaya yang diridhai Allah adalah kaya yang bermanfaat. Konsep yang jarang diperhatikan adalah multiplier effect wakaf produktif: satu aset wakaf mampu mendanai ratusan keberangkatan haji tanpa mengurangi nilai pokoknya.

Prinsip Rezeki Halal dalam Sullam at-Taufiq: Menguak Fondasi Hidup yang Berkah

Langkah praktis: tetapkan target waktu (misalnya 5 tahun), pisahkan rekening khusus, bayarkan zakat tepat waktu, kembangkan usaha kecil dengan margin halal, dan ikuti program wakaf atau koperasi. Pengalaman para pengelola program membuktikan bahwa kombinasi menabung dan mengembangkan usaha menghasilkan kemajuan paling stabil.

Kesejahteraan Menuju Baitullah: Kaya, Investasi, dan Wakaf

Kesimpulannya, Islam mendorong umatnya kaya agar kemampuan ekonomi menjadi jembatan menuju Baitullah dan sarana memperluas kebaikan. Mulailah dari niat yang lurus, perencanaan matang, usaha halal, dan kontribusi sosial. Kekayaan yang terkelola baik akan memperbesar peluang umat Muslim menunaikan haji dan umroh.

Contoh nyata: kelompok arisan haji di kota mengalokasikan 60% tabungan untuk keberangkatan anggota dan memutar 40% sebagai modal usaha katering. Dalam lima tahun, beberapa anggota berangkat haji dan modal usaha berkembang menjadi sumber penghasilan tetap. Di daerah lain, yayasan wakaf produktif membangun kios usaha, lalu hasil sewanya mereka gunakan untuk beasiswa haji keluarga kurang mampu.

Menjadi kaya dalam Islam berarti memiliki kemampuan untuk beribadah dengan lebih leluasa, membantu sesama, dan membangun warisan kebaikan. Rezeki yang dikelola dengan benar akan memperluas manfaat, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk masyarakat sekitar. Kekayaan menjadi sarana yang memperkuat iman dan memperluas peluang menuju Baitullah.

Mulailah langkah hari ini, sekecil apa pun. Tetapkan niat, susun rencana, jalankan usaha halal, dan sisihkan untuk zakat serta wakaf. Dengan disiplin dan doa, jalan menuju haji atau umroh akan terbuka. Insya Allah, setiap usaha yang tulus akan membuahkan keberkahan. (Hen)

Mengupas Kitab Kopi dan Rokok Syaikh Ihsan Jampes


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement