SURAU.CO– Kitab Akhlaq lil Banin lahir dari pena Syaikh Umar bin Ahmad Baraja, ulama asal Hadhramaut yang hidup di abad ke-20. Beliau menggabungkan pengajaran agama dengan pembentukan karakter sehingga ajarannya mudah diikuti.
Beliau menulis kitab ini untuk santri, siswa madrasah, dan anak-anak muslim agar mereka belajar akhlak secara praktis. Menggunakan kisah teladan dan bahasa yang sederhana, kitab ini menjadi rujukan utama di banyak pesantren dan sekolah Islam di Indonesia.
1. Menghormati Kerabat sebagai Bentuk Syukur
Umar Baraja mengingatkan bahwa menghormati kerabat adalah tanda syukur kepada Allah. Ia menulis:
أَكْرِمْ أَقَارِبَكَ وَأَحْسِنْ إِلَيْهِمْ فَإِنَّ ذٰلِكَ يُقَرِّبُ الْمَحَبَّةَ وَيَزِيدُ فِي الْمَوَدَّةِ
“Muliakanlah kerabatmu dan berbuat baiklah kepada mereka, karena hal itu mendekatkan cinta dan menambah kasih sayang.”
Anak-anak dapat mempraktikkan nasihat ini dengan menyapa paman, membantu bibi, atau menengok sepupu yang sakit. Melalui sikap aktif tersebut, mereka belajar bahwa hubungan keluarga akan semakin kuat jika diiringi dengan hormat dan kepedulian.
2. Menjaga Silaturahmi meski Berbeda Karakter
Kerabat tidak selalu memiliki sifat yang sama. Sebagian periang, sebagian pendiam, bahkan ada yang sulit diajak bicara. Meski begitu, Umar Baraja menasihati agar kita tetap menjalin hubungan baik.
صِلْ مَنْ قَطَعَكَ، وَاعْفُ عَمَّنْ أَسَاءَ إِلَيْكَ
“Sambunglah hubungan dengan orang yang memutuskanmu, dan maafkanlah orang yang berbuat buruk kepadamu.”
Anak yang mempraktikkan ajaran ini akan tumbuh menjadi pribadi yang memandang perbedaan sebagai peluang untuk belajar sabar. Dengan begitu, ia mampu menjaga silaturahmi meskipun situasi tidak selalu nyaman.
3. Berbagi Kebaikan, Menguatkan Persaudaraan
Umar Baraja mengajarkan bahwa kebaikan yang dimiliki seseorang sebaiknya dimulai dari kerabat terdekat. Ia menulis:
إِذَا كَانَ لَدَيْكَ خَيْرٌ فَابْدَأْ بِأَقَارِبِكَ
“Jika engkau memiliki kebaikan, mulailah dari kerabatmu.”
Anak dapat belajar berbagi dengan membantu kerabat yang membutuhkan, ikut mempersiapkan acara keluarga, atau mendoakan kebaikan bagi mereka. Ketika anak terbiasa memberi, ia akan merasakan bahwa berbagi menguatkan ikatan keluarga dan menciptakan kebahagiaan bersama.
Kerabat adalah Aset Kehidupan
Sopan santun terhadap kerabat bukan sekadar kewajiban sosial, tetapi juga investasi moral dan spiritual. Anak yang tumbuh dengan adab ini akan menjadi penghubung kasih sayang di keluarganya.
Pertanyaannya:
Sudahkah kita menghubungi kerabat hari ini untuk sekadar menyapa, bukan hanya saat kita butuh bantuan?
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَاجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْمَوَدَّةِ وَالرَّحْمَةِ، وَبَارِكْ فِي أَعْمَارِنَا وَأُسَرِنَا. آمِينَ.
Ya Allah, satukan hati kami, jadikan kami termasuk orang-orang yang penuh cinta dan kasih sayang, serta berkahilah umur dan keluarga kami. Āmīn.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
