BELAJAR DULU, SUKSES BELAKANGAN: SEBUAH REFLEKSI DARI MINDSET ORANG BESAR.
“Orang sukses juga awalnya nggak punya skill, tapi mereka mau belajar.” – Mindset preneur
Kalimat singkat yang terpampang di dinding gedung ini menyimpan makna dalam. Ia bukan sekadar motivasi, tetapi cermin dari sebuah realitas yang kerap terlupakan: bahwa tidak ada orang yang langsung hebat sejak lahir. Setiap orang yang kini kita kagumi karena pencapaiannya, dulunya adalah pribadi biasa yang memulai dari titik nol. Mereka tidak langsung jago. Tidak langsung ahli. Tidak langsung sukses. Tapi mereka punya satu sikap penting: mau belajar.
Sukses Bukan Warisan, Tapi Perjuangan
Banyak orang salah paham mengira bahwa orang sukses adalah mereka yang memang sudah punya kelebihan sejak awal—baik dari segi kecerdasan, keberuntungan, atau koneksi keluarga. Padahal, dalam banyak kisah sukses, kita temukan bahwa mentalitas mau belajar jauh lebih penting daripada bakat bawaan.
Ambil contoh tokoh-tokoh seperti:
Jack Ma, pendiri Alibaba, yang berkali-kali ditolak kerja dan bahkan gagal masuk universitas favorit.
Colonel Sanders, pencipta KFC, yang memulai usahanya di usia tua setelah ditolak ratusan kali.
Thomas Alva Edison, penemu bola lampu, yang konon melakukan lebih dari 1000 eksperimen gagal sebelum berhasil.
Semua tokoh ini memulai perjalanan mereka tanpa “skill” yang sempurna. Namun, mereka memiliki satu kesamaan: tidak takut gagal, tidak malas belajar.
Mau Belajar Itu Kunci Utama
Orang sukses tahu bahwa kemampuan itu bukan bawaan lahir, melainkan hasil proses. Kemauan untuk terus belajar, memperbaiki diri, dan bertumbuh adalah katalisator dari perubahan besar dalam hidup.
Dalam Islam, semangat belajar sangat dihargai. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
> “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya belajar dalam pandangan Islam. Bahkan jalan menuju kesuksesan akhirat pun terbuka melalui proses pembelajaran.
Proses Gagal–Belajar–Bangkit
Mari kita lihat realitasnya: tidak ada proses belajar yang mulus tanpa hambatan. Bahkan seringkali, kegagalan justru menjadi guru terbaik. Orang-orang yang sukses adalah mereka yang mampu mengambil pelajaran dari kegagalan.
Alih-alih menyerah, mereka bertanya pada diri sendiri:
Apa yang bisa saya pelajari dari kegagalan ini?
Apa yang bisa saya perbaiki?
Bagaimana caranya saya bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya?
Inilah pola pikir (mindset) yang membedakan orang biasa dengan orang luar biasa.
Fixed Mindset vs Growth Mindset
Psikolog Carol Dweck membedakan dua jenis pola pikir: fixed mindset dan growth mindset.
Fixed mindset: percaya bahwa kemampuan adalah sesuatu yang tetap, tidak bisa diubah. Orang dengan mindset ini takut gagal karena menganggap kegagalan sebagai bukti bahwa mereka bodoh atau tidak berbakat.
Growth mindset: percaya bahwa kemampuan bisa dikembangkan melalui usaha dan pembelajaran. Orang dengan mindset ini melihat kegagalan sebagai peluang untuk tumbuh.
Quote dalam gambar tadi jelas mempromosikan growth mindset. Bahwa meskipun seseorang tidak punya kemampuan awal, itu bukan alasan untuk menyerah. Asalkan mau belajar, potensi sukses selalu terbuka.
Skill Itu Dibangun, Bukan Diberikan
Dalam dunia kerja, bisnis, bahkan dalam dunia dakwah dan pendidikan, keterampilan atau skill tidak datang dari langit. Ia dibentuk melalui:
1. Ketekunan
2. Pengulangan (repetisi)
3. Evaluasi dan perbaikan
4. Bimbingan dari mentor
5. Ketekadan untuk terus berkembang
Banyak orang gagal bukan karena tidak berbakat, tapi karena tidak sabar melalui proses.
Belajar Adalah Cermin Kerendahan Hati
“Mau belajar” juga mencerminkan kerendahan hati. Seseorang yang merasa sudah tahu semuanya tidak akan mencari ilmu baru. Sebaliknya, orang yang sadar akan keterbatasannya justru lebih terbuka untuk belajar, mendengarkan, dan berkembang.
Rasulullah ﷺ sendiri, walaupun telah mendapat wahyu langsung dari Allah, tetap berdoa:
> “Rabbi zidni ‘ilma” – “Ya Rabb, tambahkanlah aku ilmu.” (QS. Taha: 114)
Ini menjadi teladan bahwa bahkan seorang Rasul pun memohon tambahan ilmu, apalagi kita sebagai hamba biasa.
Belajar di Era Digital
Di zaman sekarang, alasan “nggak punya skill” makin tak relevan. Internet menyediakan ribuan video tutorial, kelas online, podcast, buku digital, dan komunitas belajar. Banyak yang bisa dipelajari secara mandiri, asalkan ada kemauan.
Mulai dari belajar desain grafis, menulis, berbisnis, sampai menghafal Al-Qur’an—semuanya tersedia dengan sangat mudah. Tinggal ada atau tidaknya kemauan.
Mau sukses? Maka kuncinya bukan “apa yang saya miliki sekarang”, tapi “apa yang siap saya pelajari ke depan”.
Dalam Konteks Kehidupan Muslim
Bagi seorang Muslim, belajar bukan hanya sarana sukses dunia, tapi juga bekal akhirat. Belajar agama, memperbaiki bacaan Al-Qur’an, memahami fikih, akidah, akhlak—semuanya merupakan bentuk “skill spiritual” yang juga harus dipelajari.
Sahabat-sahabat Nabi ﷺ, meskipun awalnya banyak yang buta huruf dan tidak punya ilmu, menjadi tokoh besar karena mau belajar dari Rasulullah ﷺ. Mereka tumbuh dari nol menjadi manusia-manusia pilihan karena mengutamakan ilmu di atas segalanya.
Langkah Nyata untuk Mulai Belajar
1. Tentukan skill yang ingin dikuasai – Fokus, jangan serakah ilmu.
2. Buat jadwal belajar rutin – Konsistensi mengalahkan intensitas sesaat.
3. Ikuti kelas atau cari mentor – Jangan malu berguru.
4. Latih dan aplikasikan – Ilmu yang tak dipraktikkan hanya akan terlupakan.
5. Bersabar dan terus evaluasi – Proses tidak instan.
Penutup: Jadilah Murid Seumur Hidup
Sukses bukan hadiah, tapi buah dari proses. Dan proses itu dimulai dari satu sikap: mau belajar. Tak perlu menunggu sempurna untuk mulai, tapi mulailah agar bisa menjadi lebih baik.
Karena orang hebat itu dulunya biasa. Mereka hanya berani mencoba, bersedia gagal, dan terus belajar.
Maka jangan takut memulai. Jangan minder karena merasa tidak punya skill. Tanamkan dalam hati: “Aku belum bisa… TAPI AKU MAU BELAJAR.” Dan di sanalah, jalan suksesmu akan mulai terbuka. (Iskandar)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
