Surau.co. Wewangian dalam sholat merupakan bagian dari sunnah Rasulullah SAW yang mencerminkan kebersihan dan keindahan dalam Islam. Menggunakan wewangian saat hendak sholat, menunjukkan kesiapan lahiriah dan batiniah untuk menghadap Allah SWT.
Salah satu bentuk keindahan itu adalah hadir dengan rapi dan wangi ketika sholat, terutama saat berjamaah di masjid. Hal ini sejalan dengan prinsip tazkiyatun nafs (pensucian jiwa) yang merupakan inti dari ibadah dalam Islam.
Dengan menggunakan wewangian, seorang Muslim juga menjaga kebersihan dan citra diri sebagai hamba Allah yang peduli terhadap tampilan dan etika sosial.
Penggunaan Wewangian Sholat
Pakaian yang bersih dan harum merupakan bukti kita berusaha maksimal untuk hadir bersih dalam ibadah. Dalam Al Qur’an surah Al-A’raf Ayat 31 dikatakan:
۞ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَࣖ ٣١Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.
Hal ini menunjukkan nilai spiritual dan psikologis dari penggunaan wewangian sebelum ibadah. Mereka memakainya sebagai bentuk penghormatan terhadap rumah Allah dan untuk menghindari gangguan kepada jamaah lain akibat bau tak sedap.
“Dijadikan kecintaanku di dunia ini kepada wanita dan wewangian, dan dijadikan penyejuk mataku dalam sholat.” (HR. An-Nasa’i dan Ahmad).
Untuk laki-laki, sunnah menggunakan wewangian saat akan sholat berjamaah, terutama pada hari Jumat. Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa mandi pada hari Jumat, bersuci semampunya, memakai minyak rambutnya, atau memakai minyak wangi rumahnya, lalu keluar dan tidak memisahkan antara dua orang (dalam shaf), lalu sholat sesuai dengan yang ditentukan dan diam ketika imam berbicara, maka diampuni dosa-dosanya antara Jumat itu dan Jumat berikutnya.” (HR. Bukhari).
Jenis Aroma Wewangian Dalam Sholat
-
Aroma Oud (Kayu Gaharu)Oud atau kayu gaharu merupakan wewangian yang sangat disukai oleh Nabi Muhammad SAW, Aroma oud memberikan kesan mewah dan hangat, serta dipercaya memiliki khasiat menenangkan pikiran.
-
Aroma MiskMisk adalah wewangian yang juga populer dalam tradisi Islam. Aroma misk dikenal kuat namun lembut, memberikan kesan bersih dan segar. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menyukai wewangian yang mengandung misk.
-
Aroma AnbarAmbergris atau yang lebih dikenal dengan sebutan ambar di Indonesia, adalah zat yang dihasilkan oleh ikan paus sperma dan sering digunakan sebagai bahan dasar parfum. Ambergris memiliki bau yang khas dan mampu membuat aroma parfum bertahan lebih lama. Aroma anbar yang hangat dan sensual memberikan kesan mewah dan tahan lama, sehingga cocok digunakan untuk acara ibadah.
-
Aroma Cendana (Sandalwood)Cendana memiliki aroma kayu yang menenangkan dan memberikan kesan bersih dan spiritual. Aromanya yang tidak mencolok membuatnya cocok digunakan saat beribadah.
-
Aroma KasturiAroma kasturi adalah aroma yang dihasilkan dari kelenjar rusa kesturi (musk deer) atau dari bahan sintetis. Aroma kasturi alami berasal dari kelenjar perut rusa jantan yang disebut musk deer atau rusa kesturi. Namun, karena perburuan rusa kesturi untuk mendapatkan musk sangat merugikan, saat ini banyak parfum kasturi yang menggunakan bahan sintetis yang menghasilkan aroma serupa.
Dimensi Psikologis dan Spiritualis
Wewangian memiliki efek psikologis dalam meningkatkan kekhusyukan dan kenyamanan saat sholat. Aroma tertentu dapat menenangkan pikiran, menurunkan tingkat stres, dan meningkatkan konsentrasi.
Umar bin Khattab RA pernah menyuruh membersihkan dan memberi wangi pada masjid. Islam menempatkan kebersihan sebagai bagian dari iman. Rasulullah SAW bersabda,
“Kebersihan adalah sebagian dari iman.” (HR. Muslim).
Sejarah Parfum dan Wewangian
Kata “parfum” sendiri berasal dari bahasa Latin, “per fumum,” yang berarti “melalui asap,” mengacu pada penggunaan awal parfum dalam bentuk dupa atau pembakaran aromatik.
Wewangian dalam sholat bukan hanya aspek fisik, melainkan simbol spiritualitas dan keindahan Islam. Menggunakannya sebelum sholat memperkuat dapat meningkatkan kekhusyukan, dan menjaga kenyamanan berjamaah. Dengan tetap memperhatikan adab dan batas syar’i, kebiasaan ini dapat menjadi bagian dari gaya hidup Islami yang penuh makna.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.