Pendidikan
Beranda » Berita » Bacalah Walau Satu Ayat: Refleksi untuk Umat yang Terlupa

Bacalah Walau Satu Ayat: Refleksi untuk Umat yang Terlupa

Bacalah Walau Satu Ayat: Refleksi untuk Umat yang Terlupa

Bacalah Walau Satu Ayat: Refleksi untuk Umat yang Terlupa.

 

“Bacalah walau satu ayat.” Kalimat ini sederhana, namun memiliki kedalaman makna yang tak ternilai. Ia adalah seruan lembut namun tegas untuk kembali kepada kitab suci kita—Al-Qur’an—yang tak sekadar dibaca, tapi dipahami, dihayati, dan diamalkan dalam hidup sehari-hari.

Mengapa Kita Perlu Membaca Al-Qur’an Setiap Hari?

Karena Al-Qur’an adalah petunjuk hidup, bukan hiasan lemari. Ia diturunkan bukan untuk dipajang dalam rak masjid atau dibingkai di dinding rumah, tetapi untuk dibaca, direnungkan, dan menjadi pedoman. Allah Ta’ala berfirman:

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 2)

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Maka, ketika seorang Muslim menjauh dari Al-Qur’an, sebenarnya ia sedang menjauh dari cahaya hidupnya sendiri. Ia berjalan dalam kegelapan tanpa arah, meskipun hidupnya tampak berkilau dengan teknologi dan materi.

Satu Juz, Setengah Juz, Selembar, atau Sekadar Menatap

Ustadz H. Tommy Eka Purnama mengajak kita untuk mulai dari yang kecil. Jangan menunggu bisa membaca satu juz sehari untuk mulai membaca. Jika itu terlalu berat, mulailah dengan setengah juz. Masih berat? Bacalah sehelai. Masih berat juga? Tataplah mushaf itu, dan tanyakan dengan jujur pada diri sendiri:

> “Ya Allah, apa dosaku hingga aku tak mampu membaca ayat-ayat-Mu?”

Pertanyaan ini adalah cermin perenungan. Apakah kita terlalu sibuk dengan dunia? Apakah hati kita mulai mengeras? Atau apakah kita terlalu malu untuk mengakui bahwa kita tak bisa membaca huruf-huruf suci itu?

Jangan Malu Belajar Al-Qur’an

Fakta menyedihkan disebutkan: lebih dari 65% umat Muslim Indonesia belum bisa atau belum lancar membaca Al-Qur’an. Ini bukan aib, tapi panggilan untuk bergerak. Belajar membaca Al-Qur’an bukan hanya untuk anak-anak. Orang tua, remaja, karyawan, pedagang, guru, bahkan pejabat sekalipun—semuanya butuh belajar kalau memang belum bisa.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Rasulullah ﷺ bersabda:

 “Orang yang mahir membaca Al-Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat, dan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan merasa sulit, maka ia mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dua pahala: satu karena membaca, satu karena bersusah payah. Maka, jangan pernah malu untuk ikut tahsin di masjid. Jangan takut dicemooh karena belum lancar. Allah mencintai usaha kita.

Kehidupan Modern, Tapi Hati Kosong

Hari ini kita dikepung oleh layar: HP, laptop, TV, dan media sosial. Kita membaca status, pesan WA, notifikasi, berita gosip, sampai quote motivasi setiap hari. Tapi ironisnya, Al-Qur’an yang diturunkan sebagai dzikr (peringatan), nur (cahaya), dan syifaa (penyembuh), malah dilupakan.

Kita merasa cukup membaca Al-Qur’an sebulan sekali, atau bahkan hanya saat Ramadhan. Padahal, Nabi ﷺ dan para sahabat membaca Al-Qur’an setiap hari, bahkan membacanya menjadi sumber kekuatan mereka dalam menghadapi cobaan hidup.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Mulai dari Sekarang, Bukan Nanti

Kata “nanti” adalah jebakan. “Nantilah kalau sudah pensiun,” “nanti kalau sudah tenang hidupku,” “nanti kalau ada waktu.” Namun waktu terus berjalan, dan kita terus menjauh.

Al-Qur’an tidak membutuhkan kita. Tapi kita yang sangat membutuhkan Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an bukan tugas tambahan, tapi kebutuhan jiwa.

Ibarat tubuh butuh makan, jiwa pun butuh asupan ruhani. Tanpa Al-Qur’an, hati kita akan kering, mudah marah, gelisah, sombong, dan kehilangan arah.

Tidak Ada Alasan, Hanya Butuh Kesungguhan

Ada yang berkata, “Saya sibuk, tidak sempat baca Qur’an.” Tapi apakah benar tidak sempat, atau belum menganggapnya penting?

Buktinya, kita bisa sempatkan scroll media sosial satu jam sehari. Kita bisa sempatkan nonton video, ngopi, ngobrol, atau scroll marketplace. Lalu mengapa membaca satu halaman Al-Qur’an pun tak sempat?

Maka renungkanlah sabda Nabi ﷺ:

 “Barang siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan seperti itu. Aku tidak mengatakan ‘Alif Lam Mim’ itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

Setiap huruf yang kita baca adalah investasi akhirat. Satu halaman bisa jadi lebih berharga dari ribuan kata motivasi.

Jadikan Rumah dan Hidup Kita Qur’ani

Mulailah dari rumah. Jadikan rumah kita sebagai rumah Qur’ani. Ajak keluarga untuk tilawah bersama, walau hanya lima menit sehari. Bagi orang tua, jangan hanya menyuruh anak mengaji, tapi beri contoh. Bacalah di depan anak-anak, sehingga mereka tahu: “Inilah warisan terbaik dari orang tua.”

Hidup yang dekat dengan Al-Qur’an akan diberkahi. Pekerjaan dilancarkan, hati ditenangkan, masalah disederhanakan, dan rumah terasa damai. Sebaliknya, rumah yang tak terdengar lantunan Qur’an akan terasa sunyi dan hampa, meskipun penuh harta.

Setiap Tempat adalah Tempat Membaca

Ust. Tommy mengingatkan kita: Bacalah di kantor, di pasar, di toko, di sekolah—di mana pun! Al-Qur’an itu fleksibel, bisa dibaca kapan saja. Di zaman digital ini, mushaf Qur’an ada dalam genggaman. Tidak ada alasan untuk tidak membaca.

Kita bisa ganti waktu scroll TikTok dengan membaca QS. Al-Mulk, misalnya. Kita bisa jadikan waktu tunggu di antrean sebagai momen murojaah. Kita bisa ubah suasana hati yang murung dengan lantunan QS. Ar-Rahman.

Bacaan yang Mengubah Kehidupan

Membaca Al-Qur’an tidak hanya mengalirkan pahala, tapi juga bisa mengubah hidup. Banyak orang yang mendapatkan hidayah hanya karena satu ayat. Ada yang menangis karena tersentuh maknanya. Ada yang kembali ke jalan lurus karena mendengar lantunannya.

Sebaliknya, banyak pula yang hidup dalam dosa karena lama tak mendekat pada Qur’an. Padahal, Al-Qur’an adalah obat hati yang paling mujarab.

 “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
(QS. Al-Isra’: 82)

Penutup: Mari Mulai Hari Ini

Wahai saudaraku yang baik, mari kita mulai hari ini. Ambillah mushafmu. Buka halamannya. Bacalah walau satu ayat. Jangan tunggu sempurna, karena Allah tidak menuntut kita sempurna, yang penting adalah keikhlasan dan kesungguhan.

Jika belum bisa membaca, belajarlah. Jika sudah bisa, istiqamahlah. Jika sedang futur, tataplah Qur’an itu dan biarkan hatimu menjerit:

> “Yaa Allah, apa dosaku hingga aku tak mampu membaca ayat-ayat-Mu?”

Maka Allah, yang Maha Lembut dan Maha Penerima Taubat, akan membukakan jalan. InsyaAllah. Ikuti kegiatan tahsin dan tahfizh di masjid terdekat. Unduh aplikasi Al-Qur’an digital untuk memudahkan tilawah. Jadilah bagian dari 35% umat yang melek Qur’an dan terus bertumbuh. Salam sehat dan barokah. Wallahu a’lam bish-shawab. (Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement