SURAU.CO. Kita tidak pernah tahu kapan dan di mana ajal akan menjemput. Kita juga tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari. Oleh karena itu, kita harus selalu mempersiapkan diri setiap hari dan setiap saat. Ada orang yang sakit lama tapi panjang umur, sementara ada juga orang sehat yang meninggal secara tiba-tiba. Kita juga tidak dapat memprediksi tempat kematian kita. Maka, kita harus selalu siap dan meningkatkan kualitas iman serta amal shaleh kita.
Dalam Islam, setiap muslim sangat mengharapkan dapat meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Husnul khatimah adalah kondisi meninggal dalam keadaan baik dan beriman, serta mendapatkan ridho Allah SWT. Beberapa kondisi dapat menjadi tanda bahwa seseorang meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Kita dapat mengetahui tanda-tanda tersebut melalui Al-Qur’an dan Hadits.
Meninggal ketika menuju masjid untuk shalat atau beribadah lainnya adalah anugerah dan salah satu tanda husnul khatimah. Masjid sebagai tempat suci dan diberkahi membuat kematian di sana atau dalam perjalanan ke sana menunjukkan keadaan baik seseorang. Setiap muslim patut mengidam-idamkan kematian seperti ini. Kita semua tentu berharap dapat meninggal dalam keadaan husnul khatimah dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Kita dapat meneladani nya dengan meningkatkan kualitas iman dan amal shaleh.
Pasti Masuk Surga
Terdapat hadits yang menjelaskan, bahwa seseorang yang berwudhu dari rumah lalu menuju masjid, kemudian meninggal dalam perjalanan atau setelah tiba di masjid, Allah akan memberikan jaminan surga baginya. Ini menunjukkan betapa besarnya pahala dan kemuliaan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang beribadah dengan ikhlas.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Enam keadaan yang mana jika seseorang meninggal pada salah satu keadaan tersebut, maka Allah Ta’ala menjamin untuk memasukkannya ke dalam surga,…dan diantara keadaan tersebut adalah seseorang berwudhu dengan baik sesuai sunnah kemudian keluar menuju masjid untuk shalat dan jika dia meninggal pada keadaan tersebut maka dia mendapatkan jaminan dari Allah Ta’ala.” [HR. Thabrani, Ash-Shahihah no.3384]
Abu Hasan Ali Al-Mawardi menjelaskan bahwa jaminan surga ini berlaku untuk semua jenis shalat, baik shalat wajib maupun sunnah, dan di masjid manapun. Ini menunjukkan bahwa Allah memberikan jaminan kepada orang yang cinta kepada masjid dan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya melalui shalat. Beliau berkata: “Keluar menuju masjid untuk shalat yaitu untuk shalat apapun dan di masjid manapun. Meninggal pada arah tersebut maksudnya yaitu pada keadaan dia keluar (kemudian meninggal). Allah menjamin yaitu kata ini diulang kembali untuk penekanan lafadz.” [Faidhul qadir hal 41.]
Syekh Ahmed Khalil, seorang imam dan khatib di Kementerian Wakaf Agama Mesir, menyatakan bahwa meninggal di dalam masjid tidak sepenuhnya merupakan tanda keberuntungan, melainkan bisa jadi salah satu tanda keberuntungan bagi seseorang. Pernyataan ini sebagaimana dilansir dari khazanah.republika.co.id. Beliau mengingatkan bahwa husnul khatimah lebih terkait dengan perbuatan dan iman seseorang, bukan tempat di mana ia meninggal.
Syekh Ahmed Khalil menekankan bahwa pertobatan yang terus menerus dan disampaikan kepada Allah SWT dalam hati, perkataan dan perbuatan adalah kunci untuk mencapai akhir yang baik. Beliau juga menggarisbawahi bahwa kasih sayang Allah kepada hamba-Nya jauh lebih besar daripada sekadar mengaitkan akhir yang baik dengan tempat atau keadaan tertentu.
Mendapatkan Perlindungan Allah
Dalam hadits lain disebutkan bahwa orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid untuk shalat dan aktivitas lainnya akan mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat. Ini menunjukkan betapa besarnya pahala dan kemuliaan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya melalui aktivitas di masjid.
Rasulullahu Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam memberikan kepada Allah, (3) seorang yang hatinya berpusat ke masjid, (4) dua orang yang saling menutupi di jalan Allâh, keduanya karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sejujurnya aku takut kepada Allah.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia bersembunyi sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan tentangnya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”[HR. Bukhari & Muslim]
Rasulullah Saw memuji orang yang rajin ke masjid sebagaimana sabda beliau:. “Jika kamu melihat orang rajin mendatangi masjid , maka persaksikanlah ia sebagai orang yang beriman.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi)
Dalam riwayat lain, orang yang pergi ke masjid pagi atau petang akan memperoleh pahala besar. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa pergi pagi hari ke masjid , atau petang hari, akan Allah sediakan untuknya tempat di surga setiap kali dia pergi (pagi atau petang hari).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA).
Memakmurkan Masjid
Memakmurkan masjid adalah tanda keimanan seseorang. Allah berfirman dalam Q.S At- Taubah ayat 18. “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah”.
Orang yang datang ke masjid untuk shalat dan menyempurnakan wudhunya akan mendapatkan keutamaan besar, yaitu diampuni dosanya setiap langkah dan terwujudnya derajat yang tinggi. Selain itu, ketika shalat berjamaah, malaikat akan mendoakan rahmat-Nya bagi orang tersebut.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:. “Shalat seorang laki-laki secara berjama’ah akan dilipat-gandakan 25 (dua puluh lima) kali lipat daripada shalat yang dilakukan di rumah dan di pasarnya. Yang demikian, apabila seseorang berwudhu’, lalu ia menyempurnakan wudhu’nya, kemudian keluar menuju ke masjid, tidak ada yang mendorongnya untuk keluar menuju masjid kecuali untuk melakukan shalat. Tidaklah ia melangkahkan kakinya, kecuali dengan satu langkah itu derajatnya diangkat, dan dengan langkah itu menghapus kesalahannya. Apabila ia shalat berjama’ah, maka Malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) di atasnya, selama ia tetap di tempat shalatnya (dan belum batal). Malaikat akan bershalawat untuknya, ‘Ya Allah! Sampaikanlah shalawat kepadanya. Ya Allah, berikanlah rahmat kepadanya.’ Salah seorang di antara kalian tetap dalam keadaan shalat (mendapatkan pahala shalat) selama ia menunggu tibanya waktu shalat.” [HR.Bukhari & Muslim]
Dengan memakmurkan masjid, kita meningkatkan kualitas ibadah dan kehidupan masyarakat sekitar. Masjid menjadi pusat kegiatan positif yang meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan. Selain sebagai tempat ibadah, masjid juga berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat Islam. Kita dapat memakmurkan masjid dengan berbagai aktivitas, seperti kajian, pengajian, dan kegiatan sosial. Dengan demikian, masjid dapat menjadi sarana untuk memperkuat ukhuwah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
