Sosok
Beranda » Berita » Penemu Pesawat Pertama: Abbas bin Firnas, Pahlawan Angkasa yang Terlupakan

Penemu Pesawat Pertama: Abbas bin Firnas, Pahlawan Angkasa yang Terlupakan

Abbas Ibn Firnas (Penemu Pesawat Pertama)
Abbas Ibn Firnas (Penemu Pesawat Pertama)

SURAU.CO-Sejarah penerbangan sering kali mengedepankan kisah Wright Bersaudara. Namun, jauh sebelum mereka, seorang jenius Muslim dari Andalusia berani menantang gravitasi dan memimpikan manusia terbang. Dia adalah Abbas bin Firnas, pahlawan angkasa yang terlupakan dari abad ke-9 Masehi. Kisah Abbas bin Firnas, pahlawan angkasa yang terlupakan ini bukan sekadar cerita, tetapi bukti nyata inovasi dan semangat ilmiah yang berkembang pesat dalam peradaban Islam. Artikel ini akan mengajak Anda menelusuri perjalanan luar biasa dari seorang polymath yang penuh keberanian.

Dari Andalusia hingga Angkasa: Kejeniusan Sang Inovator

Abbas bin Firnas adalah seorang polymath serba bisa yang tinggal di Kordoba, Andalusia (sekarang Spanyol), pusat ilmu pengetahuan dunia pada masanya. Selain dikenal sebagai penyair dan musisi, kejeniusannya merambah banyak bidang, termasuk astronomi, kimia, dan teknik. Pengamatannya yang mendalam terhadap cara burung terbang memicu ide revolusioner: mungkinkah manusia bisa menirunya?

Ide ini bukan hanya khayalan, melainkan hasil pemikiran ilmiah yang matang. Abbas bin Firnas terinspirasi dari struktur sayap burung, aerodinamika, dan cara mereka memanfaatkan aliran udara. Ia mulai merancang sebuah prototipe dengan menggabungkan pengetahuan teoritisnya dan eksperimen praktis. Pendekatan ini abadi, di mana observasi alam menjadi kunci untuk menciptakan teknologi baru.

Tantangan Gravitasi dan Aksi Spektakuler

Percobaan pertamanya tercatat pada tahun 852 Masehi. Ia menggunakan jubah yang diperkuat dengan kayu lalu melompat dari menara Masjid Agung Kordoba. Meski niatnya terbang, ia hanya melayang perlahan ke bawah dan mendarat dengan selamat, walau mengalami cedera ringan. Percobaan yang sering disebut “parasut” pertama ini menunjukkan keberaniannya yang luar biasa.

Namun, keberanian sejatinya muncul pada tahun 875 Masehi. Di usianya yang sudah tidak muda, sekitar 65 tahun, ia membangun mesin terbang yang lebih canggih. Sayap-sayapnya terbuat dari sutra dan bulu-bulu burung elang, meniru bentuk dan fungsi sayap alami. Di hadapan kerumunan banyak orang, ia melompat dari bukit Jabal al-’Arus. Selama 10 menit yang menakjubkan, Abbas bin Firnas berhasil terbang dan melayang di udara, sebuah pemandangan yang belum pernah manusia saksikan sebelumnya.

Kisah Nama Abu Hurairah: Dari Pecinta Kucing Menjadi Penjaga Hadis

Mendarat Pahit: Pelajaran dari Kegagalan Penerbangan

Sayangnya, euforia penerbangan itu berakhir tragis. Saat kembali ke daratan, ia mendarat dengan keras dan menyebabkan cedera parah pada punggungnya. Belakangan ia menyadari kesalahannya: ia lupa menambahkan ekor pada mesin terbangnya. Ekor pada burung berfungsi sebagai penyeimbang saat mendarat, sebuah detail krusial yang luput dari perhatiannya. Meski demikian, kegagalan ini memberikan pelajaran berharga yang menjadi fondasi bagi para penemu di masa depan. Kegagalan Abbas bin Firnas bukanlah akhir, melainkan awal dari pengetahuan baru.

Warisan Terlupakan dan Pengaruhnya terhadap Dunia

Warisan Abbas bin Firnas sangat besar. Meski namanya tidak sepopuler Wright Bersaudara, eksperimennya menginspirasi banyak ilmuwan setelahnya, termasuk pilot-pilot Utsmaniyah yang kemudian melakukan berbagai percobaan serupa. Kisahnya juga menjadi contoh nyata bahwa inovasi tidak mengenal batas geografis atau zaman.

Bagi mereka yang tertarik pada sejarah dan sains, kisah Abbas bin Firnas menawarkan perspektif baru tentang akar-akar penerbangan. Anda bisa mendalaminya lebih jauh dengan membaca literatur sejarah seperti “The Fliers of Andalusia” atau mencari referensi online di situs-situs sejarah tepercaya seperti Muslim Heritage. Artikel terkait lainnya juga dapat memberikan konteks lebih luas tentang masa keemasan ilmu pengetahuan di era tersebut. Pengalaman membaca kisah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan membuka mata kita terhadap kontribusi peradaban Islam yang sering kali terabaikan.

Abbas bin Firnas adalah pahlawan yang pantas kita kenang. Keberanian, kejeniusan, dan semangatnya menantang batas-batas alam menjadikannya sosok luar biasa. Ia mungkin gagal mendarat, tetapi berhasil menginspirasi ribuan tahun inovasi. (Hen)

KH. Abdullah Umar Al-Hafidz: Sosok Ulama Penjaga Al-Qur’an dari Semarang

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement