Khazanah
Beranda » Berita » Perhatikan Peringatan dari Uban

Perhatikan Peringatan dari Uban

Perhatikan Peringatan dari Uban
Ilustrasi orang berambut uban. Sumber: Meta AI

SURAU.CO. Uban sering dianggap sebagai simbol ketuaan dan pengalaman hidup. Uban membangun kesadaran spiritual kita untuk introspeksi diri dan mempersiapkan diri menghadapi masa depan yang tidak pasti. Dengan kehadiran uban, kita diingatkan untuk meninggalkan hawa nafsu yang menyesatkan dan meningkatkan amal kebaikan yang mendekatkan diri kepada Allah. Uban juga memotivasi kita untuk memperkuat iman dan meningkatkan kesadaran spiritual, sehingga kita lebih siap menghadapi kematian dan kehidupan akhirat.

Hadirnya uban membawa banyak peringatan. Apa saja peringatan yang disampaikan uban?

Dekatnya Ajal

Al-Qur’an menyebutkan bahwa terdapat peringatan bagi manusia dari tubuhnya sendiri yaitu rambut uban. Allah berfirman dalam Q.S. Fathir ayat 37 yang artinya “Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun”.

Maksud dari “An-Nadziir” (pemberi peringatan) dari ayat ini adalah uban. Ibnu Katsir rahimahullah, menerangkan dalam kitab tafsir beliau, bahwa para ulama tafsir seperti Ibnu Abbas, Ikrimah, Qatadan, Ibnu ‘Uyainah dan yang lainnya, menjelaskan bahwa maksud Sang Pemberi peringatan dalam ayat di atas adalah uban. (Tafsir Ibnu Katsir 6/542)

Ada perbedaan pendapat ulama mengenai maksud “an-nadzir”, pendapat lainnya mengatakan bahwa maksudnya adalah demam, pendapat lainnya lagi mengatakan adalah kematian. Semua makna ini mengarah pada peringatan datangnya kematian karena ayat sebelumnya menyebutkan tentang umur.

𝗧𝗘𝗞𝗡𝗢𝗟𝗢𝗚𝗜 𝗖𝗜𝗣𝗧𝗔𝗔𝗡 𝗞𝗔𝗙𝗜𝗥, 𝗜𝗟𝗠𝗨𝗡𝗬𝗔 𝗗𝗜𝗖𝗨𝗥𝗜 𝗗𝗔𝗥𝗜 𝗠𝗨𝗦𝗟𝗜𝗠: SADAR 𝗧𝗜𝗣𝗨 𝗗𝗔𝗬𝗔 𝗦𝗘𝗞𝗨𝗟𝗘𝗥

Dijelaskan dalam tafsir Al-Qurthubi “Rambut uban, demam dan kematian bagi manusia merupakan peringatan akan kematian.”

Rambut uban ini umumnya mulai tumbuh datang pada mereka yang berusia 40 tahun ke atas, semakin tua rambut uban tersebut semakin banyak. Pada umur 60 tahun, bisa jadi hampir seluruh helai rambut tertutup dengan uban, artinya sangat banyak rambut uban yang memperingati bahwa umurnya hanya tinggal sebentar lagi dan hendaknya mempersiapkan diri akan kematian dan kehidupan yang abadi setelahnya. Umur manusia setelah diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya berkisar 60-70 tahun hijriyah (sekitar 57-67 masehi).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang bisa mempui umur tersebut” (HR. Ibnu Majah)

Tinggalkan Ketamakan Duniawi

Munculnya uban membangun kesadaran spiritual bahwa kehidupan dunia ini bersifat sementara dan fana. Dengan demikian, seseorang akan lebih fokus mempersiapkan bekal akhirat dan meninggalkan ketamakan terhadap harta duniawi. Mereka menjadi lebih produktif dalam meningkatkan amal kebaikan dan memperkuat iman, sehingga hari-harinya lebih bermakna dan bernilai di sisi Allah.

Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Zuhud terhadap dunia akan memupuskan Angan-angan kosong. Ia tak lagi berlebihan dalam hal makanan dan pakaian.”

KEHEBATAN SEBUAH DOA

Jika seseorang telah mencapai usia 60 tahun dan masih saja terobsesi dengan duniawi, maka itu menunjukkan bahwa dia belum memanfaatkan peringatan uban untuk introspeksi diri dan mempersiapkan akhirat. Pada usia tua ini, sudah seharusnya dia lebih fokus pada amal kebaikan dan meninggalkan ketamakan duniawi, karena kematian sudah semakin dekat. Apabila pada usia tua masih saja rakus dan tamak dengan dunia, maka tidak ada udzur baginya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah telah memberi udzur kepada seseorang yang Dia akhirkan ajalnya, hingga mencapai usia 60 tahun.” [HR. Bukhari 6419]

Kemudian Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan, “Makna hadits yaitu tidak tersisa lagi udzur/alasan misalnya berkata, ‘Andai usiaku dipanjangkan, aku akan melakukan apa yang diperintahkan kepadaku.’” [Fathul Bari Libni Hajar Al-Asqalani 11/240]

Kembali Lemah

Rambut uban mengingatkan kita bahwa tubuh kita telah mengalami kemunduran dan kelemahan seperti saat masih bayi. Oleh karena itu, kita seharusnya tidak lagi memaksakan diri untuk terus-menerus mengejar ambisi duniawi yang dapat merusak kesehatan dan kehidupan spiritual. Sebaliknya, kita harus lebih bijak dalam mengelola waktu dan energi yang tersisa untuk meningkatkan amal kebaikan dan mempersiapkan diri menghadapi akhirat.

Sebagaimama firman Allah Ta’ala dalam Q.S. Ar Ruum ayat 54 menyebutkan “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban .Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. ”

𝗚𝗛𝗨𝗥𝗔𝗕𝗔̄’ – 𝗔𝗦𝗜𝗡𝗚 𝗗𝗜 𝗕𝗨𝗠𝗜, 𝗠𝗨𝗟𝗜𝗔 𝗗𝗜 𝗟𝗔𝗡𝗚𝗜𝗧

Semakin bertambahnya usia dan uban seharusnya menjadi pengingat untuk meninggalkan ketamakan duniawi, tetapi banyak orang yang justru semakin rakus dan terobsesi dengan harta. Hal ini menunjukkan bahwa mereka belum memanfaatkan peringatan uban untuk introspeksi diri dan mempersiapkan akhirat. Tidak heran, ini yang disabdakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Anak Adam (manusia) semakin tua dan menjadi besar juga menyertai dua hal: cinta harta dan panjang umur.” [HR. Bukhari & Muslim]

Giat Beramal

Uban menjadi pemicu kesadaran spiritual bagi orang-orang yang berakal, mendorong mereka untuk meningkatkan semangat dalam melakukan kebaikan dan amal saleh. Mereka menjadi lebih peka dan peduli terhadap hak-hak Allah dan hak-hak sesama makhluk. Mereka menghabiskan waktu dan energi untuk kebaikan dan perbaikan diri. Maka, mereka pun meningkatkan kualitas ibadahnya dengan lebih khusyuk dan sempurna, sehingga Allah menerima amal ibadah mereka.

Mereka melaksanakan setiap ibadah dengan penuh kesadaran bahwa itu mungkin ibadah terakhir mereka. Ibnu Abid Dun-ya meriwayatkan dengan sanadnya. Bakr bin Abdillah Al-Muzani berkata, “Bila Anda ingin mendapat manfaat dari shalat Anda, maka katakanlah pada diri Anda,” Barangkali setelah ini aku tidak akan shalat lagi.”

Sikap wibawa

Uban membawa aura wibawa dan kedewasaan pada seseorang, sehingga mereka cenderung lebih tenang dan bijak dalam berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, Islam mendorong umatnya untuk menghormati orang-orang yang sudah tua. Dengan memuliakan mereka dalam majelis dan bersikap sopan dan santun ketika berbicara. Serta menjadi pendengar yang baik untuk memanfaatkan pengalaman dan hikmah yang mereka miliki.

Dari Abu Musa Al-‘Asy’ari radhiyallahu’anhu, dia berkata,”Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya termasuk dari pengagungan kepada Allah ialah menghormati orang muslim yang sudah beruban (orang tua). (HR. Abu Dawud dari hadits Abu Musa ra; hadits hasan)

Dalam riwayat lain dijelaskan, dari Sa’id bin Musayyib, beliau berkata. “Ibrahim adalah orang pertama yang menjamu tamu, orang pertama yang berkhitan, orang pertama yang memotong kumis, dan orang pertama yang melihat uban lalu berkata: Apakah ini wahai Tuhanku? Maka Allah berfirman: kewibawaan wahai Ibrahim. Ibrahim berkata: Wahai Tuhanku, tambahkan aku kewibawaan itu.” (HR. Bukhori dalam Al-Adabul Mufrod 120, Imam Malik dalam Al-Muwatto’ 9/58)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement