Ibadah
Beranda » Berita » Sedekah kepada Kerabat: Menyambung Dua Kebaikan dalam Satu Amalan.

Sedekah kepada Kerabat: Menyambung Dua Kebaikan dalam Satu Amalan.

Sedekah kepada Kerabat: Menyambung Dua Kebaikan dalam Satu Amalan.

Sedekah kepada Kerabat: Menyambung Dua Kebaikan dalam Satu Amalan.

Salah satu bentuk keutamaan dalam ajaran Islam adalah bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan nilai ganda kepada amal yang dilakukan dengan kesadaran penuh dan niat yang benar. Dalam hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa sedekah kepada kerabat memiliki dua ganjaran besar: pahala sedekah dan pahala menjalin hubungan kekerabatan.

Hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i, Tirmidzi, dan Ibnu Majah menyatakan:

> “Sesungguhnya sedekah kepada orang miskin pahalanya satu sedekah, sedangkan sedekah kepada kerabat pahalanya dua; pahala sedekah dan pahala menjalin hubungan kekerabatan.”
(HR. An-Nasa’i no. 2583; Tirmidzi no. 658; Ibnu Majah no. 1844. Shahih)

Menimbang Arah Sedekah: Dari Amal Sosial Menjadi Tali Silaturrahim

Ketika seseorang memiliki kelebihan harta dan keinginan untuk berbagi, pilihan arah sedekah bisa menjadi bentuk strategi dakwah dan perbaikan sosial. Banyak orang terbiasa memberikan sedekah kepada pengemis di jalanan, anak yatim di panti asuhan, atau lembaga zakat yang menyalurkan bantuan. Semua itu adalah amal mulia yang tentu berpahala.

Diam: Seni Menemukan Problem Solving

Namun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan tingkat yang lebih tinggi: utamakanlah kerabat yang membutuhkan. Sebab dalam sedekah kepada mereka, bukan hanya persoalan memberikan bantuan ekonomi, melainkan juga memulihkan dan merawat hubungan darah yang mungkin telah retak oleh waktu, ego, dan perbedaan pendapat.

Mengapa Kerabat Lebih Diutamakan?

Ada beberapa hikmah dan alasan mengapa bersedekah kepada kerabat memiliki keutamaan ganda:

1. Menjaga ukhuwah nasabiyyah (persaudaraan karena keturunan):
Dalam Islam, menjaga hubungan kekerabatan adalah bagian dari iman. Putusnya hubungan dengan saudara atau keluarga bisa menjadi dosa besar, bahkan Nabi melarang keras orang yang memutus silaturrahim.
2. Meningkatkan solidaritas internal umat:
Keluarga yang kuat adalah pondasi masyarakat yang kuat. Dengan memperhatikan kerabat, kita membantu membangun keluarga yang saling menopang dan tidak membiarkan salah satu anggotanya jatuh dalam kesulitan.
3. Efektivitas dan kedekatan emosional:
Kita mengenal lebih dalam kondisi kerabat dibanding orang asing. Maka bantuan yang diberikan bisa lebih tepat sasaran, tidak hanya secara materi, tetapi juga memberi dukungan psikologis yang berarti.
4. Menepis prasangka dan memperbaiki hubungan yang renggang:
Kadang perselisihan antar keluarga timbul karena urusan sepele, bahkan karena iri hati atau salah paham. Dengan sedekah, hati yang keras bisa dilunakkan, rasa curiga bisa dikikis, dan luka lama bisa sembuh.

Realita Sosial: Kerabat yang Terlupakan

Sayangnya, dalam praktik sehari-hari, tidak sedikit orang yang justru menutup mata terhadap kerabatnya sendiri. Ada yang merasa gengsi untuk memberi karena takut dianggap sombong. Ada pula yang merasa tidak enak karena trauma masa lalu dalam keluarga. Akhirnya, orang-orang terdekat justru terabaikan, sementara tangan kita terbuka lebar untuk orang lain.

Kurikulum Cinta dan Dakwah Perempuan

Padahal, bisa jadi kerabat kita lebih membutuhkan, namun karena menjaga harga diri, mereka tidak berani meminta. Di sinilah ketajaman hati seorang Muslim diuji: apakah ia peka terhadap kebutuhan saudaranya? Apakah ia tahu bahwa bantuan kecil bisa menjadi penyambung silaturrahim yang hampir putus?

Praktik Nyata: Dari Sedekah Menjadi Dakwah

Salah satu bentuk dakwah yang paling halus dan mengena adalah dakwah melalui amal. Kita mungkin tidak bisa menyampaikan nasihat panjang lebar kepada keluarga yang jauh dari agama, tetapi dengan bersedekah kepada mereka, terutama dalam bentuk yang sopan dan bermartabat, kita sedang mengetuk hati mereka.

Misalnya, membantu biaya sekolah keponakan yang yatim, merenovasi rumah kakak yang sudah reyot, membelikan obat untuk paman yang sakit, atau sekadar memberi bantuan sembako kepada tante yang hidup sebatang kara. Semua itu bukan sekadar sedekah biasa, tapi bentuk nyata dari kasih sayang yang membekas dan menghidupkan kembali hubungan persaudaraan.

Mengapa Banyak yang Lalai?

Banyak orang terjebak dalam rutinitas sedekah simbolik. Mereka merasa telah cukup memberi hanya karena mentransfer sejumlah uang ke lembaga amal atau menaruh koin di kotak infak. Padahal, Rasulullah mengajarkan kualitas sedekah, bukan hanya kuantitas. Sedekah yang berkualitas adalah yang menyentuh hati, memperbaiki hubungan, dan menumbuhkan ketakwaan.

IPGSC 2025 UI: Menjawab Politik Global Teknologi Digital

Maka, jangan heran jika sedekah yang “biasa” hanya mendatangkan satu pahala, tapi sedekah kepada kerabat mendatangkan dua. Karena ada efek ganda: sosial dan spiritual.

Menjadi Jalan Penghapus Dosa dan Penarik Rahmat

Rasulullah juga bersabda bahwa sedekah bisa memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api. Maka ketika sedekah itu diberikan kepada kerabat, bukan hanya dosa kita yang terhapus, tetapi juga bisa menjadi jalan turunnya rahmat dan keberkahan dalam keluarga besar.

Bayangkan, karena satu sedekah, hubungan keluarga yang tadinya renggang kembali akur, anak-anak bisa saling mengenal sepupu-sepupunya, dan keluarga menjadi tempat berlindung yang hangat dan saling menopang.

Langkah-Langkah Menghidupkan Sedekah kepada Kerabat

Berikut beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan agar sedekah kepada kerabat menjadi bagian dari gaya hidup Islami:

1. Data dan peka terhadap kondisi keluarga: Buat daftar kerabat dekat dan jauh, perhatikan siapa di antara mereka yang kesulitan ekonomi, sakit, ditinggal wafat pasangan, atau menyekolahkan anak sendiri.
2. Bangun komunikasi aktif: Kadang masalah utama bukan pada bantuan, tetapi komunikasi yang terputus. Mulailah dengan menyapa, mengunjungi, atau menelepon.
3. Beri dengan cara yang tidak merendahkan: Berikan bantuan dengan cara yang sopan dan menjaga martabat mereka. Bisa dengan alasan hadiah, rezeki lebih, atau sebagai bentuk kerja sama.
4. Libatkan keluarga lain dalam kebaikan: Ajak saudara lain untuk bersama-sama membantu satu kerabat. Ini bisa menjadi momentum membangun kekompakan dan saling cinta.
5. Luruskan niat dan istiqamah: Jangan mudah lelah jika niat kita tidak langsung diterima. Ingat bahwa Allah menilai niat dan konsistensi.

Penutup: Dua Pahala, Satu Amal

Bersedekah kepada kerabat adalah salah satu bentuk amal yang berlapis keberkahan. Ia menyentuh ranah ibadah sosial dan ibadah silaturrahim. Ia memperbaiki ekonomi dan juga menyehatkan hati. Rasulullah tidak menyuruh kita memilih antara sedekah atau menyambung silaturrahim—beliau mengajarkan kita untuk menggabungkan keduanya.

Maka jika hari ini kita ingin bersedekah, jangan langsung mencari yang jauh. Tengok dulu keluarga terdekat kita. Mungkin ada paman yang sudah pensiun, bibi yang merawat anak-anaknya sendirian, sepupu yang sedang kuliah sambil kerja, atau bahkan adik sendiri yang diam-diam menahan lapar demi anak-anaknya.

Mulailah dari mereka. Karena pada sedekah kepada kerabat, terkandung cinta, empati, dan tanggung jawab sosial yang diajarkan Islam. “Dua pahala, satu sedekah. Maka jangan sia-siakan peluangnya.” Dikembangkan dari ilustrasi dakwah oleh: mahasiswa.salaf. @LSP Lariba Solusi Indonesia.  Sumber hadits: HR. An-Nasa’i, Tirmidzi, dan Ibnu Majah. (Tengku Iskandar, M. Pd)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement