Doa
Beranda » Berita » Doa dan Pelaksanaan Lempar Jumrah Aqabah

Doa dan Pelaksanaan Lempar Jumrah Aqabah

Doa dan Pelaksanaan Lempar Jumrah Aqabah
Doa dan Pelaksanaan Lempar Jumrah Aqabah

SURAU.CO – Pada tanggal tanggal 10 Zulhijah, setelah tiba di Mina, para jamaah haji langsung melakukan salah satu ritual utama dalam ibadah haji, yaitu melempar Jumrah Aqabah.

Tata Cara Pelaksanaan

Pada hari itu, para jamaah mengambil tujuh butir batu kerikil dan melemparkannya satu per satu ke arah Jumrah Aqabah. Rasulullah SAW secara langsung memberikan panduan terkait praktik penting ini. Dalam hadis riwayat Imam Muslim, Ibnu Abbas RA menyampaikan bahwa Rasulullah SAW mengingatkan umatnya agar tetap tenang selama perjalanan dari Arafah menuju Mina. Ketika sampai di Lembah Muhassir, Rasulullah memerintahkan para jamaah untuk mengambil kerikil sebagai persiapan pelemparan jumrah.

خذوا حصياتٍ لترموا بها الجمرة” (صحيح مسلم)”

“Hendaklah kalian mengambil kerikil untuk melempar Jumrah.” (HR Muslim)

Dengan penjelasan tersebut, Rasulullah SAW menekankan bahwa lempar jumrah tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga memiliki nilai ibadah yang tinggi serta tuntunan adab yang jelas.

Perlindungan Dari Perkara: Doa yang Menguatkan Hati dan Menjernihkan Jiwa

Posisi Saat Melempar Jumrah

Selain memperhatikan jumlah kerikil dan meluruskan niat, para jamaah juga perlu mengikuti tubuh sebagaimana Rasulullah SAW ajarkan. Dalam hadis yang diriwayatkan al-Bukhari, sahabat Abdullah RA mencontohkan praktiknya secara langsung. Ia berdiri dengan posisi Ka’bah di sisi kiri dan Mina di sisi kanan, kemudian melemparkan tujuh batu sambil mengucapkan takbir. Dia berkata:

ابدأ برمي من نزلت عليه سورة البقرة وهو محمد صلى الله عليه وسلم” (رواه البخاري)”

“Mulailah cara melempar orang yang telah diturunkan kepadanya surah al-Baqarah, yaitu Muhammad SAW.” (HR al-Bukhari)

Dengan mengikuti posisi tersebut, para jamaah secara langsung meneladani tata cara lempar jumrah yang Rasulullah SAW praktikkan.

Doa dan Takbir Saat Melempar Jumrah

Setiap kali melempar satu batu, para jamaah mengucapkan takbir:

Sunyi kepada Keluarga, Riuh kepada Dunia: Sebuah Renungan tentang Doa yang Tak Pernah Putus

“الله أكبر”

(Allah  Maha Besar)

Selain itu, mereka juga membaca doa berikut:

“اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا، وَذَنْبًا مَغْفُورًا”

(Ya Allah, jadikanlah ini haji yang mabrur dan dosa yang diampun).

Menolak Sistem Kufur: Doa, Loyalitas, Dan Perjuangan Umat

Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, praktik ini dicatat secara jelas. ‘Abd ar-Rahman Ibn Yazid menceritakan bahwa ia menemani sahabat Abdullah ketika ia hendak melempar Jumrah Aqabah. Abdullah meminta tujuh batu dan menyuruh Ibnu Yazid memegang tali kekang unta. Dari atas kendaraannya, Abdullah melempar batu satu per satu ke lembah sambil mengucapkan takbir dan membaca doa:

“اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا، وَذَنْبًا مَغْفُورًا”

(Ya Allah, jadikanlah ini haji yang mabrur dan dosa yang diampun).

Setelah itu, Abdullah berkata:

“هذا هو الرجل الذي نزلت عليه سورة البقرة.”

“Di sini lah berdiri orang yang kepadanya diturunkan surat al-Baqarah.”

Dengan pernyataan ini, Abdullah menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sendiri pernah melakukan lemparan jumrah di lokasi tersebut. Oleh karena itu, para sahabat berusaha sangat hati-hati dalam mengikuti setiap detail sunnah beliau.

Makna Spiritual

Lempar Jumrah Aqabah bukan sekedar simbol, melainkan memiliki makna spiritual yang sangat mendalam. Para jamaah menanamkan tekad untuk melawan godaan setan dan memperkuat ketaatan kepada Allah dengan setiap melempar batu. Ketika mereka mengucapkan takbir, mereka menyadari bahwa hanya Allah yang memiliki kekuatan sejati. Sementara itu, doa yang mereka lantunkan menyuarakan harapan besar agar Allah menerima ibadah haji mereka dan mengampuni segala dosa.

Dengan demikian, para jamaah menjadikan ritual ini sebagai bentuk penghambaan yang penuh makna, bukan sekedar menjalankan kewajiban formal.

Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan lengkap terkait pelaksanaan lempar Jumrah Aqabah—mulai dari waktu, jumlah batu, posisi tubuh, hingga lafaz doa. Oleh karena itu, setiap jamaah haji perlu meneladani sunnah ini dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan. Jika mereka melakukannya dengan sepenuh hati, maka ritual ini tidak hanya sah secara syariat, tetapi juga akan mengukir jejak spiritual yang mendalam di dalam hati.

Semoga Allah menerima haji kita sebagai haji yang mabrur dan mengampuni seluruh dosa kita. Aamiin.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement