Ekonomi Opinion
Beranda » Berita » Efek Ekonomi Perayaan Kemerdekaan Indonesia

Efek Ekonomi Perayaan Kemerdekaan Indonesia

Bangsa Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan yang ke 80 pada 17 Agustus 2025. Perayaan Kemerdekaan Indonesia bukan hanya momentum refleksi sejarah kemerdekaan, tetapi diharapkan menjadi momentum yang memberikan efek peningkatan ekonomi kepada rakyat kecil. Gambar : Ilustrasi AI

SURAU.CO – Sudah menjadi agenda rutin tahunan, setiap tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia merayakan Peringatan Hari Kemerdekaan. Sejak memasuki bulan Agustus geliatnya sudah tampak dari kota hingga pelosok negeri. Di kantor pemerintahan, kantor BUMN, perusahaan swasta, kantor desa, dan masyarakat menyiapkan dengan penuh semangat dan kebanggaan. Berbagai agenda terpublikasi di media massa yang mengusung semangat hari kemerdekaan. Di balik semarak upacara, lomba-lomba rakyat, pemasangan bendera, hingga perayaan besar-besaran di berbagai kota, terdapat dampak ekonomi yang signifikan, baik dalam skala mikro maupun makro. Perayaan Kemerdekaan Indonesia bukan hanya momentum refleksi sejarah, tetapi juga akan memberikan efek ekonomi kerakyatan.

Perayaan sebagai Pemicu Konsumsi

Kita bisa memastikan, perayaan hari kemerdekaan memicu peningkatan konsumsi masyarakat. Kita bisa mengamati fenomena ini dari meningkatnya permintaan terhadap berbagai barang dan jasa. Produk seperti bendera merah putih, umbul-umbul, cat tembok, pakaian bertema nasionalisme, serta alat perlombaan tradisional seperti balon, karung, dan sendok plastik mengalami lonjakan permintaan selama bulan Agustus. Tidak hanya itu, makanan ringan, minuman kemasan, dan makanan khas daerah juga turut laris dalam acara lomba atau bazar 17 Agustus-an.

Sektor informal seperti pedagang kaki lima, penjual makanan keliling, hingga penyedia jasa dekorasi merasakan dampak ekonomi secara langsung. Mereka memperoleh pendapatan tambahan ketika masyarakat menggelar berbagai kegiatan, khususnya bagi mereka yang menggantungkan hidup pada perdagangan musiman.

Di pinngiran jalan, di trotoar dan seputar area publik di hampir seluruh kota Indonesia, banyak pedagang menjajakan peralatan dan souvenir kemerdekaan. Ramai pedagang menjajakan berbagai pernak-pernik kemerdekaan. Bahkan ini sudah tampak menjelang datangnya bulan Agustus setiap tahun.

Dampak terhadap UMKM, Sektor Hiburan dan Media

Tak pelak, perayaan kemerdekaan sangat menguntungkan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Banyak UMKM yang memproduksi pernak-pernik bertema kemerdekaan, seperti pin, kaos, souvenir, atau aksesoris bendera. Selain itu, pemerintah daerah maupun komunitas warga yang umumnya menggelar kegiatan bazar kemerdekaan, memberi ruang kepada UMKM untuk mempromosikan produknya secara langsung ke masyarakat.

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Berdasarkan laporan dari Kementerian Koperasi dan UKM, terjadi peningkatan omzet pada UMKM hingga 20-30% selama bulan perayaan kemerdekaan. Tentu meningkat dari bulan biasa. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya dampak positif perayaan nasional terhadap geliat ekonomi lokal.

Perayaan Hari Kemerdekaan juga takj kalah menguntungkan sektor hiburan dan UMKM Digital. Mulai dari penyelenggara acara, penyedia panggung, alat musik, sistem suara, hingga jasa dokumentasi mengalami peningkatan permintaan. Selain itu, televisi dan media daring menayangkan program-program khusus bertema kemerdekaan, mulai dari film nasionalis, dokumenter sejarah, hingga konser musik bertema perjuangan. Hal ini mendorong perputaran iklan dan produksi konten, yang pada akhirnya turut menggerakkan industri kreatif dan media nasional.

Pemerintah dan Belanja Publik

Pemerintah, baik pusat maupun daerah, juga mengalokasikan anggaran khusus untuk memperingati Hari Kemerdekaan. Anggaran ini  untuk pelaksanaan upacara, perbaikan infrastruktur lingkungan (seperti pengecatan trotoar atau lampu hias), pemberian penghargaan kepada veteran, dan penyelenggaraan berbagai lomba kebudayaan dan olahraga. Meskipun anggaran ini bersifat pengeluaran, namun secara ekonomi tetap memberikan stimulus karena uang tersebut berputar di masyarakat.

Contohnya, pengadaan bendera dan atribut resmi untuk instansi pemerintah biasanya melibatkan produsen lokal. Hal ini menjadi peluang ekonomi tersendiri bagi para pelaku usaha kecil dan menengah yang bergerak di sektor produksi tekstil dan percetakan.

Biasanya pemerintah juga menyelenggarakan kegiatan amal dan apresiatif. Misalnya, memberikan penghargaan kepada pejuang kemerdekaan, veteran, tokoh masyarakat, serta menyelenggarakan kegiatan sosial seperti santunan, memberikan tanda jasa dan kehormatan, serta bantuan sosial bertema kemerdekaan. Meskipun bersumber dari anggaran pemerintah atau BUMN, belanja sosial ini menyentuh langsung masyarakat kelas bawah dan kelompok rentan, serta menciptakan multiplier effect karena mendorong konsumsi pada tingkat rumah tangga.

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Pariwisata dan Ekonomi Lokal

Beberapa daerah memanfaatkan momentum kemerdekaan untuk menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Pemda atau event organiser menggelar festival budaya, karnaval, dan pertunjukan seni dalam rangka menyambut 17 Agustus. Momentum ini sering menjadi daya tarik tersendiri. Kota-kota seperti Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya rutin mengadakan parade dan pertunjukan seni rakyat. Kegiatan ini meningkatkan okupansi hotel, jumlah pengunjung restoran, hingga transaksi pasar oleh-oleh di kota-kota tersebut.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), beberapa destinasi wisata mengalami kenaikan jumlah kunjungan hingga 15% selama minggu perayaan kemerdekaan. Nyata mengalami peninmgkatan dari minggu biasa. Ini tentu menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif daerah.

Efek Multiplikasi dan Semangat Nasionalisme

Efek ekonomi dari perayaan kemerdekaan juga memiliki dampak jangka panjang. Perayaan yang meriah dan menyentuh emosi kebangsaan bisa meningkatkan semangat nasionalisme. Nasionalisme ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri, mendukung ekonomi lokal, dan menjadi lebih percaya diri dalam membangun bangsa.

Selain itu, dengan meningkatnya interaksi sosial dalam acara-acara komunitas, terjadi peningkatan jejaring antar pelaku usaha kecil yang bisa berujung pada kolaborasi jangka panjang. Misalnya, pelaku UMKM kuliner bertemu dengan penyelenggara event, yang bisa menghasilkan kerja sama dalam kegiatan mendatang.

Tantangan dan Catatan Penting

Namun demikian, tidak semua dampak ekonomi bersifat positif. Konsumsi yang sifatnya impulsif dan berlebihan bisa menjadi beban bagi sebagian masyarakat, terutama yang berpendapatan rendah. Selain itu, jika pengelolaan kurang baik, perayaan bisa menyebabkan pemborosan anggaran atau bahkan praktik korupsi dalam pengadaan barang dan jasa.

Points Rektor UGM dan Kisah Politik Ijazah Jokowi

Penting juga untuk memperhatikan aspek lingkungan. Peningkatan produksi dan konsumsi dalam waktu singkat sering menyebabkan timbunan sampah plastik dari lomba-lomba dan makanan kemasan. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan yang mengedepankan aspek keberlanjutan, seperti penggunaan bahan ramah lingkungan dan edukasi tentang pengelolaan sampah.

Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia bukan sekadar peristiwa seremonial. Ia memiliki daya ungkit ekonomi yang nyata, mulai dari sektor informal, UMKM, hiburan, hingga pariwisata. Di tengah semangat merah putih yang membara, geliat ekonomi lokal ikut menari. Jika mengelolanya secara bijak dan berkelanjutan, perayaan ini dapat menjadi peluang emas untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan menumbuhkan rasa cinta tanah air yang sejati.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement