SURAU.CO – Di tengah arus kehidupan modern yang penuh dengan konsumsi berlebihan, gaya hidup minimalis menjadi pilihan yang semakin relevan. Namun, jauh sebelum istilah minimalis dikenal luas, Rasulullah Muhammad ﷺ telah lebih dulu mencontohkan gaya hidup sederhana yang sarat makna. Kesederhanaan yang beliau jalani bukan karena keterpaksaan, melainkan karena pilihan sadar sebagai bentuk zuhud dan ketaatan kepada Allah Swt.
Rasulullah ﷺ hidup di tengah masyarakat Arab yang kaya budaya dagang dan kompetisi sosial. Sebagai seorang pedagang sukses, beliau memiliki akses terhadap kekayaan dan fasilitas duniawi. Namun, beliau memilih hidup sederhana, jauh dari kemewahan. Ini menunjukkan bahwa kesederhanaan bukan karena tidak mampu, melainkan karena memahami hakikat hidup yang sebenarnya.
Kesederhanaan dalam Segala Aspek
Kesederhanaan Rasulullah ﷺ tampak jelas dari tempat tinggal dan alas tidur beliau. Dalam sebuah riwayat, Umar bin Khattab r.a. menangis ketika melihat Rasulullah tidur hanya beralaskan tikar yang membekas di punggungnya. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, engkau adalah pemimpin umat ini. Mengapa engkau tidur seperti ini, sedangkan para raja hidup dalam kemewahan?”
Rasulullah ﷺ menjawab dengan tenang, bahwa dunia ini hanyalah tempat singgah sementara, bukan tujuan akhir. Beliau menegaskan bahwa hidup bukan untuk mengejar kemewahan, tetapi untuk mencari ridha Allah.
Tak hanya tempat tinggal, pakaian dan peralatan pribadi beliau pun mencerminkan gaya hidup minimalis. Rasulullah ﷺ memiliki pakaian yang sederhana, memakai sandal yang dijahit sendiri, dan meminum dari gelas yang terbuat dari kayu. Dalam kesehariannya, beliau tidak pernah menumpuk barang atau mengikuti tren.
Lebih dari itu, Aisyah r.a. meriwayatkan sebuah hadits yang menggambarkan kesederhanaan dalam hal makanan:
“ومنذ أن وصل محمد إلى المدينة لم يشبع أهله من طعام القمح ثلاث ليال متتالية حتى توفي” (رواه البخاري).
“Semenjak tiba di Madinah, keluarga Muhammad tidak pernah merasa kenyang dari makanan gandum hingga tiga malam berturut-turut sampai beliau meninggal dunia.” (HR. Bukhari)
Hadits ini menegaskan bahwa Rasulullah ﷺ tidak pernah mengutamakan kenikmatan duniawi, meski beliau mampu memperolehnya.
Prinsip-Prinsip Minimalis yang Bisa Diteladani
Kini, kita bisa meneladani gaya hidup minimalis ala Rasulullah ﷺ dengan menerapkan beberapa prinsip sederhana dalam kehidupan modern.
Pertama, belilah barang sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Banyak dari kita tergoda membeli sesuatu hanya karena sedang tren atau diskon. Padahal, membeli barang yang tak dibutuhkan hanya akan memenuhi ruang dan menambah beban pikiran.
Kedua, sedekahkan barang layak pakai yang tidak terpakai. Memberikan barang kepada orang lain bukan hanya membantu mereka yang membutuhkan, tapi juga mengurangi kepemilikan yang tak berguna. Islam sangat menganjurkan sedekah sebagai bentuk pembersihan harta dan hati.
Ketiga, catat keperluan sebelum berbelanja. Dengan mencatat, kita bisa memilah mana yang benar-benar diperlukan dan mana yang hanya keinginan sesaat. Ini juga membantu kita lebih bijak dalam mengatur keuangan.
Keempat, hindari memiliki barang berlebihan dari jenis yang sama. Misalnya, memiliki terlalu banyak pakaian atau peralatan rumah tangga yang serupa sering kali hanya akan menumpuk tanpa terpakai. Rasulullah ﷺ mengajarkan prinsip cukup: memiliki sesuai fungsi dan tidak berlebihan.
Minimalis Bukan Berarti Kekurangan
Gaya hidup minimalis ala Rasulullah ﷺ bukan berarti hidup dalam kekurangan atau tidak memiliki apapun. Sebaliknya, hidup minimalis berarti memiliki yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan. Sikap ini menjauhkan kita dari sifat boros, riya’, dan foya-foya. Selain itu, gaya hidup ini juga menghadirkan ketenangan dan ruang untuk lebih fokus pada hal-hal yang bernilai spiritual.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
طوبى لمن أسلم، وأُعطي رزقًا كافيًا، ورضي بما قسم الله له.” (صحيح مسلم)”
“Beruntunglah orang yang masuk Islam, diberi rezeki secukupnya, dan merasa cukup dengan apa yang Allah berikan.” (HR. Muslim)
Hadits ini memperjelas bahwa keberkahan hidup bukan terletak pada banyaknya harta, melainkan pada rasa cukup dan syukur.
Di tengah dunia yang mengagungkan gaya hidup konsumtif, Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk hidup secukupnya, sederhana, dan penuh makna. Dengan meneladani gaya hidup minimalis beliau, kita tidak hanya menjaga diri dari kesia-siaan dunia, tetapi juga mendekatkan hati kepada Allah Swt. Kesederhanaan bukan hanya pilihan, melainkan jalan menuju ketenangan dan keberkahan hidup.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
