Menghindari Perbuatan Sia-Sia: Mengisi Waktu dengan Keberkahan
SURAU.CO – Setiap fajar menyingsing, Allah SWT memberikan kita modal yang sama. Modal itu adalah 24 jam dalam sehari. Tidak ada yang mendapat lebih atau kurang. Akan tetapi, hasil akhir dari modal tersebut sangatlah berbeda bagi setiap orang. Banyak di antara kita yang tanpa sadar menghabiskan waktu, tenaga, bahkan harta untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Aktivitas inilah yang dikenal sebagai perbuatan sia-sia. Dalam pandangan Islam, sikap menghindari perbuatan sia-sia adalah inti dari kebijaksanaan. Sebab, waktu adalah nikmat agung yang setiap detiknya akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya.
Jujur saja, menghindari perbuatan sia-sia di zaman sekarang adalah sebuah perjuangan berat. Saya sendiri sering kali terjebak. Niat awal hanya ingin melihat satu video informasi, tahu-tahu sudah satu jam terlewat untuk menonton hal lain. Gawai di tangan kita dirancang untuk merebut perhatian kita selama mungkin. Oleh karena itu, saya sadar bahwa melawan kesia-siaan ini butuh niat yang kuat. Ia butuh disiplin diri yang ditempa setiap hari. Ini bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah jihad melawan distraksi yang mengepung kita dari segala arah.
Memahami Makna Hakiki dari Perbuatan Sia-Sia
Pada hakikatnya, perbuatan sia-sia adalah segala bentuk aktivitas yang hampa nilai. Ia tidak memberikan manfaat nyata, baik untuk urusan dunia maupun persiapan akhirat. Aktivitas tersebut tidak membuat kita lebih dekat kepada Allah. Ia juga tidak menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Bahkan, ia tidak memperbaiki akhlak atau membantu meringankan beban orang lain. Lebih bahaya lagi, perbuatan sia-sia sering kali menjadi gerbang pembuka menuju kemaksiatan.
Rasulullah SAW memberikan sebuah standar yang sangat jelas. Standar ini menjadi barometer kualitas keislaman seseorang. Beliau bersabda:
“Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.”
(HR. Tirmidzi)
Hadis ini sangatlah dalam. Ia mengajarkan kita bahwa seorang muslim yang baik tidak akan membiarkan hidupnya diobral murah. Ia akan menjaga waktunya dengan sangat ketat. Ia akan menyaring setiap aktivitasnya. Tujuannya agar setiap helaan napasnya bernilai ibadah atau kebaikan.
Potret Kesia-siaan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Perbuatan sia-sia sering kali datang dalam kemasan yang menarik. Ia menyelinap masuk ke dalam rutinitas kita tanpa disadari. Berikut adalah beberapa bentuknya yang sangat relevan di era modern.
1. Tenggelam dalam Hiburan yang Berlebihan
Menghibur diri sesekali adalah hal yang wajar. Namun, masalah muncul ketika hiburan menjadi aktivitas utama. Waktu berjam-jam habis hanya untuk menggulir linimasa media sosial tanpa henti. Pikiran kita terhipnotis oleh video-video pendek yang tidak mendidik. Banyak orang bermain game hingga larut malam dan melalaikan kewajiban. Semua ini, jika dilakukan tanpa batas, adalah bentuk kesia-siaan yang nyata.
2. Terjebak dalam Obrolan Kosong dan Gosip
Lisan adalah nikmat sekaligus ancaman. Menghabiskan waktu untuk membicarakan aib orang lain (ghibah) bukan hanya sia-sia. Ia adalah dosa besar yang memakan pahala kebaikan. Begitu pula dengan obrolan kosong yang tidak memiliki tujuan. Debat kusir di media sosial tentang hal-hal sepele juga termasuk di dalamnya. Semua itu hanya menguras energi dan mengeruhkan hati.
3. Kebiasaan Buruk Menunda-nunda Pekerjaan
Sikap menunda-nunda kewajiban (taswif) adalah penyakit produktivitas. Ia hanya akan menumpuk beban di kemudian hari. Lebih dari itu, ia membuat seseorang kehilangan banyak peluang baik. Sebuah tugas yang seharusnya bisa selesai dalam 15 menit, bisa membebani pikiran selama berjam-jam karena terus ditunda. Ini adalah bentuk pemborosan waktu dan energi mental yang luar biasa.
4. Mengikuti Tren Tanpa Arah dan Tujuan
Dunia modern dipenuhi dengan tren yang datang dan pergi. Banyak orang merasa harus selalu mengikuti tren agar dianggap keren atau “up-to-date“. Mereka membeli barang bukan karena butuh, melainkan karena sedang viral. Mereka mengikuti gaya hidup tertentu tanpa memikirkan apakah itu sesuai dengan nilai-nilai mereka. Sikap ini tidak hanya membuang waktu dan uang, tetapi juga menunjukkan krisis identitas.
Mengapa Kita Wajib Menghindarinya?
Ada beberapa alasan mendasar mengapa setiap muslim harus berjuang keras untuk menghindari perbuatan sia-sia.
1. Karena Waktu Adalah Amanah yang Akan Dipertanggungjawabkan
Setiap detik yang kita miliki adalah amanah dari Allah. Kelak di hari kiamat, kita akan ditanya tentang amanah ini. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan…”
(HR. Tirmidzi)
Bayangkan kita berdiri di hadapan Allah dan harus menjelaskan untuk apa kita menghabiskan ribuan jam dalam hidup kita. Ini adalah pengingat yang sangat kuat.
2. Karena Ia Membuka Pintu Menuju Keburukan
Perbuatan sia-sia sering kali menjadi jembatan menuju dosa. Hal-hal yang awalnya terlihat sepele bisa berujung pada keburukan yang lebih besar. Obrolan iseng bisa berubah menjadi fitnah. Tontonan yang tidak bermanfaat bisa mengarah pada konten yang haram. Oleh karena itu, menutup pintu kesia-siaan sama dengan membangun benteng dari kemaksiatan.
3. Karena Ia Menghilangkan Keberkahan Hidup
Keberkahan (barakah) berarti bertambahnya kebaikan dalam sesuatu. Ketika waktu kita dipenuhi dengan hal sia-sia, keberkahan akan hilang. Kita merasa waktu berlalu begitu cepat tanpa ada pencapaian berarti. Kita kehilangan kesempatan emas untuk menuntut ilmu. Kehilangan momen untuk beribadah dengan khusyuk. Kita juga kehilangan peluang untuk membantu sesama atau memperbaiki diri.
Langkah Praktis Menuju Hidup yang Bermanfaat
Menghindari perbuatan sia-sia membutuhkan strategi yang jelas. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang bisa kita terapkan.
-
Buat Prioritas Harian yang Jelas. Sebelum memulai hari, tentukan apa saja hal-hal penting yang harus diselesaikan. Bagi aktivitas menjadi tiga kategori: wajib, penting, dan tambahan. Fokuslah untuk menyelesaikan yang wajib dan penting terlebih dahulu.
-
Basahi Lisan dengan Dzikir dan Tilawah. Saat ada waktu luang, biasakan untuk berdzikir atau membaca Al-Qur’an. Aktivitas ini tidak hanya mendatangkan pahala. Ia juga menjaga lisan dan pikiran kita agar tidak berkelana ke hal-hal yang tidak berguna.
-
Pilih Lingkaran Pertemanan yang Positif. Bergaul dengan orang-orang yang produktif dan saleh akan sangat memengaruhi kita. Lingkungan yang baik akan memotivasi kita untuk terus fokus pada hal-hal yang positif dan bermanfaat.
-
Lakukan Evaluasi Diri (Muhasabah) Setiap Hari. Luangkan waktu beberapa menit setiap malam sebelum tidur. Tanyakan pada diri sendiri: “Apa saja yang sudah aku lakukan hari ini? Apakah waktuku terisi dengan manfaat atau kesia-siaan?” Proses ini akan meningkatkan kesadaran diri kita.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
