Mode & Gaya
Beranda » Berita » Mukena, Budaya Pakaian Sholat Indonesia

Mukena, Budaya Pakaian Sholat Indonesia

Mukena, Budaya Busana Sholat Indonesia.
Contoh mukena sebagai budaya Indonesia yang sudah mengikuti perkembangan zaman

SURAU.CO. Mukena telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan beragama masyarakat Indonesia, terutama bagi perempuan muslimah. Masyarakat Indonesia menggunakan mukena saat melaksanakan sholat dan menganggapnya sebagai busana wajib dalam sholat. Banyak orang Indonesia dan beberapa negara Melayu yang mengenakan mukena untuk sholat. Namun, masyarakat Indonesia belum banyak mengetahui sejarah mukena. Siapa yang memperkenalkan mukena di Indonesia?

Sejarah Mukena di Indonesia

Sejarah mukena di Indonesia erat kaitannya dengan penyebaran Islam oleh Wali Songo di tanah Jawa. Wali Songo merupakan 9 tokoh  ulama yang menyebarkan Islam di Nusantara, memperkenalkan mukena sebagai busana yang sesuai dengan syariat Islam.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang berbudaya. Sebelum Islam datang, masyarakat Jawa telah memiliki cara berpakaian yang sederhana, namun tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sekitar abad ke 13-16 M, perempuan Jawa menggunakan kain kemben yang hanya menutupi dada dan kain sampai lutut.

Dalam nationalgeographic.grid.id, Relief Karmawibhangga menunjukkan bahwa beberapa perempuan di Jawa Kuno tidak menutup bagian dada mereka. Masyarakat mulai mengenal kemben beberapa abad setelahnya. Kemudian, masyarakat Jawa sudah mengenal kebaya yang terlihat lebih tertutup pada era kolonialisme, sekitar abad 16 sampai 20. Hal ini juga berhubungan dengan adanya perkembangan Islam di tanah Jawa.

Wali Songo, yang memahami situasi dan kondisi masyarakat setempat, memperkenalkan mukena sebagai alternatif busana yang lebih sesuai dengan syariat Islam. Mukena menjadi pilihan yang tepat karena dapat menutup aurat dengan sempurna. Seiring waktu, mukena menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan beragama masyarakat Jawa dan Indonesia pada umumnya.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Mukena antara Budaya dan Agama

Dalam proses penyebaran agama Islam di Nusantara, Wali Songo menghadapi tantangan besar dalam mengadaptasi ajaran Islam dengan budaya lokal yang kuat. Salah satunya penggunaan kain kemben oleh perempuan Jawa, yang tidak sesuai dengan syariat Islam yang mewajibkan menutup aurat. Benturan budaya dapat memantik terjadinya konflik di masyarakat. Untuk mengatasi benturan budaya ini, Wali Songo memperkenalkan mukena sebagai solusi yang tepat.

Penggunaan mukena sebagai penutup aurat saat sholat  menunjukkan bagaimana Wali Songo dapat menemukan “jalan tengah” yang seimbang antara syariat Islam dan budaya Jawa. Dengan memperkenalkan mukena, Wali Songo dapat memenuhi kebutuhan ibadah perempuan muslim sambil tetap menghormati budaya Jawa. Dalam menyebarkan Islam, Wali Songo mengajarkan bagaimana agama dapat berdampingan dengan budaya lokal.

Pendekatan Wali Songo yang toleran dan damai menjadi contoh yang baik dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Mereka tidak menggunakan cara-cara anarkis atau kekerasan untuk menyebarkan agama, melainkan menggunakan pendekatan yang santun dan menghormati budaya lokal. Hasilnya, Islam dapat diterima secara luas dan menjadi agama mayoritas di Indonesia.

Busana Sholat Di Berbagai Negara

Jika dibandingkan dengan busana salat di negara-negara lain, mukena memiliki keunikan tersendiri. Masyarakat Indonesia dan beberapa negara Melayu saja yang menggunakan mukena sebagai busana salat. Mereka menganggap mukena lebih baik karena ukurannya yang panjang dapat menutup aurat dengan sempurna. Sesungguhnya penggunaan mukena untuk sholat bukanlah hal wajib. Namun merupakan bagian dari budaya Indonesia. Penggunaan mukena di Indonesia merupakan bagian dari sejarah masuknya Islam di Nusantara. Meskipun tidak wajib, mukena tetap menjadi pilihan banyak perempuan muslimah di Indonesia.

Agama Islam pertama kali diturunkan di Arab Saudi. Masyarakat Arab mengenakan pakaian  tertutup untuk melindungi tubuhnya dari iklim gurun yang ekstrem. Ketika Islam diturunkan, warga Arab tidak membutuhkan pakaian tambahan untuk menjalankan ibadah salat.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Di Timur Tengah, perempuan muslimah menggunakan pakaian panjang dan tidak membentuk tubuh seperti abaya atau jubah. Dan mereka menutup kepala dengan kerudung atau pasmina panjang. Di Pakistan, perempuan muslimah menggunakan tarha dan syarwal saat salat. Tarha adalah sejenis pasmina panjang yang menutup separuh tubuh. Sedangkan, syarwal adalah celana model aladin yang memiliki jahitan serut dibagian belakang.

Sebagian muslimah lain yang telah berhijab, melaksanakan sholat dengan pakaian yang mereka kenakan saat itu saja. Agama tidak melarang umat muslimah sholat menggunakan pakaian selain mukena. Tidak ada dalil atau riwayat yang menyebutkan bahwa muslimah harus menggunakan pakaian tertentu untuk sholat. Setiap muslimah dapat menggunakan pakaian terbaik yang sesuai syariat saat salat.

Perintah Menutup Aurat

Meskipun berbeda, berbagai busana sholat tersebut memiliki satu kesamaan, yaitu menutup aurat. Dalam Islam, menutup aurat merupakan syarat sahnya salat. Kriteria menutup aurat, termasuk tidak transparan dan tidak menampilkan lekuk tubuh. Bagi perempuan, aurat meliputi seluruh badan dan rambut, kecuali wajah dan telapak tangan. Kewajiban menutup aurat dalam Islam tidak hanya saat melaksanakan sholat saja. Muslimah yang sudah balig wajib menutup aurat.

Rasulullah SAW bersabda, “’Wahai Asma’, sesungguhnya apabila wanita sudah mendapatkan haid, maka yang layak untuk dilihat darinya hanyalah ini dan ini saja.’ Nabi SAW. mengisyaratkan pada wajah dan kedua telapak tangannya,” (H.R. Abu Daud).

Mukena di Zaman Modern

Di era modern ini, mukena telah mengalami transformasi yang signifikan dalam hal desain dan gaya. Jika sebelumnya mukena didominasi oleh warna putih polos yang sederhana, kini model mukena telah berkembang menjadi berbagai warna dan motif yang indah dan beragam. Perkembangan ini mencerminkan perubahan zaman dan adaptasi nilai-nilai keagamaan dalam konteks budaya yang berbeda. Budaya setempat memengaruhi desain dan interpretasi nilai-nilai keagamaan dalam mukena.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Dalam perspektif Islam, mengenakan pakaian terbaik dan terindah saat sholat adalah anjuran yang sangat dianjurkan. Sholat adalah bentuk komunikasi langsung antara seorang hamba dan Tuhannya, sehingga mengenakan pakaian yang rapi dan indah dapat meningkatkan kualitas ibadah. Dengan demikian, perkembangan desain mukena yang lebih variatif dan menarik dapat dianggap sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mengekspresikan diri dalam beragama

Selain itu, perkembangan desain mukena juga mencerminkan bagaimana nilai-nilai keagamaan dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai estetika dan budaya. Mukena yang indah dan menarik dapat menjadi sarana untuk mengekspresikan identitas keagamaan dan budaya, serta meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap nilai-nilai keagamaan.

Sebagai Barang Komoditas

Awalnya, perempuan muslim membuat mukena sederhana untuk keperluan salat sendiri. Namun, kini mukena menjadi barang komoditas yang sangat diminati dan diproduksi secara massal. Banyak produsen memproduksi mukena dengan berbagai fitur dan desain yang menarik untuk dipasarkan kepada konsumen.

Pada abad ke-20, mukena mengalami proses komodifikasi yang mengubah posisinya dari sekadar perlengkapan salat menjadi barang ekonomi yang sangat diminati. Produsen-produsen mukena berlomba-lomba untuk menciptakan produk yang inovatif dan menarik, dengan menggunakan berbagai bahan, warna, dan desain yang unik.

Mukena tidak lagi hanya berwarna putih polos, tetapi telah berkembang menjadi berbagai warna dan motif yang cantik. Desain mukena juga semakin bervariasi, dengan beberapa produsen mengadaptasi bentuk abaya dan pakaian salat dari negara Timur Tengah. Beberapa produsen menciptakan desain mukena unik yang dapat dilipat dalam bentuk kecil, sehingga mukena mudah dibawa ke mana-mana.

Dalam konteks ekonomi, komodifikasi mukena telah menciptakan peluang baru bagi produsen dan konsumen. Produsen dapat meningkatkan pendapatan dengan memproduksi mukena yang berkualitas dan inovatif, sementara konsumen dapat memilih dari berbagai pilihan mukena yang sesuai dengan kebutuhan dan selera mereka. Dengan demikian, mukena telah menjadi bagian penting dari industri fashion dan spiritual di Indonesia. Produsen mukena menawarkan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan spiritual, tetapi juga memenuhi kebutuhan estetika dan kenyamanan konsumen.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement