Mode & Gaya
Beranda » Berita » Tips Islami Menjaga Pikiran dari Ucapan Negatif

Tips Islami Menjaga Pikiran dari Ucapan Negatif

Tips Islami Menjaga Pikiran dari Ucapan Negatif
Tips Islami Menjaga Pikiran dari Ucapan Negatif

SURAU.CO – Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali tidak lepas dari ucapan-ucapan negatif—baik yang datang dari orang lain maupun dari diri sendiri. Entah berupa keluhan, gosip, hinaan, atau kata-kata pesimis, semuanya perlahan menggerogoti ketenangan hati dan kejernihan pikiran. Padahal, Islam telah menuntun umatnya untuk menjaga lisan dan hati demi keselamatan dunia dan akhirat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرًا أو ليصمت” (رواه البخاري ومسلم)”

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pesan ini menjadi dasar kuat bahwa dalam Islam, menjaga ucapan bukan sekadar etika sosial, melainkan bagian dari keimanan. Namun, bagaimana agar kita bisa menjaga pikiran agar tidak terpengaruh oleh ucapan negatif, baik dari luar maupun dalam diri?

Mengenal Perbedaan Hijab, Jilbab, dan Khimar dalam Tren Fashion Muslimah

Berikut adalah tips Islami yang bisa diterapkan untuk menjaga pikiran tetap bersih dan positif:

1. Memperbanyak Dzikir dan Istighfar

Ucapan negatif kerap muncul dari hati yang lalai. Maka, kunci pertama untuk membersihkan pikiran adalah dengan menyucikan hati melalui dzikir dan istighfar.

Allah berfirman:

فإنما بذكر الله تطمئن القلوب” (الرعد: ٢٨)”

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Fenomena Suami Takut Istri: Meneladani Sikap Sahabat Nabi dan Psikologi Modern

Dengan memperbanyak dzikir seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaha illallah, dan Allahu Akbar, hati menjadi tenang, dan pikiran pun tidak mudah terganggu oleh pengaruh luar. Istighfar juga membantu membersihkan dosa yang menjadi penyebab munculnya pikiran negatif.

2. Menjauhi Lingkungan dan Pergaulan Toxic

Lingkungan adalah cermin bagi pikiran kita. Jika kita terlalu sering berada dalam lingkungan yang gemar bergosip, mencela, atau menyebarkan pesimisme, lambat laun kita pun bisa ikut terpengaruh.

Nabi ﷺ bersabda:
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi bisa memberimu hadiah atau setidaknya kamu mencium bau harum darinya. Sementara pandai besi bisa membakar pakaianmu atau kamu mencium bau tak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pilihlah sahabat yang senantiasa mengingatkan pada kebaikan, bukan yang menjerumuskan pada ucapan sia-sia.

3. Latih Diri untuk Husnudzon (Berbaik Sangka)

Salah satu penyebab munculnya ucapan negatif adalah buruk sangka. Pikiran yang selalu melihat sisi negatif akan mudah mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan atau melemahkan. Padahal, Allah memerintahkan kita untuk berbaik sangka terhadap sesama.

Budaya Workaholic: Mengancam Kesehatan Tubuh dan Kualitas Ibadah

“يا أيها الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم”

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Berbaik sangka akan membentuk kebiasaan positif dalam berpikir dan berbicara. Bila ada seseorang yang diam, jangan langsung berpikir ia sombong; mungkin ia sedang lelah. Bila ada yang tidak menyapa, bisa jadi ia sedang banyak pikiran.

4. Isi Waktu dengan Hal yang Bermanfaat

Pikiran yang kosong ibarat ladang subur bagi bisikan negatif. Maka isilah waktu dengan aktivitas yang mendekatkan kepada Allah: membaca Al-Qur’an, menuntut ilmu, atau membantu sesama.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“هناك نعمتان يغفل عنهما كثير من الناس: الصحة والفراغ.”

“Dua nikmat yang banyak manusia tertipu, yaitu: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Ketika hati dan pikiran sibuk dengan kebaikan, maka peluang untuk memikirkan hal-hal negatif pun semakin kecil.

5. Balas Keburukan dengan Kebaikan

Allah memerintahkan untuk membalas keburukan dengan kebaikan, karena dari sanalah kedamaian akan muncul, baik dalam pikiran maupun dalam hubungan sosial.

“انبذ بالتي هي أحسن فإذا الذي بينك وبينه عدوا كأنه ولي حميم”

“Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang di antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang setia.” (QS. Al-Fussilat: 34)

Ucapan negatif yang kita terima jangan langsung dibalas dengan amarah. Diam dan senyum lebih bernilai dalam pandangan Allah daripada membalas dengan kata yang sama pedasnya.

6. Jaga Lisan, Jernihkan Hati

Lisan adalah cerminan isi hati. Jika hati penuh kemarahan, maka lisan pun mudah mencaci. Namun jika hati dipenuhi kasih sayang dan ketakwaan, maka lisan akan menjadi sumber kedamaian.

Rasulullah ﷺ pernah ditanya tentang amalan yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga. Beliau menjawab:

تقوى الله وحسن الخلق” (رواه الترمذي)”

“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)

Dan akhlak yang baik berawal dari ucapan yang baik pula.

7. Berdoa agar Diberi Hati yang Tenang

Akhirnya, kita perlu senantiasa memohon kepada Allah agar diberikan keteguhan hati dan pikiran yang bersih dari segala pengaruh buruk.

Di antara doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ:

“اللهم أرني الحق حقاً وارزقني اتباعه، وأرني الباطل باطلا وارزقني اجتنابه”

“Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku kebenaran sebagai kebenaran dan berilah aku kemampuan untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepadaku kebatilan sebagai kebatilan dan berilah aku kemampuan untuk menjauhinya.” (HR. Ahmad)

Menjaga pikiran dari ucapan negatif bukanlah perkara mudah. Namun, dengan panduan dari Al-Qur’an dan Sunnah, kita diajak untuk terus melatih diri agar pikiran kita tetap sehat dan bersih. Islam bukan hanya mengatur ibadah, tetapi juga mengajarkan cara menjaga ketenangan batin, mulai dari apa yang kita ucapkan hingga apa yang kita pikirkan.

Mari jaga lisan, rawat hati, dan bersihkan pikiran dari segala bentuk negativitas. Karena dari sanalah, kedamaian hidup bermula.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement