“Ruang Kecil, Misi Besar” (Refleksi Perjuangan dari Sebuah Sekretariat Sederhana).
Di balik sebuah ruangan kecil, sederhana, dan jauh dari kesan mewah, tersimpan sebuah perjuangan besar yang tak kasat mata. Ruang itu bukan sekadar tempat berteduh dari hujan atau panas, melainkan pusat denyut nadi sebuah gerakan: Sekretariat. Di sinilah mimpi-mimpi dikonsep, strategi dirancang, dan semangat kolektif dikobarkan.
Di tengah barisan kursi merah yang berjajar rapi, motor yang terparkir di sudut, dan sebuah televisi tua di atas meja, kita bisa merasakan denyut kesungguhan. Spanduk hijau bertuliskan “SEKRETARIAT” menjadi penanda bahwa tempat ini bukan sekadar ruang kosong, tapi titik temu pikiran, ide, dan cinta kepada masyarakat.
Sekretariat: Jantung Organisasi
Dalam setiap organisasi, keberadaan sekretariat adalah nadi yang menghubungkan seluruh fungsi. Ia bukan hanya tempat menyimpan arsip atau rapat pengurus, tapi juga simbol dari eksistensi dan konsistensi.
Tempat yang tampak sederhana dalam gambar ini menjadi representasi nyata dari semangat gotong royong. Di sanalah para relawan berkumpul, mendiskusikan program sosial, merancang kegiatan dakwah, menyusun rencana pemberdayaan umat, dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang tak terliput media.
Kesederhanaan Bukan Hambatan
Barangkali banyak yang akan memandang sebelah mata ruang sekretariat ini—tembok putih polos, lampu neon yang menyala terang, bahkan sepeda motor yang menjadi bagian dari “perabot” ruang. Tapi justru dari kesederhanaan seperti inilah lahir kekuatan yang tak bisa diukur dengan materi.
Dari ruang kecil ini, bisa lahir gerakan besar. Karena sejatinya, perubahan sosial tidak butuh gedung mewah. Yang dibutuhkan adalah niat tulus, arah yang benar, dan kemauan untuk bergerak.
Ruang Kebersamaan dan Spirit Kolektif
Kursi-kursi merah itu bukan sekadar benda mati. Ia menyimpan cerita. Pernah diisi oleh mereka yang datang dengan semangat tinggi, mungkin dengan rasa lelah selepas kerja, tapi tak ingin absen dari rapat atau musyawarah.
Setiap pertemuan yang berlangsung di ruangan ini menjadi ajang pembelajaran kolektif. Tak ada senioritas yang membungkam, tak ada gengsi yang membatasi. Yang ada hanyalah kesamaan visi: ingin bermanfaat bagi masyarakat.
Di Balik Dinding, Ada Doa dan Harapan
Di balik dinding yang terlihat sederhana, tersimpan banyak harapan. Anak-anak muda yang ingin berkontribusi, tokoh-tokoh masyarakat yang percaya pada peran kolektif, dan para relawan yang tak pamrih dalam bekerja.
Di ruangan ini, proposal kegiatan pernah disusun dengan semangat. Laporan pertanggungjawaban disiapkan dengan penuh tanggung jawab. Bahkan sering kali, keputusan penting lahir dari ruang yang sempit tapi penuh dengan semangat lapang.
Makna Kata “Sekretariat” dalam Islam
Jika kita menilik Nilai-nilai Islam, maka segala aktivitas yang diniatkan karena Allah, walau tampak kecil dan remeh, memiliki nilai besar di sisi-Nya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruquthni)
Maka ruangan sekretariat ini menjadi wadah amal jariyah. Selama dari tempat ini lahir ide-ide kebaikan, maka setiap orang yang berkontribusi di dalamnya pun akan mendapatkan bagian pahala.
Membangun Peradaban dari Pinggir
Hari ini kita menyaksikan bahwa banyak perubahan sosial justru lahir bukan dari pusat kekuasaan, tapi dari ruang-ruang kecil seperti ini. Ruang-ruang rakyat. Ruang inisiatif. Ruang perjuangan sunyi.
Sekretariat yang tampak biasa ini bisa menjadi titik awal lahirnya kader-kader perubahan. Di sinilah kader belajar organisasi, belajar menyusun program, belajar menyelesaikan konflik, bahkan belajar makna sabar dan konsistensi.
Tantangan dan Harapan
Tentu, bukan berarti semuanya berjalan mulus. Ruang seperti ini sering kekurangan dana, fasilitas terbatas, kadang jaringan listrik bermasalah, bahkan AC pun tak ada. Tapi di situlah letak keberkahan.
Keberkahan bukan dari gemerlap fasilitas, tapi dari ketulusan dan niat yang ikhlas. Dan harapan kita, semoga sekretariat ini kelak menjadi saksi bahwa dari ruang sempit inilah lahir banyak amal besar.
Pesan Bagi Generasi Muda
Untuk para generasi muda yang kini memegang estafet kepemimpinan, ingatlah: jangan malu dengan kesederhanaan. Jangan tunggu ideal untuk mulai bergerak. Jangan tunggu lengkap untuk memulai kebaikan.
Bangunlah gerakan dari apa yang ada. Manfaatkan ruang yang tersedia. Dan yakinlah bahwa Allah akan memberkahi perjuangan yang dijalani dengan kesungguhan.
Akhir Kata: Jadikan Sekretariat sebagai Taman Amal
Mari kita ubah cara pandang terhadap sekretariat. Ia bukan hanya kantor kecil, tapi taman amal. Tempat suburnya niat baik, tempat tumbuhnya amal jama’i, dan tempat mulianya perjuangan sunyi.
Bagi yang pernah duduk di sana, mengetik proposal, menyiapkan konsumsi, mencatat notulen, atau sekadar menyapu lantai—semua itu tercatat di sisi Allah sebagai bentuk khidmat kepada ummat.
Catatan Penutup: Kepada para pengurus, kader, dan relawan yang pernah mengisi ruangan ini dengan amal-amal baik: teruslah berjuang. Jangan lihat kecilnya ruang, lihatlah besarnya tanggung jawab. Jangan lihat minimnya fasilitas, lihatlah luasnya ladang pahala.
Karena dari sekretariat kecil inilah, insyaAllah akan lahir gerakan besar untuk perubahan masyarakat menuju kebaikan, kemandirian, dan keberkahan. Penyuluh Agama, Pegiat Dakwah, dan Pencinta Amal Jama’i (Tengku Iskandar).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
