Pendidikan
Beranda » Berita » Menjaga Hak Anak di Berbagai Zaman: Tanggung Jawab Sepanjang Masa

Menjaga Hak Anak di Berbagai Zaman: Tanggung Jawab Sepanjang Masa

Menjaga Hak Anak di Berbagai Zaman: Tanggung Jawab Sepanjang Masa
Menjaga Hak Anak di Berbagai Zaman: Tanggung Jawab Sepanjang Masa

SURAU.CO – Anak merupakan amanah. Di setiap zaman, mereka hadir membawa harapan besar. Namun, jika orang dewasa mengabaikan hak-hak mereka, maka harapan itu bisa berubah menjadi bencana. Sejak awal, Islam telah menegaskan bahwa anak bukan sekadar pelengkap keluarga. Allah ﷻ menjadikan mereka sebagai makhluk suci yang harus menjadi orang tua jaga, pembimbing, dan penuhi hak-haknya. Dalam hal ini, orang tua memegang peran penting sebagai pemimpin atas anak-anak mereka. Serupa sabda Rasulullah ﷺ:

كلكم إمام، وكلكم مسؤول عن إمامته” (رواه البخاري ومسلم).”

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Zaman Nabi: Keteladanan dalam Menjaga Anak

Sejak masa kenabian, Rasulullah ﷺ telah memperlihatkan perhatian besar terhadap anak-anak. Beliau menyambut mereka dengan senyuman hangat, menepuk kepala mereka dengan lembut, dan mendoakan kebaikan di masa depan mereka. Dalam satu riwayat, Rasulullah mencium cucunya, Hasan bin Ali. Saat itu, seorang sahabat berkata, “Aku memiliki sepuluh anak, tapi tidak pernah mencium satu pun dari mereka.” Rasulullah ﷺ menjawab, “Barang siapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lebih dari itu, Rasulullah ﷺ tidak hanya menunjukkan kasih sayang secara fisik. Beliau juga memberikan perhatian penuh terhadap pendidikan anak, termasuk dalam aspek spiritual, psikologis, dan sosial. Bahkan ketika dia mendengar tangisan anak kecil dalam shalat, dia segera mempercepat shalatnya agar tidak memberatkan sang ibu. Dengan sikap itu, Rasulullah menegaskan bahwa anak memiliki hak untuk diperhatikan, bahkan dalam situasi ibadah sekalipun.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Zaman Modern: Tantangan Baru, Komitmen Lama

Kini, umat Islam hidup di era yang serba cepat dan penuh gangguan. Kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi memang membuka banyak peluang. Akan tetapi, di sisi lain, berbagai ancaman juga mengintai anak-anak. Kekerasan digital, konten yang tidak pantas, hingga eksploitasi anak terus menyebar luas di berbagai media.

Sayangnya, banyak orang tua yang justru lengah. Mereka lebih sibuk mengejar karir atau tenggelam dalam dunia digital. Akibatnya, mereka lupa bahwa anak lebih membutuhkan kehadiran orang tua dibandingkan hadiah. Anak-anak ingin didengarkan, bukan sekedar disuruh. Mereka menginginkan pelukan hangat, bukan hanya fasilitas yang mewah.

Padahal, Islam sejak dahulu telah menekankan pentingnya menjaga hak anak. Allah ﷻ berfirman:

“…يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نار جهنم”

 “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6)

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

Oleh karena itu, setiap orang tua wajib menjaga dan membina anak-anak mereka dalam keimanan, akhlak, dan ilmu. Mereka tidak bisa menyerahkan tanggung jawab ini kepada sekolah atau lingkungan semata. Justru orang tua sendiri yang harus mengambil peran utama dalam mendidik dan melindungi anak-anak mereka.

Hak-Hak Anak Menurut Islam

Islam memberikan perhatian besar terhadap hak-hak anak. Setidaknya, ada beberapa hak mendasar yang wajib orang tua penuhi, yaitu:

  1. Hak atas kehidupan dan perlindungan
    Islam melarang keras segala bentuk kekerasan terhadap anak, baik fisik maupun psikologis. Pada masa jahiliyah, sebagian orang membunuh anak-anak mereka karena takut miskin. Allah mengecam keras praktik ini, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Isra : 31.
  2. Hak atas pendidikan
    Kedua, Rasulullah ﷺ bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanya yang menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Sabda ini menegaskan bahwa orang tua mempunyai tanggung jawab penuh dalam mendidik anak dengan akidah tauhid dan akhlak Islam sejak dini.
  3. Hak atas kasih sayang
    Anak membutuhkan lebih dari sekadar makanan dan pakaian. Mereka juga membutuhkan cinta, perhatian, dan rasa aman secara emosional. Dengan kasih sayang yang tulus, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang stabil, tangguh, dan percaya diri.
  4. Hak atas nama baik dan nasab yang jelas
    Dalam Islam, setiap anak berhak mendapatkan nama yang baik dan nasab yang jelas. Pemberian nama yang baik merupakan bentuk penghormatan terhadap martabat anak sebagai ciptaan Allah yang mulia.

Membentuk Generasi Qur’ani

Melihat semua itu, kita perlu menjadikan rumah sebagai madrasah pertama yang menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan anak-anak. Kita harus memastikan bahwa suara nasihat seorang ayah dan ibu lebih nyaring di telinga anak daripada suara dari gawai atau media sosial.

Lebih lanjut lagi, jika kita ingin melihat anak-anak tumbuh menjadi generasi Qur’ani, maka kita sendiri harus terlebih dahulu menjadi pribadi Qur’ani. Kita perlu mencontoh Rasulullah ﷺ dalam mencintai, mendidik, dan memuliakan anak-anak.

Akhirnya, dengan menjaga hak mereka hari ini, kita sedang menyiapkan masa depan dunia yang lebih baik dan akhirat yang lebih cerah. Memang benar, tugas ini berat. Namun, ini amanah yang harus ditunaikan. Mari kita tunaikan amanh ini dengan iman dan cinta, dan InsyaAllah akan menolong dan memberi keberkahan dalam setiap langkah kita.

Sebab Kerusakan Anak Wanita

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement