Mode & Gaya
Beranda » Berita » Dibalik Lezatnya Bakmi Jokowi Prabowo

Dibalik Lezatnya Bakmi Jokowi Prabowo

Dibalik Lezatnya Bakmi Jokowi Prabowo
Jokowi dan Prabowo Menikmati Bakmi di Solo

SURAU.CO. Bakmi Bu Citro di Solo tiba-tiba menjadi viral, menyusul postingan Presiden ke 7 Indonesia Joko Widodo di Instagram miliknya setelah makan Bakmi bersama Presiden Prabowo. “Kami duduk santai, berbincang ringan ditemani semangkuk bakmi hangat. Sebuah momen personal, jauh dari agenda kenegaraan, dan berkesan. Terima kasih Pak Presiden”, tulis Jokowi. Momen santap malam Prabowo dan Jokowi usai kongres PSI di Solo menjadi perbincangan publik di dunia maya. Bahkan pencarian “Jokowi Prabowo Bakmi” sempat menjadi tranding di mesin pencarian google.

Bakmi menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia dari semua kalangan. Bakmi menjadi favorit banyak orang karena rasanya yang lezat dan harganya yang terjangkau. Saking melekatnya dengan masyarakat Indonesia, banyak varian bakmi yang tercipta tergantung asal daerah dan isian toppingnya. Darimana asal Bakmi? Apakah Bakmi makanan asli nusantara? Pertanyaan pentingnya adalah: Apakah bakmi halal untuk dikonsumsi?

Akulturasi Budaya Tionghoa Indonesia

Bakmi yang menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia sebenarnya merupakan makanan khas Tiongkok Selatan, terutama dari wilayah pelabuhan Fujian dan Guandong. Masyarakat iongkok menyebut makanan ini dengan istilah bakmi. Saat di bawa ke Indonesia, bakmi masih menggunakan daging babi sebagai topping. Sesuai dengan namanya yakni “Bakmi” yang berarti mie babi. Namun, Bakmi di Indonesia menggunakan daging ayam sebagai topping karena mayoritas kerajaan kuno Nusantara beragama Islam. Masyarakat mengikuti aturan agama dan budaya lokal dengan menjadikan daging ayam semur kecap sebagai pilihan. Perubahan ini menunjukkan adaptasi bakmi dengan nilai-nilai Islam di Indonesia.

Pada tahun 1870, banyak orang Tionghoa dan Arab yang singgah dan akhirnya menetap di Jawa. Bersamaan dengan itu Bakmi menjadi makanan yang merupakan akulturasi antara budaya Tionghoa dan Indonesia (Nusantara). Masyarakat Cina menyajikan mi dengan potongan daging babi dan bumbu dari minyak babi. Sedangkan, masyarakat Indonesia menggunakan potongan ayam disemur dengan kecap dan minyak ayam sebagai pelengkap mi.

Bakmi Khas Indonesia

Kuliner menjadi kebutuhan dasar manusia, tetapi juga bisa berlaku sebagai penguat identitas. Di Indonesia sendiri, varian bakmi semakin kaya dan beragam. Bakmi Indonesia menawarkan pengalaman kuliner unik dengan penyajian beragam, mulai dari kuah terpisah hingga kuah yang langsung dicampur dengan mie. Varian bakmi di Indonesia memiliki bumbu khas yang unik dan berbeda dari asalnya di Cina. Bakmi telah berkembang menjadi salah satu kuliner khas Indonesia yang memiliki jati diri kuat.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Bakmi yang ada di Indonesia umumnya bukan jenis yang berkuah banyak, melainkan disajikan cenderung kering dengan kuah kaldu terpisah. Mie-nya sendiri sudah dibumbui dengan minyak babi atau ayam sehingga terasa gurih. Kemudian, berbagai topping seperti pangsit, daging sapi, babi, ayam, dan sayuran melengkapi rasa bakmi.

Bakmi di Indonesia hadir dengan variasi yang disesuaikan dengan selera lokal dan bahan-bahan lokal. Beberapa bakmi masih menggunakan babi, namun banyak juga yang menawarkan versi halal tanpa babi. Konsumen Muslim perlu memilih bakmi yang terjamin kehalalannya karena beberapa bakmi terkait dengan budaya Tionghoa umumnya non-halal.

Bakmi di Indonesia berkembang dengan variasi yang beragam sesuai dengan asal daerah dan selera lokal. Nama-nama bakmi seperti Bakmi Ayam Pecamke, Bakmi Jawa, dan Bakmi Bangka menunjukkan asal daerahnya di Nusantara. Indonesia memiliki banyak jenis bakmi yang lezat dan patut dicoba.

Titik Kritis Haram pada Bakmi

Bakmi terbuat dari mie yang terbuat dari terigu sehingga pada dasarnya halal. Namun, orang biasanya mengolah bakmi dengan menambahkan sayuran, daging ayam, sapi, babi atau seafood. Mereka juga menggunakan minyak dan bumbu untuk menambah rasa dan aroma. Kecap dan penyedap (MSG) adalah bumbu yang sering digunakan dalam masakan bakmi.

LPPOM MUI menyebutkan bahwa titik kritis keharaman bakmi ada pada bahan tambahan dan bumbu-bumbunya. Perlu memastikan bakmi menggunakan daging ayam atau sapi yang disembelih sesuai syariat Islam untuk memastikan kehalalannya.

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah

Kita perlu mencermati penggunaan penyedap rasa MSG dalam bumbu. Bahan ini adalah produk mikrobial, yang media pertumbuhan bakterinya bisa saja melalui media yang haram. Untungnya, sejumlah produsen penyedap masakan telah menyediakan produk penyedap yang bersertifikat halal.

Minyak untuk memasak bakmi terkadang merupakan campuran dari sejumlah bahan. Ada orang mencampur minyak sayur dengan kaldu untuk masakan bakmi. Nah, kaldu ini bisa berasal dari ayam, sapi, atau babi.

Selain minyak, ada penjual bakmi menggunakan angciu, sejenis arak khas Cina, untuk menambah cita rasa masakan mereka. Karena mengandung arak, angciu jelas haram.  Angciu berfungsi sebagai penguat aroma sehingga muncul aroma lezat dalam masakan.

Namun, saat ini sudah cukup banyak rumah makan dan juru masak yang menyadari pentingnya kehalalan. Sehingga angciu mereka ganti dengan air jahe segar. Orang lain menggunakan kecap asin dengan perasan jeruk nipis atau lemon sebagai pengganti angciu.

Kita perlu memastikan kehalalan semangkok bakmi karena bahan campurannya yang beragam. Periksa atau tanyakan kehalalan bakmi sebelum memutuskan untuk mengonsumsinya. Pastikan rumah makan atau restoran yang menyajikannya telah memenuhi syarat kehalalan dari MUI. Atau jika ingin mengolah sendiri, bahan-bahan yang kita gunakan pun harus jelas status kehalalannya. Dengan cara ini, kita bisa terhindar dari risiko memakan makanan haram.

Menyelaraskan Minimalisme dan Konsep Zuhud: Relevansi Kitab Riyadhus Shalihin di Era Modern


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement