SURAU.CO – Sebagai kiblat pertama umat Islam, Masjidil Aqsha memegang posisi yang sangat istimewa. Tanah Palestina yang diberkahi menjadi panggung sejarah bagi banyak nabi. Oleh karena itu, masjid ini bukan hanya sekadar bangunan, melainkan sebuah simbol keimanan yang kokoh. Banyak hadits shahih menjelaskan kemuliaan tempat ini. Dengan memahaminya, kita dapat memperkuat rasa kepedulian terhadap warisan berharga ini. Artikel ini akan memandu Anda untuk menggali lebih dalam berbagai keutamaan Masjidil Aqsha.
Masjid Kedua yang Allah Letakkan di Muka Bumi
Sejarah mencatat bahwa Allah meletakkan Masjidil Aqsha sebagai salah satu rumah ibadah pertama di dunia. Fungsinya sebagai pusat tauhid hadir setelah Masjidil Haram. Hal ini secara langsung menunjukkan betapa penting peran masjid ini sejak zaman dahulu. Sebuah hadits dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu memperkuat fakta ini.
Beliau berkata:
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ أَوَّلَ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ ثُمَّ أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ بَعْدُ فَصَلِّهِ فَإِنَّ الْفَضْلَ فِيْهِ وَفِيْ رِوَايَةٍ أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ فَصَلِّ فَهُوَ مَسْجِدٌ
“Aku bertanya, “Wahai, Rasulullah. Masjid manakah yang pertama kali dibangun?” Beliau menjawab, ‘Masjidil Haram”. Aku bertanya lagi : Kemudian (masjid) mana?” Beliau menjawab, “Kemudian Masjidil Aqsha”. Aku bertanya lagi : “Berapa jarak antara keduanya?” Beliau menjawab, “Empat puluh tahun. Kemudian dimanapun shalat menjumpaimu setelah itu, maka shalatlah, karena keutamaan ada padanya”. Dan dalam riwayat lainnya : “Dimanapun shalat menjumpaimu, maka shalatlah, karena ia adalah masjid” [HR Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Dzar].
Melalui hadits ini, kita memahami bahwa Masjidil Aqsha adalah masjid kedua di bumi. Jarak waktu pembangunannya yang hanya empat puluh tahun dari Ka’bah menjadi bukti nyata akan kemuliaannya.
Ganjaran Pahala Shalat yang Luar Biasa
Selain nilai sejarahnya, beribadah di Masjidil Aqsha juga mendatangkan ganjaran yang sangat besar. Salah satu keistimewaan ini berasal dari doa Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Beliau memanjatkan permohonan khusus kepada Allah saat selesai membangun Baitul Maqdis.
Dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَنَّ سُلَيْمَانَ بْنَ دَاوُدَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا بَنَى بَيْتَ الْمَقْدِسِ سَأَلَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خِلَالًا ثَلَاثَةً… وَسَأَلَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حِينَ فَرَغَ مِنْ بِنَاءِ الْمَسْجِدِ أَنْ لَا يَأْتِيَهُ أَحَدٌ لَا يَنْهَزُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ فِيهِ أَنْ يُخْرِجَهُ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Sesungguhnya , ketika Sulaiman bin Dawud membangun Baitul Maqdis, (ia) meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tiga perkara… serta memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala bila selesai membangun masjid, agar tidak ada seorangpun yang berkeinginan shalat disitu, kecuali agar dikeluarkan dari kesalahannya, seperti hari kelahirannya.” [HR An-Nasa’i, Ahmad, Ibnu Majah, dan lainnya].
Sebagai hasilnya, shalat di sana berpotensi menghapus dosa seorang hamba. Ini tentu menjadi motivasi spiritual yang sangat kuat bagi setiap Muslim. Para ulama kemudian menjelaskan bahwa pahala shalat di sana setara dengan 250 kali lipat dibanding masjid biasa.
Tujuan Mulia untuk Perjalanan Ibadah
Lebih lanjut, Islam secara khusus menetapkan Masjidil Aqsha sebagai satu dari tiga destinasi utama perjalanan ibadah. Kedudukannya setara dengan Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk mengunjunginya jika memiliki kemampuan.
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan sabda Nabi:
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
“Tidak boleh bersusah-payah bepergian, kecuali ke tiga masjid, (yaitu) Masjidil Haram, Masjid Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Masjidil Aqsha” [HR Al-Bukhari dan Muslim].
Dengan demikian, hadits ini secara tegas membatasi tempat suci untuk tujuan ziarah ibadah. Tidak ada tempat lain di bumi yang memiliki keistimewaan serupa.
Keutamaan I’tikaf di Tiga Masjid Utama
Tak hanya itu, keutamaan Masjidil Aqsha juga mencakup ibadah i’tikaf. Para ulama menjelaskan bahwa i’tikaf yang paling sempurna dapat diraih dengan melaksanakannya di salah satu dari tiga masjid suci ini.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ اعْتِكَافَ إِلاَّ فِيْ الْمَسَاجِدِ الثَّلاَثَةِ
“Tidak ada i’tikaf kecuali di tiga masjid” [HR Al-Baihaqi].
Hadits ini menekankan bahwa seorang Muslim yang beri’tikaf di Masjidil Aqsha akan mendapatkan fadhilah atau keutamaan yang lebih tinggi.
Baitul Maqdis dalam Konteks Akhir Zaman
Beralih ke konteks masa depan, beberapa hadits juga menyebutkan peran penting Masjidil Aqsha menjelang akhir zaman. Salah satunya bahkan mengaitkan kemakmuran Baitul Maqdis dengan peristiwa-peristiwa besar yang akan datang.
Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:
عُمْرَانُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَرَابُ يَثْرِبَ وَخَرَابُ يَثْرِبَ خُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ…
“Pembangunan menyeluruh Baitul Maqdis adalah waktu kerusakan Madinah, dan kerusakan Madinah adalah waktu keluarnya Malhamah (perang)…” [HR Ahmad, Abu Dawud, dan lainnya].
Hadits ini berfungsi sebagai pengingat bahwa peristiwa di Palestina memiliki hubungan erat dengan takdir umat Islam secara keseluruhan.
Benteng Perlindungan dari Fitnah Dajjal
Terlebih lagi, Allah menjanjikan perlindungan khusus bagi tempat-tempat suci dari fitnah terbesar di akhir zaman. Dajjal, sang perusak, dipastikan tidak akan bisa memasuki empat masjid mulia, dan salah satunya adalah Masjidil Aqsha.
Dalam sebuah hadits panjang, Rasulullah bersabda tentang Dajjal:
يَبْلُغُ سُلْطَانُهُ كُلَّ مَنْهَلٍ لَا يَأْتِي أَرْبَعَةَ مَسَاجِدَ الْكَعْبَةَ وَمَسْجِدَ الرَّسُولِ وَالْمَسْجِدَ الْأَقْصَى وَالطُّورَ
“Kekuasaannya mencapai semua tempat, namun ia tidak dapat mendatangi empat masjid, Masjid Ka’bah, Masjid Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Masjid al Aqsha dan Masjid ath Thur.” [HR Ahmad].
Jaminan ilahi ini menegaskan bahwa Masjidil Aqsha akan tetap berdiri sebagai benteng keimanan. Keberkahannya akan terus terpancar, menjadi sumber kekuatan spiritual bagi siapa pun yang meyakininya hingga akhir masa.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
