Pendidikan
Beranda » Berita » Madrasah Tertua di Dunia yang Masih Aktif dan Produktif

Madrasah Tertua di Dunia yang Masih Aktif dan Produktif

alqarayyin-universiti
alqarayyin-universiti

SURAU.CO-Madrasah tertua di dunia yang masih aktif dan produktif bukan sekadar simbol kejayaan masa lalu. Lembaga ini mencerminkan semangat keilmuan Islam yang terus menyala. Saat membahas madrasah tertua di dunia yang masih aktif dan produktif, nama Al-Qarawiyyin di Maroko selalu muncul. Didirikan pada abad ke-9, institusi ini berkembang menjadi pusat ilmu yang relevan hingga kini.

Sejarah Madrasah dan Pusat Ilmu Islam

Fatima al-Fihri, seorang perempuan Muslimah, mendirikan madrasah Al-Qarawiyyin pada tahun 859 M. Ia menggunakan warisan kekayaan ayahnya untuk membangun masjid yang sekaligus berfungsi sebagai pusat pembelajaran. Seiring waktu, tempat ini menjelma menjadi institusi pendidikan yang prestisius.

Al-Qarawiyyin melewati masa pemerintahan berbagai dinasti seperti Idrisiyah, Murabitun, Muwahhidun, hingga Ottoman. Namun, lembaga ini tetap berjalan. UNESCO dan Guinness World Records mengakui Al-Qarawiyyin sebagai universitas tertua yang masih beroperasi hingga sekarang.

Aktivitas Pendidikan dan Produktivitas Madrasah

Hingga hari ini, Al-Qarawiyyin terus menyelenggarakan pendidikan aktif. Para dosen mengajar berbagai bidang, mulai dari tafsir, fiqih, nahwu, hingga logika dan matematika. Mereka juga menulis jurnal ilmiah, menyelenggarakan konferensi, dan menjalin kerja sama akademik internasional.

Mahasiswa dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia, datang untuk belajar di madrasah ini. Lembaga ini tetap produktif melalui publikasi ilmiah dan keterlibatan dalam diskursus global. Al-Qarawiyyin berhasil menjaga warisan klasik sembari menjawab tantangan zaman.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Sistem Pengajaran Tradisional yang Tetap Bertahan

Salah satu hal yang membuat madrasah tertua di dunia tetap relevan adalah sistem pembelajaran tradisionalnya. Para guru menyampaikan materi melalui halaqah, yaitu lingkaran ilmu di atas permadani masjid. Mereka mengajarkan kitab secara langsung dan interaktif, tanpa perangkat elektronik atau papan tulis.

Metode ini memberikan pengalaman belajar yang mendalam. Mahasiswa belajar langsung dari lisan guru, serta meneladani adab dan akhlaknya. Tradisi ini masih hidup karena memberikan kedekatan dan kehangatan dalam proses belajar-mengajar.

Inspirasi Global dari Tradisi Pendidikan Islam

Al-Qarawiyyin memberi inspirasi pada berbagai sistem pendidikan, termasuk pesantren di Indonesia. Banyak pesantren salaf meniru pola halaqah, sistem kitab kuning, dan hubungan guru-murid yang erat. Pengaruh madrasah ini menjangkau dunia Barat. Tokoh-tokoh seperti Ibn Khaldun, Ibn Rushd, hingga Ibnu Arabi pernah belajar atau mengajar di dalamnya.

Pemikiran mereka masih dikaji di universitas dunia seperti Oxford, Sorbonne, hingga Harvard. Tradisi ini telah melintasi ruang dan waktu, memberi kontribusi besar pada peradaban manusia.

Relevansi Madrasah Kuno di Era Digital

Di era digital, banyak institusi pendidikan mengandalkan teknologi. Namun, madrasah tertua di dunia yang masih aktif dan produktif ini justru mengajarkan nilai-nilai inti pendidikan: adab, ketekunan, dan keikhlasan dalam menuntut ilmu.

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

Beberapa universitas Islam modern mulai mengadopsi pendekatan gabungan—mengintegrasikan metode tradisional dengan teknologi daring. Pendekatan ini menjaga kedalaman ilmu sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Madrasah Al-Qarawiyyin membuktikan bahwa lembaga pendidikan Islam mampu bertahan lintas zaman. Dengan menjaga tradisi sambil terus berinovasi, madrasah ini memberi teladan bahwa ilmu, adab, dan spiritualitas harus berjalan seiring. Semangat ini layak ditiru oleh institusi pendidikan di era modern yang serba cepat.

Dunia terus berubah, tetapi nilai-nilai luhur dari madrasah tertua ini tetap relevan. Kita bisa belajar bahwa kemajuan teknologi seharusnya tidak menggantikan akar kebijaksanaan. Justru, dengan menggabungkan tradisi dan kemajuan, umat Islam bisa mencetak generasi yang cerdas, beradab, dan siap menghadapi tantangan global. (Hen)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement