Sejarah
Beranda » Berita » Perang Bani Musthaliq: Di Balik Kemenangan, Pernikahan, dan Ujian Fitnah

Perang Bani Musthaliq: Di Balik Kemenangan, Pernikahan, dan Ujian Fitnah

Perang Bani Musthaliq

SURAU.CO – Perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ di Madinah diwarnai oleh berbagai peristiwa monumental. Setiap kejadian tidak hanya menguji kekuatan militer, tetapi juga ketahanan iman dan sosial kaum muslimin. Salah satu episode paling kaya dengan pelajaran adalah Perang Bani Musthaliq atau Perang Muraisi’. Peristiwa ini bukan sekadar pertempuran. Ia menjadi panggung bagi pernikahan yang membawa berkah. Namun, di baliknya juga tersimpan ujian fitnah yang mengguncang rumah tangga Nabi dan komunitas Madinah.

Artikel ini akan mengupas tiga babak penting dari Perang Bani Musthaliq. Kita akan menyelami strategi perang Nabi. Kemudian, kita akan melihat hikmah di balik pernikahan beliau dengan Juwairiyyah. Terakhir, kita akan memetik pelajaran abadi dari Haditsul Ifki, yaitu fitnah keji yang menimpa Ummul Mukminin Aisyah.

Babak Pertama: Inisiatif Perang dan Kemenangan di Sumur Muraisi’

Perang ini terjadi pada tahun kelima atau keenam Hijriah. Pemicunya adalah manuver dari Bani Musthaliq. Mereka merupakan bagian dari kabilah Khuza’ah. Pemimpin mereka, Al-Harits bin Abi Dhirar, mulai menghasut kaumnya. Ia juga mengumpulkan kekuatan dari suku-suku Arab lain di sekitarnya. Tujuannya satu: menyerang Madinah.

Berita ini sampai ke telinga Rasulullah ﷺ. Seperti biasa, beliau tidak pernah meremehkan ancaman. Beliau segera mengirim seorang mata-mata untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. Setelah intelijen terkonfirmasi, Nabi mengambil langkah cepat. Beliau memutuskan untuk menyerang lebih dulu. Strategi proaktif ini bertujuan untuk melumpuhkan kekuatan musuh sebelum mereka sempat bergerak.

Rasulullah ﷺ memimpin langsung pasukan muslimin menuju sumber air milik Bani Musthaliq. Sumber air itu dikenal dengan nama Al-Muraisi’. Di sinilah pertempuran akan terjadi. Pasukan muslimin bergerak dengan senyap. Mereka berhasil memberikan efek kejut yang luar biasa. Saat Bani Musthaliq sedang lengah dan memberi minum ternak mereka, serangan dilancarkan.

Riyadus Shalihin: Antidot Ampuh Mengobati Fenomena Sick Society di Era Modern

Pertempuran tidak berlangsung lama. Strategi yang matang dan keberanian kaum muslimin membuat pertahanan musuh runtuh. Banyak prajurit Bani Musthaliq tewas. Sisanya, termasuk para wanita dan anak-anak, menjadi tawanan perang. Harta rampasan perang (ghanimah) pun sangat banyak. Kemenangan ini sekali lagi menunjukkan keunggulan strategi militer Nabi Muhammad ﷺ.

Babak Kedua: Juwairiyyah binti Al-Harits, Tawanan yang Menjadi Ummul Mukminin

Di antara para tawanan, terdapat seorang wanita terhormat. Ia adalah Barrah binti Al-Harits, putri dari pemimpin Bani Musthaliq. Sesuai hukum perang saat itu, ia menjadi bagian dari tawanan yang akan dibagikan. Ia jatuh ke tangan sahabat Tsabit bin Qais. Namun, sebagai seorang putri bangsawan, ia ingin menebus dirinya. Ia pun mendatangi Rasulullah ﷺ untuk meminta bantuan.

Saat itulah sebuah peristiwa besar terjadi. Rasulullah ﷺ melihat kebaikan dan kemuliaan pada diri Barrah. Beliau kemudian menawarkan sesuatu yang jauh lebih baik daripada sekadar kemerdekaan. Beliau menawarkan untuk menikahinya. Tawaran mulia ini diterima dengan baik.

Rasulullah ﷺ kemudian mengganti namanya dari Barrah menjadi Juwairiyyah. Pernikahan ini membawa berkah yang luar biasa. Ketika para sahabat mendengar bahwa Juwairiyyah kini menjadi istri Nabi, mereka merasa tidak pantas menawan kerabat dari Ummul Mukminin. Secara sukarela, mereka membebaskan semua tawanan dari Bani Musthaliq. Ratusan orang akhirnya mendapatkan kemerdekaan mereka.

Melihat kemuliaan akhlak ini, seluruh anggota kabilah Bani Musthaliq menyatakan keislaman mereka. Pernikahan ini bukan sekadar penyatuan dua individu. Ia menjadi jembatan dakwah yang mengubah musuh menjadi saudara seiman.

Budaya Hustle Culture vs Berkah: Meninjau Ulang Definisi Sukses

Babak Ketiga: Haditsul Ifki, Ujian Kesabaran Aisyah

Namun, perjalanan pulang dari Perang Muraisi’ diwarnai oleh awan kelabu. Sebuah fitnah keji dirancang untuk menyerang kehormatan rumah tangga Nabi. Korbannya adalah istri tercinta beliau, Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha.

Peristiwa ini dikenal sebagai Haditsul Ifki (Berita Bohong Besar). Kisah bermula ketika rombongan pasukan beristirahat. Aisyah keluar dari sekedup (tandu di atas unta) untuk suatu keperluan. Saat kembali, ia menyadari kalungnya hilang. Ia pun pergi mencarinya. Tanpa sepengetahuannya, rombongan pasukan telah berangkat. Para pengangkat tandu mengira Aisyah ada di dalam karena postur tubuhnya yang ringan.

Aisyah akhirnya kembali ke tempat semula dan menunggu. Ia berharap ada yang menyadari ketiadaannya dan kembali menjemput. Tak lama, seorang sahabat bernama Shafwan bin Al-Mu’atthal lewat. Tugasnya memang menyisir area di belakang pasukan. Betapa terkejutnya ia menemukan istri Nabi tertinggal sendirian. Dengan penuh adab, ia mempersilakan Aisyah menaiki untanya sementara ia menuntun dari depan.

Momen inilah yang dimanfaatkan oleh kaum munafik. Tokoh utamanya adalah Abdullah bin Ubay bin Salul. Ia menyebarkan isu bahwa Aisyah telah berbuat serong dengan Shafwan. Fitnah ini menyebar dengan cepat di Madinah. Suasana menjadi tegang. Bahkan beberapa orang muslim yang baik ikut termakan isu tersebut.

Ujian ini sangat berat bagi Aisyah, Nabi, dan seluruh keluarga. Wahyu dari Allah pun sempat terhenti selama sebulan. Hingga akhirnya, Allah menurunkan langsung sepuluh ayat dalam Surah An-Nur. Ayat-ayat tersebut membersihkan nama Aisyah dari segala tuduhan. Allah menegaskan kesucian Aisyah dan mengancam para penyebar fitnah dengan azab yang pedih.

Generasi Sandwich dan Birrul Walidain: Mengurai Dilema dengan Solusi Langit

Peristiwa ini memberikan pelajaran abadi. Ia mengajarkan kita tentang bahaya fitnah dan pentingnya melakukan tabayyun (klarifikasi). Ia juga menunjukkan betapa agungnya kesabaran dan keimanan Ummul Mukminin Aisyah dalam menghadapi cobaan terberat.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement