Surau.co – Memiliki momongan atau anak menjadi impian mayoritas pasangan suami istri. Kecuali bagi mereka yang berideologi childfree atau secara sadar ingin hidup tanpa anak. Memiliki buah hati bagi orang tua yang menginginkannya, bukan sekedar peristiwa biologis, namun juga emosional dan spiritual.
Persoalannya, tidak semua pasangan mudah untuk memiliki anak. Ada banyak kisah pasangan yang tak kunjung memiliki anak meski sudah menikah satu tahun, lima tahun, bahkan sepuluh tahun. Walaupun memakan berbagai makanan khusus, ramuan, obat, hingga tindakan medis sudah dilakukan.
Ada pula pasangan yang butuh waktu puluhan tahun untuk memilikinya. Bahkan tak sedikit pula yang tak kunjung berhasil memilikinya hingga akhir hayatnya. Semua kisah perjuangan mendapat ‘garis dua’ banyak kita temui di sekeliling kita.
Anak Amanah Allah
Dalam islam, memiliki anak bukan hanya kewenangan sepasang kekasih. Melainkan juga ada hak prerogatif Allah SWT selaku pemilik kehidupan. Islam menndefinisikan Anak sebagai anugerah yang Allah berikan kepada hambanya.
Jika Allah sudah memberinya, ia pasti akan hadir di tengah kehidupan kita. Sebaliknya, sekeras apapun usaha manusia, jika Allah belum memberinya, maka harapan itu akan pupus. Takdir itu, bahkan juga dialami nabi, termasuk Nabi Ibrahim yang baru memiliki anak, yakni Ismail di usia 86 tahun. Atau Nabi Zakaria yang memiliki Yahya pada usia 90 tahun.
Doa memiliki Anak Ala Nabi Ibrahim dan Zakaria
Oleh karenanya, selain ikhtiar maksimal sebagai manusia, memiliki anak juga membutuhkan upaya melalui jalur langit. Dalam islam, ada sejumlah doa yang dapat ditempuh sebagai upaya mengetuk pintu langit agar menganugerahkan anak sebagaimana dicontohkan Nabi Ibrahim dan Nabi Zakaria.
Doa Nabi Ibrahim AS
“Rabbi habliiminashshoolihin.”
Artinya: ”Ya Tuhanku, anugerahkan kepadaku seorang anak yang termasuk orang saleh.” (Q.S. As-Shaffat: 100).
Doa Nabi Zakaria AS
“Robbanahablana min azwajina wazurriyatina qurrata a’yunin waj’alana lilmuttaqina imaama.”
Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkan kepada kami istri-istri kami beserta keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang yang bertakwa.” (Q.S. Al-Furqan: 74).
Kedua doa tersebut, bisa menjadi referensi bagi kita dalam upaya mengetuk pintu langit. Sebagaimana adabnya, doa tersebut bisa kita lantunkan waktu yang mustajab, misalnya setelah salat, saat turun hujan, atau di sepertiga malam. Juga dengan cara terbaik, seperti menghadap kiblat, sungguh-sungguh, serta menjaga kesucian dan kekhusyuan.
Lakukan Anjuran Medis
Sebagaimana sunatullah, selain berdoa, kita juga diwajibkan menempuh ikhtiar maksimal untuk mendapatkan sesuatu termasuk anak. Mengutip, dr. Meva Nareza T dalam alodokter, ada sejumlah cara yang harus kita tempuh untuk memperbesar kemungkinan memiliki anak.
Yang pertama adalah menjaga pola hidup sehat. Kondisi tubuh yang sehat menjadi pondasi utama untuk memiliki anak. Bukan hanya bagi perempuan, karena kesehatan laki-laki juga ikut menentukan kualitas kesuburan sperma yang dihasilkan. Menjaga pola makan yang sehat dan berolahraga rutin menjadi kebutuhan yang wajib ditempuh.
Yang kedua, meningkatkan frekuensi hubungan intim. Pasalnya, sperma pria dapat bertahan hidup dalam rahim dan saluran telur selama 2-3 hari. Sementara sel telur hanya bisa bertahan hidup selama 12-24 jam. Berhubungan intim 2-3 hari sebelum berovulasi akan memancing kehamilan dan memperbesar kesempatan hamil. Intensitas hubungan intim, khususnya pada masa setelah berhenti menstruasi.
Yang ketiga, melakukan tes kesuburan. Tes tersebut dapat ditempuh untuk mengetahui tingkat kesuburan masing-masing. Hasilnya, bisa menjadi referensi dalam menentukan tindakan medis yang bisa menjadi pilihan untuk memperbesar peluang kehamilan.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
