Sosok
Beranda » Berita » Umar Khayyam: Sang “Ruba’iyat” yang Mendunia

Umar Khayyam: Sang “Ruba’iyat” yang Mendunia

Umar Khayyam

SURAU.CO – Dunia Muslim pernah mengalami masa keemasan ilmu pengetahuan. Selama sekitar 500 tahun, dari abad ke-7 hingga ke-11, para cendekiawan Muslim memberikan kontribusi luar biasa. Mereka mendorong kemajuan seni, budaya, dan sains dunia. Namun, memasuki pertengahan abad ke-11, era kejayaan ini mulai meredup. Kekuatan anti-progresif menghambat kemajuan. Akibatnya, pencarian ilmu pengetahuan mengalami stagnasi.

Di tengah masa kritis inilah seorang tokoh besar muncul. Ia adalah Umar Khayyam, seorang ilmuwan, astronom, dan penyair. Ia membawa angin segar bagi dunia intelektual yang lesu. Nama lengkapnya adalah Abu’l-Fath Umar bin Ibrahim al-Khayyami. Ia dikenal sebagai penyair rasional yang menjunjung tinggi akal sehat. Namun, ia juga seorang matematikawan dan astronom yang sangat brilian.

Awal Kehidupan dan Pendidikan Cemerlang

Kehidupan awal Umar Khayyam diselimuti misteri. Banyak pengikutnya yang mengisahkan cerita menakjubkan tentang dirinya. Para sejarawan bahkan kesulitan menentukan tanggal pasti kelahiran dan kematiannya. Ia lahir di Nishapur, Persia, antara tahun 1038 dan 1048. Ayahnya adalah seorang pedagang tenda. Karena itu, ia mendapat julukan “Khayyam”, yang berarti pembuat atau pedagang tenda.

Ayahnya memastikan Umar menerima pendidikan terbaik. Ia mengirim Umar untuk belajar di institusi paling terkenal di Nishapur. Menurut banyak sumber, ia adalah teman sekelas Nizam al-Mulk. Nizam al-Mulk kemudian menjadi Perdana Menteri Seljuk yang sangat berkuasa.

Sejak kecil, Umar menunjukkan bakat luar biasa. Ia adalah murid yang tekun dengan ingatan yang sangat tajam. Ia mampu mengingat pelajaran atau buku yang rumit dengan mudah. Sebuah kisah menceritakan bagaimana ia membaca buku aritmetika tujuh kali di Isfahan. Sekembalinya ke Nishapur, ia menulis ulang seluruh isi buku dari ingatannya tanpa satu kesalahan pun. Ia menguasai bahasa Persia dan Arab serta mendalami Al-Qur’an. Ia sangat terinspirasi oleh pemikiran dan filsafat Ibnu Sina, yang ia anggap sebagai gurunya.

Kisah Umar bin Khattab Menyamar

Karier di Istana Seljuk dan Kalender Jalali

Setelah menyelesaikan studinya, Umar Khayyam menjadi pengajar. Ia mengajar di sebuah perguruan tinggi di Nishapur. Namanya segera terkenal sebagai ahli matematika dan astronomi ulung. Reputasinya sampai ke telinga Raja Malik Shah dan Perdana Menteri Nizam al-Mulk. Keduanya kemudian mengundangnya ke istana kerajaan. Raja menunjuknya sebagai astronom kerajaan.

Raja Malik Shah memiliki minat besar pada astronomi. Ia lalu mendirikan sebuah observatorium modern di Nishapur. Ia menunjuk Umar Khayyam sebagai kepalanya. Di sana, Umar Khayyam dan rekan-rekannya bekerja keras selama bertahun-tahun. Upaya mereka membuahkan hasil gemilang: kalender Tarikh al-Jalali. Kalender ini terbukti lebih akurat daripada kalender Gregorian yang baru muncul pada tahun 1582.

Umar Khayyam menjalin hubungan dekat dengan Raja Malik Shah dan Nizam al-Mulk. Mereka sangat menghargai ilmunya dan memperlakukannya sebagai sahabat karib. Namun, tragedi menimpa pada tahun 1092. Kedua pelindungnya itu dibunuh. Peristiwa ini sangat memukul Umar Khayyam. Ia pun mengundurkan diri dari istana dan kembali mengajar di Nishapur.

Wafat dan Ramalan yang Menakjubkan

Setelah mengabdi sebagai pengajar selama hampir sepuluh tahun, ia pensiun. Meski begitu, rumahnya tidak pernah sepi. Setiap hari, para pencari ilmu datang untuk berkonsultasi dengannya. Ia wafat di Nishapur pada usia lebih dari 80 tahun.

Seorang penulis terkenal, Nizam-i al-Arudi, mencatat pertemuan terakhirnya dengan sang maestro pada tahun 1112. Saat itu, Umar Khayyam meramalkan sesuatu yang unik. Ia berkata, “Makamku akan berada di tempat di mana bunga-bunga akan menaburiku dua kali setahun.” Dua puluh empat tahun kemudian, pada 1136, al-Arudi mengunjungi makam Khayyam. Ia takjub melihat makam itu dipenuhi bunga-bunga indah yang berguguran dari pohon di dekatnya, persis seperti yang diramalkan.

Ibnu Al-Baitar: Ahli Botani dan Farmasi Muslim Abad Pertengahan

Karya Monumental: Matematika dan Puisi

Umar Khayyam adalah seorang pemikir orisinal. Ia menulis lebih dari sepuluh buku dalam bahasa Arab tentang filsafat, aritmetika, dan astronomi. Karyanya dalam aljabar, berjudul al-Jibr, menunjukkan kejeniusan yang luar biasa. Ia memecahkan masalah aljabar dan geometri dengan metode yang jauh melampaui zamannya. Karyanya yang lain memperbaiki dan menyempurnakan buku Elements karya Euclid.

Meskipun kontribusinya bagi sains sangat besar, dunia lebih mengenalnya karena karya sastranya. Ia adalah penyair hebat di balik Ruba’iyat, kumpulan sajak empat baris yang indah. Sajak-sajaknya menyentuh hati para penyair di Timur dan Barat. Enam abad setelah kematiannya, penyair Inggris Edward Fitzgerald menerjemahkan Ruba’iyat. Terjemahan inilah yang membuat nama Umar Khayyam mendunia.

Pandangan Filosofis dan Warisan Abadi

Umar Khayyam adalah seorang pemikir bebas. Ia seorang rasionalis, mistis, sekaligus penganut monoteisme. Ia menentang ulama ortodoks dan aturan agama yang kaku. Baginya, institusi agama formal tidak memiliki arti penting. Ia membenci fanatisme dan lebih memilih pendekatan kemanusiaan yang natural.

Sajak-sajaknya mencerminkan pandangan ini. Ia menulis untuk mereka yang berhati bersih dan berpikiran sederhana. Ia adalah seorang yang optimis. Baginya, keindahan, kebenaran, dan kehidupan memiliki daya tarik yang kuat. Namun, karena pandangannya yang tidak konvensional, termasuk keyakinan akan perpindahan ruh, kaum Muslim ortodok pada masanya tidak pernah sepenuhnya menerimanya.

Warisan Umar Khayyam hidup hingga hari ini.

Sosok dari Umar Khayyam diabadikan dalam beberapa media, yaitu :

Syech Abdul Qodir Al Jailani dan Burung yang Bicara: Pesan dari Alam Gaib

Kehidupannya diangkat ke layar lebar dalam film Omar Khayyam (1957).

Ia menjadi tokoh utama dalam novel Samarcande karya Amin Maalouf.

Sutradara Kayvan Mashayekh membuat film The Keeper: The Legend of Omar Khayyam.

Sebuah kawah di bulan dinamai Omar Khayyam untuk menghormatinya pada tahun 1970.

Sebuah asteroid, 3095 Omarkhayyam, juga dinamai menurut namanya pada tahun 1980.

Referensi :

Haque, M. Atiqul, 2007, 100 Pahlawan Muslim yangMengubah Dunia (Terjemahan), Yogyakarta , Diglossia.

Wikipedia.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement