Khazanah
Beranda » Berita » Membangun Kembali Kejayaan: Blueprint Menuju Izzul Islam wal Muslimin

Membangun Kembali Kejayaan: Blueprint Menuju Izzul Islam wal Muslimin

Islam Dan Peradaban

Setiap Muslim merindukan sebuah era kegemilangan. Sebuah masa saat Izzul Islam wal Muslimin—kemuliaan Islam dan kaum Muslimin—bukan lagi sekadar catatan sejarah. Kondisi umat saat ini seringkali terasa jauh dari ideal. Perpecahan, ketertinggalan, dan kelemahan menjadi pemandangan yang memilukan. Namun, meratapi keadaan tidak akan mengubah apa pun. Kita memerlukan sebuah blueprint yang jelas, sebuah peta jalan yang teruji untuk membangun kembali kejayaan itu.

Peta jalan tersebut sesungguhnya telah ada. Ia dikenal sebagai manhaj kenabian atau metode kenabian. Ini bukanlah sebuah konsep utopis, melainkan sebuah kerangka kerja strategis yang pernah berhasil membawa umat dari kegelapan menuju cahaya. Mari kita bedah komponen-komponen utama dari blueprint abadi ini.

1. Fondasi Utama: Kekuatan Aqidah yang Lurus (Aqidah Shohihah)

Setiap bangunan megah memerlukan fondasi yang kokoh. Dalam blueprint kebangkitan Islam, fondasi itu adalah aqidah yang lurus dan bersih. Aqidah bukan sekadar keyakinan pasif di dalam hati. Ia adalah mesin penggerak yang membentuk cara pandang, motivasi, dan standar hidup seorang Muslim.

Aqidah yang benar membebaskan manusia dari penghambaan kepada materi, jabatan, atau makhluk lainnya. Ia mengarahkan seluruh loyalitas hanya kepada Allah SWT. Dengan fondasi ini, umat tidak akan mudah goyah oleh ideologi asing. Mereka memiliki identitas yang kuat dan tujuan hidup yang jelas. Inilah titik awal dari segala perbaikan. Tanpa fondasi aqidah yang kokoh, bangunan umat akan selalu rapuh dan mudah runtuh.

2. Pilar Penyangga: Penerapan Syariat Secara Menyeluruh

Jika aqidah adalah fondasi, maka syariat Islam adalah pilar-pilar kokoh yang menopang kehidupan. Syariat seringkali disalahpahami sebagai sekadar hukum dan hukuman. Padahal, ia adalah sistem kehidupan komprehensif yang mengatur ibadah, ekonomi, sosial, hingga pemerintahan.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Penerapan syariat menciptakan keadilan dan ketertiban. Ia melindungi hak individu sekaligus menjaga kemaslahatan publik. Sistem ekonomi berbasis syariah, misalnya, mencegah praktik riba yang eksploitatif. Hukum sosialnya menjaga kehormatan keluarga dan masyarakat. Dengan menegakkan pilar-pilar ini, umat akan memiliki struktur masyarakat yang adil, stabil, dan sejahtera.

3. Perekat Bangunan: Kekuatan Ukhuwah Islamiyah

Sebuah bangunan dengan fondasi dan pilar terbaik sekalipun akan hancur jika tidak ada semen yang merekatkannya. Dalam konteks umat, perekat itu adalah ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan Islam. Allah SWT telah mengikat hati kaum beriman dalam satu ikatan persaudaraan.

Sayangnya, perekat ini seringkali terkikis oleh fanatisme kelompok, perbedaan pandangan furu’iyah (cabang), atau kepentingan duniawi. Blueprint kenabian mengajarkan kita untuk meletakkan persatuan di atas segalanya. Perbedaan pendapat adalah rahmat, bukan alasan untuk saling membenci. Ketika umat bersatu bagaikan satu tubuh, kekuatan mereka akan berlipat ganda dan musuh tidak akan mudah memecah belah.

4. Mesin Penggerak: Dakwah dan Jihad sebagai Motor Perubahan

Fondasi, pilar, dan perekat memerlukan mesin untuk terus bergerak maju. Mesin itu adalah dakwah dan jihad. Dakwah adalah aktivitas mencerdaskan umat. Ia mengajak manusia kepada kebenaran dengan hikmah dan ilmu. Dakwah memastikan bahwa nilai-nilai Islam terus hidup dan menyebar di tengah masyarakat.

Sementara itu, jihad memiliki makna yang sangat luas. Ia adalah pengerahan segala daya dan upaya untuk meninggikan kalimat Allah. Ini mencakup jihad melawan hawa nafsu, jihad dengan ilmu dan lisan, hingga jihad fisik untuk membela diri dari kezaliman. Keduanya, dakwah dan jihad, adalah motor yang menjaga vitalitas dan dinamisme umat Islam dalam menghadapi tantangan zaman.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Kaidah Emas dari Generasi Terbaik

Konsep blueprint ini bukanlah rekayasa baru. Ia adalah cerminan dari kesuksesan generasi awal Islam. Seorang ulama besar, Imam Malik bin Anas, pernah memberikan sebuah kaidah emas yang relevan hingga hari ini. Beliau berkata:

“Tidak akan pernah baik generasi akhir umat ini, kecuali dengan sesuatu yang telah membuat baik generasi awalnya.”

Pernyataan ini menegaskan bahwa solusi untuk problematika umat modern tidak terletak pada ideologi impor atau metode coba-coba. Solusinya adalah kembali kepada formula asli yang telah terbukti berhasil. Yaitu, dengan memurnikan aqidah, menerapkan syariat, mempererat ukhuwah, serta menghidupkan semangat dakwah dan jihad sesuai petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah.

Mewujudkan Izzul Islam wal Muslimin adalah proyek besar. Ia menuntut kerja keras, kesabaran, dan komitmen dari setiap individu Muslim. Perjalanan ini harus dimulai dari diri sendiri, keluarga, lalu meluas ke masyarakat. Dengan memegang teguh blueprint kenabian ini, cita-cita mulia itu bukanlah sekadar angan-angan, melainkan sebuah keniscayaan yang dapat kita raih bersama.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement