Daftar Isi:
SURAU.CO – Sejarah panjang gerakan buruh Indonesia tidak dapat dilepaskan dari dinamika sosial-politik bangsa, termasuk pengaruh dari ideologi-ideologi besar seperti nasionalisme, komunisme, sosialisme, dan tentu saja Islam. Fragmentasi gerakan buruh Indonesia mencerminkan benturan orientasi politik, kepentingan kelas, hingga basis ideologis, termasuk di antaranya yang berbasis Islam.
Awal Fragmentasi dan Dinamika
Pada awal kemerdekaan, gerakan buruh muncul sebagai bagian dari perjuangan nasional. Namun, sejak dini pula terjadi fragmentasi. Misalnya, pada 7 November 1945, Partai Buruh Indonesia (PBI) didirikan, namun segera muncul penentangan dengan terbentuknya Laskar Buruh Indonesia (LBI) dan Barisan Buruh Wanita (BBW). Akhirnya, lahir federasi seperti GASBI dan GSBV, yang menunjukkan perpecahan antara kelompok moderat dan radikal.Namun yang menarik untuk dicermati adalah bagaimana Islam hadir sebagai kekuatan moral, sosial, dan organisasi dalam gerakan buruh Indonesia.
Islam dan Gerakan Buruh
Serikat Buruh Islam Indonesia (SBII). Didirikan pada 17 Agustus 1950 oleh tokoh Masyumi, Mohammad Daljono, SBII menjadi wadah penting perjuangan buruh yang menjadikan ajaran Islam sebagai landasan moral dan etik. Namun, konflik internal dan dinamika politik membuat organisasi ini mengalami pecah kongsi. Tokoh seperti Daud dan Endang keluar dari SBII dan mendirikan Kongres Buruh Islam Merdeka (KBIM). Kedua organisasi ini akhirnya kembali menyatu dalam wadah GASBIINDO (Gabungan Serikat Buruh Islam Indonesia).
Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi). Menjelang Pemilu 1955, Nahdlatul Ulama (NU) mendirikan Sarbumusi. Secara tegas NU menyatakan bahwa tujuan pembentukan Sarbumusi adalah untuk menggerakkan buruh Muslim dalam rangka Pemilu 1955, menjadikan gerakan buruh sebagai bagian dari amar ma’ruf nahi munkar dalam kehidupan politik.
Gerakan Buruh Islam Pasca Reformasi
Setelah Orde Baru tumbang, lahir kembali semangat Islam dalam gerakan buruh. Misalnya:
Pertama, Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) – Didirikan atas gagasan Eggi Sudjana, dengan basis pemikiran Islam politik dan sosial. Serikat ini membawa agenda syariat Islam dalam dunia kerja, serta menjadi representasi buruh Muslim yang independen dan militan.
Kedua, Serikat Pekerja Islam (SERPI) – Berdiri tahun 2001 oleh Ali Ermas dan Munir, dengan misi utama meningkatkan kesejahteraan buruh berdasarkan ajaran Islam. SERPI menjadi simbol bagaimana nilai-nilai Islam bisa diintegrasikan dalam sistem pengorganisasian buruh yang profesional.
Tantangan Baru Gerakan Buruh Islam di Era Modern
Gerakan buruh Islam kini dihadapkan pada tantangan berat seperti:
- Sistem outsourcing dan magang yang tidak adil, melanggengkan ketimpangan ekonomi dan memperlemah perlindungan pekerja.
- Minimnya representasi buruh Muslim dalam pengambilan kebijakan, membuat banyak pelanggaran tak terdengar di ruang publik.
- Globalisasi dan Revolusi Industri 4.0 menghadirkan disrupsi kerja yang semakin menjauhkan nilai-nilai etika dan keadilan sosial dalam sistem kerja.
Dalam konteks ini, gerakan buruh Islam memiliki potensi mengisi ruang kosong perjuangan dengan landasan spiritual dan moralitas Islam. Prinsip seperti keadilan (‘adl), amanah, dan ihsan menjadi fondasi etis dalam membangun relasi kerja yang sehat dan manusiawi.
Menyatukan Umat, Mewujudkan Keadilan
Fragmentasi dalam gerakan buruh Indonesia bisa menjadi pelajaran berharga, bahwa tanpa nilai pemersatu, seperti nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin, perjuangan akan mudah dipatahkan oleh kepentingan sesaat.
Gerakan buruh berbasis Islam tidak boleh sekadar menjadi onderbouw partai politik, melainkan harus tampil sebagai kekuatan moral yang independen, profesional, dan berpihak pada kaum mustadh’afin (yang tertindas).
Di tengah ancaman dehumanisasi kerja modern, gerakan buruh Islam harus hadir sebagai pembela martabat manusia. Islam bukan sekadar identitas, melainkan jalan perjuangan untuk menegakkan keadilan, kesejahteraan, dan kemuliaan pekerja.
Sumber Buku: Gerakan Buruh Indonesia: Perlawanan dan Fragmentasi oleh Dr. AF. Sigit Rochadi, M.Si.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
