“Rokok bukkan gaya, tapi bahaya!!” di Ma’had Tahfizh Abu Ad Darda’ Kota Pekanbaru
Tentang Ma’had Tahfizh Abu Ad Darda’
Merupakan pesantren tahfizh putra di Pekanbaru, fokus pada penghafalan Al-Qur’an dan pengembangan akhlak .
Fasilitas lengkap: masjid, asrama, UKS, lapangan olahraga, pustaka, dan math’am, mendukung pengembangan wawasan santri secara menyeluruh.
Mengapa Kampanye “Rokok bukan gaya, tapi bahaya!!”
1. Kesadaran kesehatan
Rokok menurunkan kualitas kesehatan, bisa menyebabkan berbagai penyakit serius.
2. Peran pesantren sebagai teladan
Sebagai lembaga pendidikan berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah, Ma’had memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga lingkungan bebas dari perilaku merokok .
3. Pengaruh lingkungan
Santri adalah figur teladan di masyarakat dan keluarga. Menjalankan kampanye ini dapat memperkuat budaya sehat dan menjauhkan generasi muda dari pengaruh buruk.
Strategi Pelaksanaan di Ma’had
Penyuluhan rutin oleh ustadz/guru kesehatan tentang bahaya merokok.
Workshop dan seminar bersama alumni atau pakar kesehatan.
Spanduk dan poster di area strategis kampus dan asrama dengan tagline kampanye.
Komitmen santri: membentuk komitmen bebas rokok, termasuk larangan bagi pengunjung membawa rokok ke area pesantren.
Kolaborasi komunitas dengan Dinas Kesehatan setempat untuk melengkapi edukasi dan screening kesehatan.
Rekomendasi Bahasa Kampanye
Cocok digunakan di poster, spanduk, atau materi digital:
“Rokok bukan gaya, tapi bahaya!!”
“Kamu bukan keren, tapi terancam.”
“Jauhi rokok, gandeng kesehatan.”
“Santri sejati tak pernah racuni diri.”
Kesimpulan, Kampanye ini sejalan dengan visi Ma’had yang ingin mencetak generasi Islam kokoh dan sehat, berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan tagline kuat dan strategi yang tepat, santri diharapkan semakin sadar dan dapat menyebarkan nilai positif ini di luar pesantren.
Perang Jamal
(Dua kebenaran yang gagal bertemu di meja musyawarah)
Perang Jamal yang terjadi di Basrah pada tahun 656M/36H adalah titik pecah pertama umat Islam pasca wafatnya Rasulullah.SAW. Perang ini melibatkan sahabat-sahabat besar, bukan untuk melawan musuh dari luar, tapi perlawanan sesama muslim. Di satu sisi ada Khalifah Ali bin Abi Thalib dan di sisi lain ada Ibunda Aisyah.r.ha, Thalha dan Zubayr. Semua membawa niat baik untuk menangkap dan mengadili pembunuh Utsman bin Affan.ra, tapi terjebak dalam pusaran konflik, lautan fitnah, dan politik berdarah. Perang ini bukan perlawanan antara hak dan bathil, tapi perang antara dua kebenaran yang gagal bertemu di meja musyawarah.
Kita sering terjebak dalam pusaran fitnah, maka seharusnya kita berfikir kritis dan objektif, bahwa “Persatuan itu dibutuhkan karena adanya keberagaman. Bukan sebaliknya, keberagaman yang harus ditiadakan agar terbangun persatuan!”
Berpikir dan bersikap itu memang harus bebas dan merdeka, tapi juga harus ada tuntunan yang membuat kita searah. Ketika arah kita berbeda, maka yang salah itu bukan tuntunan, tapi pemahaman. Dan ketika kita menyadari ada pemahaman yang berbeda, maka tak perlu khawatir, karena kita mesti sadar bahwa dialog atas perbedaan itu bukan soal siapa yang menang, tapi siapa yang mau mencari kebenaran.
Perang Jamal itu disudahi dengan kesadaran atas kebenaran kedua belah pihak, tapi musuh terlanjur menyusup dan terus membakar yang membuat Thalhah dan Zubayr terbunuh, semenatara Ibunda Aisyah harus dikawal pulang kembali ke Madinah. Dan atas konflik yang berkepanjangan dan beruntun itu, akhirnya Khalifah Ali pun terbunuh pula.
Hikmah: Ketika kita melepaskan marah di saat argumen kita dibantah di ruang dialog, berarti kita belum selesai berpikir. Karena dialog itu bukan ruang untuk saling menyalahkan dan mengalahkan, tapi untuk menyusun ulang kebingungan logika kita sendiri. Dan dari kebingungan itulah kita semakin kuat berpikir untuk mencari kebenaran!
Seorang ahli hikmah pernah berkata; “Berpikir benar bukan harus bertahan, tapi harus berani mengoreksi pikiran, berani memperbaiki diri, atau berani merubah pemahaman kita yang terlanjur salah!” (Irkif le Nifla)
(Tengku Iskandar/Alfin el Fikri-SSQ)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
