Kalam
Beranda » Berita » Membangun Bangsa Dengan Karakter Rasulullah

Membangun Bangsa Dengan Karakter Rasulullah

AI

AI

Surau.co – Membangun bangsa dengan karakter Rasulullah saat ini masih dalam angan-angan. Tercatat dalam sejarah dunia bahwa Rasulullah Muhammad S.A.W  adalah seorang yang sukses membawa perubahan besar pada bangsanya. Sukses dalam mengentaskan bangsanya dari kebodohan, kemiskinan, dan permusuhan.

Keteladan rasulullah dalam segala hal, harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan.Keteladanan tersebut antara lain :

Shidiq; Rasulullah Muhammad S.A.W adalah seorang yang jujur, benar, tidak pernah berbohong dan tidak pernah mengajari umatnya untuk berbohong. Rasulullah terkenal dengan kejujurannya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda yang artinya

“Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada jalan kebaikan. Dan kebaikan akan mengantarkan pada jalan surga. Dan Seseorang yang selalu berbuat jujur akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Sedangkan kebohongan akan mengantarkan pada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada jalan neraka. Dan Orang yang berbohong akan ditulis di sisi Allah sebagaj seorang pembohong.”

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Masyarakat yang dibangun oleh Rasulullah adalah masyarakat yang dipenuhi dengan jiwa-jiwa yang jujur, yang selalu dibayangi oleh Allah yang Maha Mengetahui dalam segala aktifitasnya.

Masyarakat yang dibangun adalah masyarakat yang satu dalam kata dan perbuatannya, bukan masyarakat yang berkata yes  dalam ucapannya namun dalam hatinya menolak.

Al-Qur`an sangat mengecam orang-orang yang tidak sekata dan seamalan. “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (ash-Shaff: 2-3)

Masyarakat yang ingin dibangun Rasulullah adalah masyarakat yang selalu melakukan apa yang pernah mereka katakan, yang selalu menepati apa yang pernah mereka janjikan. Bukan masyarakat yang mengumbar janji namun mereka dengan mudah melupakan jika meraih ambisi.

Kedua, amanat,Rasulullah adalah orang yang dapat dipercaya. Tidak ada yang meragukan ke- aminan seorang Muhammad. Kaum muslimin dan orang-orang kafir Makkah semua mengakui hal tersebut.

Riyadus Shalihin: Buku Panduan Kecerdasan Emosional (EQ) Tertua Dunia

Karakter al-Amin inilah  yang membuat Rasulullah sukses menjadi agamawan sekaligus negarawan. Dengan al-Amin-nya semua umat Islam pada saat itu rela mengorbankan segala yang dimilikinya untuk Islam.

Alangkah bahagianya jika bangsa yang dipenuhi dengan jiwa-jiwa yang amanah. Ada kepercayaan,  ketenangan, tidak ada saling mencurigai, tidak ada saling menuduh dan menuding untuk kepentingannya sendiri.

Ketiga, tabligh, Rasulullah bersifat menyampaikan wahyu. Apa yang diterima dari Allah selalu disampaikan kepada umatnya. Tak ada satu perintahpun yang tidak disampaikan kepada mereka.

Apa yang datang dari Allah selalu disosialisasikan pada umatnya. Baik berupa perintah maupun larangan, kabar gembira atau kabar yang menyedihkan.

“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (al-Ma`idah: 67)

Fenomena Flexing Sedekah di Medsos: Antara Riya dan Syiar Dakwah

Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk saling mengingatkan dan menasehati. Untuk saling mengajak dan mencegah. Tidak mengajarkan manusia untuk memikirkan kebahagiaan pribadi. Teman sejati adalah yang berkata benar.

Bangsa yang diimpikan Rasulullah adalah sebuah bangsa besar yang saling peduli, bukan bangsa individual. Bukan bangsa yang hanya memikirkan pribadi, bukan bangsa yang hanya memikirkan golongannya.

Namun bangsa yang berpandangan bahwa kepentingan rakyat jauh lebih penting dari kepentingan pribadi dan golongannya.

Keempat, fathanah, Rasulullah adalah orang yang cerdas dan pandai. Kecerdasan ini sangat mempengaruhi kesuksesan Rasulullah dalam dakwahnya. Kecerdasan inilah yang selanjutnya Rasulullah juga terkenal dengan negarawan handal.

Rasulullah berhijrah guna mengumpulkan kekuatan, menggalang solidaritas. Islam mengajarkan umatnya untuk menjadi bangsa yang pandai, bangsa cerdas. Islam tidak membiarkan umatnya berada dalam jurang kebodohan.

Barangsiapa yang ingin menguasai dunia, maka ia harus berilmu. Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka ia harus berilmu. Dan barangsiapa  yang menginginkan keduanya, maka ia harus berilmu.***


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement