Fiqih
Beranda » Berita » Adab Bercanda dalam Islam: Agar Tawa Tak Menjadi Dosa

Adab Bercanda dalam Islam: Agar Tawa Tak Menjadi Dosa

Adab Bercanda dalam Islam

SURAU.CO – Islam adalah agama yang sempurna dan menyeluruh. Ia mengatur semua aspek kehidupan, dari ibadah hingga interaksi sosial. Banyak orang keliru menganggap Islam sebagai agama yang kaku dan anti humor. Padahal, tertawa dan bercanda adalah fitrah manusia yang sangat diakui. Bahkan, Rasulullah SAW, teladan terbaik kita, juga terkadang bercanda dengan para sahabatnya.

Namun, Islam memberikan batasan yang jelas. Tidak semua candaan diperbolehkan. Ada aturan main yang menjaga agar tawa tidak berubah menjadi dosa. Gurauan dalam Islam bertujuan untuk mengakrabkan dan membawa kebahagiaan, bukan untuk menyakiti atau merendahkan. Oleh karena itu, mari kita pahami adab bercanda dalam Islam agar setiap canda kita mendatangkan pahala.

Canda Rasulullah SAW: Teladan Terbaik

Rasulullah SAW adalah pribadi yang agung namun tetap manusiawi. Beliau tersenyum dan terkadang bergurau dengan keluarganya. Namun, canda beliau memiliki satu ciri utama yang wajib kita tiru: selalu mengandung kebenaran. Beliau tidak pernah berbohong, bahkan saat bercanda sekalipun.

Para sahabat pernah berkata, “Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bercanda?” Beliau menjawab, “Betul, hanya saja aku tidak pernah berkata kecuali yang benar.” (HR. Tirmidzi).

Salah satu kisah yang masyhur adalah ketika seorang nenek tua datang kepada Nabi. Ia meminta didoakan agar bisa masuk surga. Rasulullah SAW pun menjawab, “Wahai Ummu Fulan, sesungguhnya surga tidak akan dimasuki oleh orang tua.” Mendengar itu, sang nenek menangis. Rasulullah lalu tersenyum dan menjelaskan, “Beritahukan kepadanya, bahwa ia tidak akan masuk surga dalam keadaan tua. Sebab Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (QS. Al-Waqi’ah: 35-37). Canda ini menunjukkan kecerdasan dan kelembutan beliau.

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Batasan Merah: Jenis Canda yang Dilarang Keras

Meskipun pada dasarnya boleh, ada beberapa jenis candaan yang secara tegas dilarang dalam Islam. Jika kita melanggar batasan ini, canda yang semula mubah bisa berubah menjadi haram.

1. Mengandung Kebohongan (Dusta)
Berdusta adalah perbuatan tercela dalam segala situasi. Islam sangat melarang kebohongan, meskipun tujuannya hanya untuk membuat orang lain tertawa. Rasulullah SAW memberikan ancaman keras terhadap perbuatan ini. Beliau bersabda, “Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa. Celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Abu Daud & Tirmidzi).

2. Memperolok-olok Simbol Agama
Ini adalah jenis candaan yang paling berbahaya. Menjadikan Allah, Rasul-Nya, ayat-ayat Al-Quran, atau syariat Islam sebagai bahan lelucon dapat membatalkan keimanan seseorang. Allah SWT berfirman:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, tentulah mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah: 65-66).

3. Menyakiti atau Merendahkan Orang Lain
Bercanda dengan cara menghina fisik, status sosial, atau kekurangan seseorang adalah perbuatan zalim. Ini termasuk dalam kategori ghibah (menggunjing) dan istihza’ (memperolok). Tawa yang kita dapatkan tidak sebanding dengan sakit hati yang dirasakan saudara kita.

4. Menimbulkan Rasa Takut atau Cemas
Candaan yang membuat orang lain takut atau cemas juga dilarang. Contohnya adalah menyembunyikan barang milik teman, lalu berpura-pura tidak tahu. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak halal bagi seorang Muslim menakut-nakuti Muslim yang lain.” (HR. Abu Daud). Tujuan bercanda adalah menciptakan kebahagiaan, bukan kepanikan.

Tidak Shalat Jum’at Karena Hujan; Apa Hukumnya?

5. Berlebihan dalam Bercanda
Sesuatu yang berlebihan tidak pernah baik. Terlalu banyak bercanda dapat mengeraskan hati dan membuat kita lalai dari mengingat Allah. Selain itu, orang yang terlalu banyak bercanda akan kehilangan wibawa dan kehormatannya di mata orang lain. Rasulullah menasihati, “Janganlah terlalu banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.” (HR. Tirmidzi).

Bercanda dengan Cerdas dan Berakhlak

Pada akhirnya, Islam tidak melarang kita untuk tertawa. Islam hanya mengarahkan kita agar melakukannya dengan cara yang beradab. Jadikanlah canda sebagai sarana untuk mempererat persaudaraan. Gunakan humor yang cerdas, santun, dan tidak melanggar syariat. Dengan begitu, setiap tawa kita tidak hanya membawa kebahagiaan di dunia, tetapi juga bernilai pahala di sisi Allah SWT.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement