SURAU.CO – Istilah “hijrah” kini sangat populer, terutama di kalangan anak muda. Kita sering melihatnya sebagai sebuah perubahan penampilan atau gaya hidup. Namun, apakah makna hijrah sesempit itu? Cendekiawan Muslim terkemuka, Prof. Quraish Shihab, menawarkan sebuah perspektif yang jauh lebih dalam. Beliau mengajak kita untuk memahami hijrah bukan hanya sebagai pergeseran fisik, melainkan sebagai sebuah proses transformasi berkelanjutan menuju kondisi yang lebih baik.
Memahami Kembali Akar Kata Hijrah
Secara historis, hijrah merujuk pada peristiwa monumental perpindahan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Mereka berpindah dari Mekkah ke Madinah. Peristiwa ini bukan sekadar pindah tempat tinggal. Ini adalah sebuah strategi untuk membangun peradaban baru yang lebih baik. Namun, Quraish Shihab menekankan bahwa esensi hijrah tidak berhenti pada peristiwa fisik tersebut.
Beliau menjelaskan bahwa kata “hijrah” sendiri memiliki makna dasar “meninggalkan sesuatu”. Dalam konteks modern, hal yang kita tinggalkan tidak harus berupa tempat atau kota. Justru, yang lebih penting adalah meninggalkan segala sesuatu yang buruk dan bernilai negatif. Hijrah adalah sebuah gerakan dinamis dari kondisi yang kurang baik menuju kondisi yang jauh lebih positif. Ini adalah sebuah perjalanan spiritual dan mental.
Hijrah Menurut Quraish Shihab: Meninggalkan Keburukan
Prof. Quraish Shihab memperluas makna hijrah agar relevan dengan zaman kita. Menurutnya, “Seseorang harus meninggalkan apa saja yang dinilai buruk.” Ini berarti hijrah bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Anda tidak perlu pindah ke kota lain untuk berhijrah. Anda hanya perlu niat kuat untuk mengubah diri.
Hijrah dalam pandangan ini adalah sebuah proses internal. Seseorang yang sebelumnya malas mulai menjadi rajin. Ia telah melakukan hijrah. Seseorang yang sering berkata kasar mulai menjaga ucapannya. Ia juga sedang berhijrah. Seseorang yang sebelumnya tidak peduli pada aturan agama kini mulai belajar dan mengamalkannya. Itulah esensi sejati dari hijrah di era modern. Ini adalah perjalanan meninggalkan keburukan menuju kebaikan yang terus-menerus.
Tiga Aspek Penting dalam Proses Hijrah
Untuk memahami konsep ini lebih dalam, kita bisa membaginya menjadi tiga aspek kunci yang saling berkaitan.
-
Hijrah sebagai Perpindahan Tempat (Makaniyah)
Aspek ini adalah makna yang paling harfiah. Seseorang pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari lingkungan yang lebih kondusif bagi pengembangan dirinya. Misalnya, pindah dari lingkungan yang penuh maksiat ke lingkungan yang lebih religius. Namun, Quraish Shihab mengingatkan bahwa hijrah tempat ini akan sia-sia jika tidak diikuti perubahan batin. -
Hijrah sebagai Perubahan Sikap (Sulukiyah)
Inilah inti dari hijrah modern. Aspek ini menekankan pada transformasi perilaku, sikap, dan pola pikir. Ini adalah komitmen untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan kebiasaan baik. Perubahan ini menuntut kesadaran diri yang tinggi. Anda perlu jujur mengakui kekurangan diri, lalu berusaha keras untuk memperbaikinya setiap hari. -
Hijrah sebagai Perjalanan Menuju Allah
Pada tingkat tertinggi, hijrah adalah sebuah perjalanan spiritual. Ini adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Segala perubahan yang kita lakukan, baik secara fisik maupun mental, kita niatkan sebagai bentuk ketaatan. Tujuan akhirnya adalah mencapai ridha Allah. Hijrah menjadi sebuah proses pemurnian jiwa yang membawa ketenangan dan tujuan hidup yang jelas.
Hijrah: Sebuah Proses Seumur Hidup
Quraish Shihab mengajarkan kita bahwa hijrah bukanlah sebuah titik akhir. Ini bukanlah sesuatu yang Anda capai lalu berhenti. Sebaliknya, hijrah adalah sebuah perjalanan seumur hidup. Selalu ada ruang untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk meninggalkan sedikit keburukan dan meraih sedikit kebaikan.
Dengan demikian, makna hijrah menjadi sangat luas dan personal. Ia membebaskan kita dari pemahaman yang sempit dan dangkal. Hijrah sejati tecermin dari karakter, akhlak, dan kontribusi positif kita kepada lingkungan sekitar, bukan hanya dari apa yang kita kenakan. Ini adalah sebuah undangan terbuka untuk terus bergerak maju, memperbaiki diri, dan menjadi versi terbaik dari diri kita di hadapan sesama manusia dan Tuhan.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
