Sosok
Beranda » Berita » Gus Faiz Bicara Fikih Kota Global

Gus Faiz Bicara Fikih Kota Global

Gus faiz bicara tentang jakarta dalam bukunya Fikih Kota Global
Mengenal Fikih Kota Global, gagasan Gus Faiz dan MUI DKI Jakarta. Sebuah panduan Islam modern untuk menjawab tantangan Jakarta sebagai kota global masa depan. ( foto dok cariustadz)

SURAU.CO. Jakarta terus bertransformasi menjadi pusat peradaban. Tentu saja kota metropolitan ini menjadi semakin majemuk dan banyak persoalan, termasuk yang berkaitan dengan persoalan keislaman. Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta menangkap  hal tersebut dan menyusun panduan sebuah bertajuk penting Fikih Kota Global. Gagasan ini lahir dari kepedulian yang mendalam terhadap masa depan ibu kota dengan salah satu motor penggeraknya adalah Dr. KH. Muhammad Faiz Syukron Makmun, atau akrab disapa Gus Faiz.

Gus Faiz menyatakan MUI melihat potensi besar Jakarta yang semakin . Peran tersebut menjadikan Jakarta sebagai wajah peradaban Indonesia di mata dunia. Oleh karena itu, sebuah landasan etika dan spiritual menjadi kebutuhan yang mendesak.

Khazanah intelektual ini bukan sekadar inisiatif pribadi. Gus Faiz menegaskan kolaborasi sebagai kunci utamanya.
“Buku Fikih Global ini saya lahirkan bersama Tim setelah diskusi dengan share holder pembangunan perabadan,”kata Gus Faiz dalam peluncurannya baru-baru ini di Jakarta. Menurutnya buku tersebut bukanlah kumpulan fatwa yang kaku. Bagi, Guz Faiz, buku Fikih Kota Global dapat panduan etis dan spiritual yang relevan. Isinya menjawab berbagai tantangan umat Islam di kota modern. Kehidupan perkotaan penuh dengan keragaman, kemajuan teknologi, dan arus globalisasi yang deras.

Buku Fikih Kota Global

Pembahasan dalam buku ini sangat komprehensif. Mulai dari isu tata kota hingga ruang publik dibahas tuntas. Isu ekologi perkotaan dan hubungan antaragama juga menjadi perhatian utama. Semua topik ini terkait dengan tujuh pilar pendukung kota global Jakarta. Fikih Kota Global menawarkan pendekatan fikih yang responsif, moderat, dan solutif.

Tim penulis menyusun buku ini dengan sangat cermat. Mereka adalah para ulama yang kompeten di bidangnya. KH. Muladi Mughni, P.hD. menjabat sebagai Ketua tim. KH. Dr. Marhadi Muhayar, MA., bertindak sebagai Sekretaris. Sementara itu, KH. Rakhmad Zailani Kiki, MM menjadi anggota. Karya ini adalah kontribusi nyata ulama untuk Jakarta dan dunia. Ia menjadi jembatan antara nilai-nilai luhur Islam dengan realitas urban global.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Gagasan dari Perjalanan Panjang Seorang Dai

Gagasan Fikih Kota Global tidak lahir dari ruang hampa. Ia merupakan buah dari perjalanan panjang dan pemikiran Gus Faiz. Menjadi pendakwah penyelamatan bukanlah perkara mudah. Pengorbanan meninggalkan keluarga adalah bagian dari rutinitas. Menyebarkan ilmu agama ke pelosok negeri menjadi panggilan jiwa.

Gus Faiz adalah teladan bagi banyak santri. Latar belakang pendidikannya sangat kuat. Pemahaman agamanya yang mendalam membuatnya mampu merumuskan gagasan syariat. Ia menyampaikannya dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat luas. Sebagai putra KH Syukron Makmun, pendiri Ponpes Daarul Rahman, ia aktif berdakwah hingga ke pelosok desa di seluruh Indonesia.

Didikan Ayah dan Pengalaman Internasional

Sejak kecil, Gus Faiz mendapat tempaan langsung oleh sang ayah. Beliau dididik menjadi kader Nahdlatul Ulama (NU) yang tangguh. Gus Faiz sering diajak ayahnya dalam berbagai kegiatan dakwah. Sebuah momen berkesan terjadi saat ia masih di sekolah dasar. Ia menemani ayahnya menghadiri Bahtsul Masail di Pesantren Buntet, Cirebon. Di tengah forum diskusi para ulama, ia harus mengerjakan tugas sekolahnya.

Nilai-nilai ajaran sang ayah tertanam kuat dalam diri Gus Faiz. Gus Faiz melanjutkan perjuangan itu dengan aktif dalam kegiatan kepemudaan NU. Kiprahnya tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional.
Saat menempuh studi di Universitas Islam Madinah, Gus Faiz tidak hanya belajar. Ia aktif di organisasi Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU). Bahkan, ia sempat menjabat sebagai Ketua. Aktivismenya terus berlanjut saat studi S2 di Universitas Al-Azhar, Kairo. Di sana, ia mengambil jurusan Ekonomi Islam. Gus Faiz juga dipercaya menjadi Wakil Rais Syuriah PCI-NU Mesir. Kini ia menjabat sebagai Rais Syuriah PBNU periode 2022-2027.

Fikih Kota Global merupakan manifestasi dari pemikiran Gus Faiz yang luas. Selain itu dirinya membuktikan bahwa ulama dapat merespons zaman. Buku ini menjadi bacaan penting bagi pemimpin, cendekiawan, dan warga kota. Semua pihak yang peduli pada masa depan peradaban perkotaan. Melalui buku ini, MUI DKI Jakarta mendorong diskusi lebih lanjut. Mereka akan membentuk “Forum Fikih Kota Global Jakarta”. Forum ini menjadi ruang sinergi ulama, sejarawan, dan pemangku kebijakan. Bersama-sama mereka merumuskan narasi Islam yang ramah kota. “Fikih Kota Global”, dari ulama, untuk peradaban. Mari hadirkan Islam rahmatan lil ‘alamin di jantung kota global Jakarta.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement