Opinion
Beranda » Berita » Stop Judi Online Sekarang: Seruan Darurat Untuk Selamatkan Generasi

Stop Judi Online Sekarang: Seruan Darurat Untuk Selamatkan Generasi

Stop Judi Online Sekarang: Seruan Darurat Untuk Selamatkan Generasi

STOP! Judi Online Sekarang: Seruan Darurat untuk Selamatkan Generasi.

📌 Gambar di atas merupakan seruan keras dari KUA Kecamatan Rambatan, Tanah Datar, untuk menghentikan praktik judi online. Dengan latar merah mencolok berupa telapak tangan bertuliskan “STOP!”, gambar ini tidak sekadar simbol larangan, tetapi juga teriakan kegelisahan sosial yang sudah mencapai titik kritis.

Judi Online: Virus Sosial Abad Ini

Di tengah kemajuan teknologi digital, muncul pula penyakit sosial yang ikut berkembang secara masif: judi online. Jika dahulu orang harus pergi ke tempat khusus untuk berjudi, kini hanya dengan satu klik di ponsel, orang bisa memasang taruhan dan kehilangan harta. Ironisnya, banyak yang tertarik bukan karena ingin kaya, tetapi karena terbujuk iming-iming keuntungan instan yang palsu. Judi online adalah candu baru yang menghancurkan keluarga, menghancurkan masa depan, dan bahkan meruntuhkan moral bangsa.

Islam dengan tegas melarang segala bentuk perjudian. Dalam Surah Al-Māidah ayat 90, Allah berfirman:

> “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

Ayat ini tidak sekadar menyatakan keharaman, tapi juga menyandingkan judi dengan khamar dan berhala — menunjukkan betapa menjijikkannya praktik ini di mata Allah.

Dampak Buruk Judi Online: Bukti Nyata di Lapangan

Kampanye STOP JUDI ONLINE yang digagas oleh KUA Rambatan menyoroti lima dampak utama dari praktik judi online. Mari kita bedah satu per satu dengan contoh nyata dan pendekatan reflektif:

  1. Kondisi Finansial yang Rapuh dalam Keluarga
    Judi online adalah jebakan finansial. Awalnya tampak seperti cara cepat mendapatkan uang, namun kenyataannya justru menguras dompet. Seorang kepala keluarga yang tergoda judi akan mulai mengambil dana dapur, meminjam uang tanpa arah, bahkan bisa sampai menjual aset keluarga demi mengejar kekalahan.

Tak sedikit istri yang datang ke KUA atau lembaga konsultasi keluarga dengan air mata karena gaji suaminya habis untuk top up chip judi online. Anak-anak kehilangan biaya sekolah, kebutuhan rumah tangga terbengkalai, dan utang pun menumpuk.

  1. Resiko Kriminal
    Ketika seseorang telah kecanduan judi online dan kehabisan uang, jalan pintas kriminal sering kali menjadi pilihan. Mulai dari mencuri uang keluarga, menjual barang milik orang lain, hingga kasus-kasus perampokan demi menutup kekalahan judi.

Polisi di berbagai daerah melaporkan bahwa banyak pelaku kriminal kecil hingga besar yang berlatar belakang kecanduan judi. Ini menunjukkan bahwa judi bukan hanya persoalan pribadi, tapi sudah menjadi ancaman sosial.

  1. Gangguan pada Hubungan Sosial
    Pecandu judi online cenderung menarik diri dari lingkungan, menyendiri, bahkan marah ketika diganggu. Akibatnya, hubungan sosial pun terganggu. Di lingkungan kerja, produktivitas menurun; di lingkungan keluarga, komunikasi memburuk; dan di lingkungan masyarakat, kepercayaan memudar.

Tak jarang, para pelaku judi online dikucilkan atau dimusuhi karena telah merusak tatanan norma dan etika sosial. Jika ini dibiarkan, maka akan muncul generasi yang hancur secara moral dan mental.

Fenomena Flexing Sedekah di Medsos: Antara Riya dan Syiar Dakwah

  1. Gangguan Pendidikan dan Karier
    Banyak pelajar dan mahasiswa terjerumus ke dalam judi online karena akses internet yang terbuka dan kurangnya pengawasan orang tua. Mereka rela tidak belajar demi bermain game judi, bahkan rela menjual HP atau laptop untuk membeli chip.

Hal serupa terjadi di dunia kerja. Karyawan yang tergoda judi online sering terlambat, kehilangan semangat, hingga dipecat karena tidak profesional. Karier yang dibangun bertahun-tahun bisa hancur dalam sekejap hanya karena kecanduan judi.

  1. Masa Depan Hancur
    Masa depan adalah akumulasi dari keputusan-keputusan kecil yang kita ambil hari ini. Jika seseorang hari ini memilih berjudi, maka ia sedang menanam bom waktu dalam hidupnya. Ketika bom itu meledak, bukan hanya dirinya yang terluka, tetapi juga keluarga, anak-anak, dan masyarakat sekitar.

Mereka yang dulunya punya cita-cita tinggi harus menerima kenyataan pahit: bangkrut, bercerai, kehilangan hak asuh anak, hingga masuk penjara. Ini bukan skenario fiksi — ini adalah kenyataan pahit yang terjadi di banyak tempat.

Judi Online Bukan Sekadar Dosa, tapi Kejahatan Sosial

Mengapa Islam begitu keras terhadap perjudian? Karena judi menghancurkan tatanan nilai. Ia menciptakan masyarakat malas, bergantung pada keberuntungan, dan mengabaikan kerja keras. Judi mencetak generasi egois yang hanya mementingkan kesenangan sesaat, tanpa peduli dampaknya pada orang lain.

Dari sisi syariah, judi termasuk dalam kategori al-maisir, yaitu segala bentuk permainan yang mengandung unsur taruhan. Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Barang siapa bermain judi, maka dia telah melakukan dosa sebagaimana orang yang memakan bangkai.” (HR. Abu Daud)

Meredam Polarisasi Bangsa Melalui Esensi Bab “Mendamaikan Manusia”

Ini menunjukkan bahwa berjudi bukan hanya melanggar hukum positif negara, tetapi juga bentuk kedurhakaan kepada Allah.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

  1. Perkuat Peran Keluarga
    Orang tua perlu menjadi teladan. Bukan hanya melarang anaknya berjudi, tetapi juga memberikan perhatian, membangun komunikasi, dan memantau aktivitas digital mereka.

  2. Edukasi Digital di Sekolah dan Masjid
    Sekolah dan tempat ibadah harus menjadi benteng edukasi tentang bahaya judi online. Para guru dan ustadz perlu mengangkat isu ini dalam kajian maupun kelas.

  3. Lembaga Negara Harus Tegas
    Pemerintah wajib menindak situs-situs judi online secara serius, serta memberi hukuman tegas kepada penyedia jasa dan promotor judi, termasuk selebgram atau influencer yang diam-diam mempromosikan permainan berunsur taruhan.

  4. Bangun Komunitas Anti-Judi
    Komunitas anak muda perlu dilibatkan untuk menciptakan gerakan tandingan. Konten-konten kreatif di media sosial bisa menjadi alat dakwah baru dalam memerangi budaya judi digital.

Penutup: Jangan Tunggu Kehancuran

Gambar kampanye yang dibuat oleh KUA Rambatan ini adalah bentuk keprihatinan sekaligus ajakan untuk menyelamatkan generasi. Jangan tunggu sampai anak kita menjadi pelaku, atau suami kita menjadi korban. Jangan tunggu sampai rumah tangga hancur, lalu kita menyesal.

Mari kita suarakan bersama:

🚫 STOP JUDI ONLINE! 📴 PUTUSKAN AKSESNYA SEKARANG! 🕌 BANGUN GENERASI BERTAKWA DAN CERDAS!

Karena sejatinya, menjaga diri dari judi bukan hanya menyelamatkan dunia, tetapi juga menyelamatkan akhirat.

> “Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka…” (QS. At-Thalaq: 2-3)

Diterbitkan oleh: Ropi Irandi | KUA Kecamatan Rambatan – Tanah Datar 📧 Email: [email protected] | 🌐 Website: kuarambatan.com 📱 Instagram: @ropi.irandi.  (Tengku Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement