Pendidikan
Beranda » Berita » Cara Mengatasi Anak Tantrum Karena HP

Cara Mengatasi Anak Tantrum Karena HP

anak tantru karena gadget perlu diawapadai karena tanda awal kecanduan
Anak tantrum karena HP? Temukan cara mengatasi yang tepat dari psikologi. Kenali tanda Kecanduan gawai dan bangun rutinitas sehat tanpa gadget untuk anak.

SURAU.CO. Fenomena anak tantrum karena main gawai semakin sering terjadi . Banyak anak mengamuk hebat saat ponselnya diambil. Ini bukan sekadar rengekan biasa,  namun perilaku ini bisa menjadi gejala awal masalah serius. Sebagai orang tua perlu menanganinya dengan tepat dan sabar dalam menanganinya. Sadapun salah satu solusinya adalah mengalihkan perhatian anak. dan memberikan mainan lain yang sesuai dengan usianya.

Menghadapi anak yang tantrum memang tidak mudah. Apalagi jika dia sudah mulai melempar barang. Ketenangan dan konsistensi orang tua menjadi kunci. Jangan pernah membentak atau memaksa anak. Tindakan kejam justru akan melemahkan keadaan. Orang tua harus bisa menjadi contoh yang baik. Tidak ada sikap tenang dalam situasi sulit.

Tantrum Adalah Tanda Awal Kecanduan

Psikolog klinis dan keluarga, Pritta Tyas, M.Psi., punya pandangan tegas. Ia menyebut tantrum akibat gawai adalah tanda bahaya. Perilaku tersebut menunjukkan potensi adiksi atau kecanduan.
“Harus ada yang dibetulkan dulu, berarti mungkin dia udah ada tanda-tanda adiksi, kalau sampe tantrum ya,” ujarnya melanisr laman antaranews.com.  Psikolog klinis  ini menyebut gejala kecanduan tidak hanya tantrum. Anak mungkin merasa sangat cemas saat jauh dari gawainya. Ia juga bisa kehilangan minat pada aktivitas lain. Aktivitas yang dulu ia sukai kini terasa membosankan. Anak menjadi sulit memikirkan hal lain selain bermain ponsel. Hal ini terjadi karena anak kurang bergerak aktif. Ia jarang bermain di luar ruangan bersama teman-temannya.
“Orang tua mungkin kurang mendampingi atau terlalu kecil usia ketika dikasih gawai,” kata Pritta.

Ketika gejala adiksi muncul, orang tua harus bertindak. Pritta menyarankan untuk segera mengambil gawai tersebut. Saat anak mulai mengamuk, hal pertama adalah keamanannya. Jauhkan benda-benda berbahaya di sekitarnya. Tetaplah di persahabatan dan temani ia melewati emosinya. Biarkan anak meluapkan perasaannya. Izinkan ia menangis hingga merasa lebih lega. Setelah amarahnya mereda, orang tua bisa memberikan bantuan. Validasi emosi anak dengan kalimat yang menenangkan.
“Validasi emosinya, contohnya ‘mama tahu, papa tahu kamu marah, tapi sekarang waktunya sudah habis’. Tunggu sampai dia lebih tenang, baru nanti tawarkan minum atau mau mengeringkan badan,” jelas Pritta.

Aturan Membangun dan Rutinitas Baru

Pencegahan adalah langkah terbaik. Orang tua perlu menciptakan rutinitas baru tanpa gawai. Ajak anak bermain bersama di luar rumah. Bacakan buku cerita yang menarik. Lakukan berbagai aktivitas fisik yang menyenangkan. Selain itu, buatlah aturan penggunaan gawai yang jelas. Tentukan batas waktu bermain setiap hari. Tetapkan juga waktu-waktu bebas gawai di rumah.
Menurut Pritta, ada panduan usia yang ideal. Anak sebaiknya baru menonton konten digital pada usia 3 tahun. Itupun harus selalu dengan pendampingan orang tua. Durasinya hanya 15 menit per sesi. Total waktu menonton maksimum adalah 1 jam per hari.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Kemudian, anak boleh mulai memainkan gawai pada usia 4-5 tahun. Untuk memiliki gawai sendiri, usia idealnya adalah 8-9 tahun. Pada usia ini, anak biasanya sudah membutuhkan perangkat untuk tugas sekolah. Orang tua juga harus transparan mengenai aturan. Menjelaskan tentang fitur kontrol orang tua (kontrol orangtua).
“Harus ada kesepakatan bahwa misalnya gawai ini tidak dibawa ke dalam kamar, hanya boleh digunakan di ruang keluarga atau di kamar orang tua dan batas penggunaan maksimal pada jam berapa,” imbuhnya.

Mengutip laman IG piskolog klinis Yuli Sulisdiawati , salah satu cara mengatasi anak tantrum karena hp yang tepat adalah memberikan mainan yang sesuai usianya. Cara tersebut harus dilakukan dengan benar dan penuh kesabaran. Mengingat menghadapi anak yang tantrum karena hp tidak mudah untuk dilakukan, apalagi jika anak sudah mulai membuang barang-barang. Selain  itu orang tua perlu membangun rutinitas baru tanpa gadget, misalnya dengan bermain bersama, membaca buku cerita, atau melakukan aktivitas fisik ringan. Faktor kunci lainnya adalah konsistensi dan ketenangan orang tua adalah kunci utama. Jangan membentak atau memaksa anak secara kasar, karena justru akan memperparah tantrum. Terakhir adalah membuat aturan penggunaan gadget yang jelas, seperti batas waktu bermain dan waktu-waktu bebas gadget, agar anak belajar mengatur dirinya secara perlahan.

Dampak Buruk Kecanduan Gawai Menurut Studi

Kecanduan gawai pada anak bukan masalah sepele.Jurnal Keperawatan Raflesiamenyebut fenomena ini menjadi isu global. Indonesia termasuk salah satu negara yang menghadapinya. Ironisnya, banyak anak usia dini yang sudah kecanduan. Mereka lebih sering menonton video atau bermain game.

Perkembangan teknologi yang pesat menjadi salah satu pemicu. Kesebukan orang tua juga berperan besar. Lingkungan yang kurang mendukung turut memperparah kondisi. Hormon dopamin di otak juga menjadi faktor biologis. Hormon ini menciptakan rasa senang saat bermain gawai. Hal ini dapat memicu kemandirian.
Dampaknya sangat berbahaya bagi balita. Penggunaan gawai lebih dari satu jam per hari berisiko negatif. Radiasi layar dapat merusak jaringan saraf dan otak anak. Kemampuan sosialisasi anak juga menurun drastis. Ia cenderung menjadi pribadi yang individualis. Emosinya pun menjadi tidak stabil saat tidak memegang gawai.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement