Kalam
Beranda » Berita » Tidur Setelah Subuh bisa Menghambat Rezeki? Ini Penjelasannya!

Tidur Setelah Subuh bisa Menghambat Rezeki? Ini Penjelasannya!

Ilustrari Mengaji di Pagi Hari
Ilustrari Mengaji di Pagi Hari

Waktu Subuh adalah gerbang pembuka hari. Sebuah momen agung yang disaksikan langsung oleh para malaikat (QS. Al-Isra: 78). Namun, banyak dari kita yang setelah menunaikan shalat Subuh, merasakan kantuk yang luar biasa. Godaan untuk kembali menarik selimut seringkali tak tertahankan. Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan yang sering berulang, apakah tidur setelah Subuh dilarang? Benarkah kebiasaan ini bisa menghambat datangnya rezeki?

Di tengah budaya produktivitas modern yang mendorong kita untuk bangun lebih awal, Islam telah lebih dulu mengajarkan keistimewaan waktu pagi. Ajaran ini bukan sekadar motivasi, melainkan fondasi spiritual untuk meraih keberkahan hidup.

Waktu Pagi: Ladang Keberkahan yang sangat Menjanjikan

Dasar utama kemuliaan waktu pagi tertuang dalam doa Rasulullah SAW. Beliau secara khusus memohonkan keberkahan bagi umatnya di waktu tersebut.

“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
(HR. Abu Dawud)

Hadis ini bukan sekadar doa biasa. Ia adalah sebuah penegasan bahwa pagi hari menyimpan potensi keberkahan yang luar biasa. Para ulama menjelaskan, “berkah” (barakah) berarti bertambahnya kebaikan pada sesuatu. Keberkahan di waktu pagi berarti waktu, tenaga, dan pikiran kita menjadi lebih efektif dan menghasilkan kebaikan yang lebih banyak.

Riyadus Shalihin: Antidot Ampuh Mengobati Fenomena Sick Society di Era Modern

Pandangan Ulama: Hukum dan Hikmah di Balik Larangan

Lalu, bagaimana hukum tidur setelah Subuh? Mayoritas ulama tidak mengharamkannya. Namun, mereka menilainya sebagai perbuatan yang makruh, artinya tidak disukai dan lebih baik ditinggalkan jika tidak ada kebutuhan mendesak.

Ulama besar, Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya Madarij as-Salikin, memberikan penjelasan yang sangat mendalam. Beliau menyatakan bahwa tidur setelah Subuh adalah waktu tidur yang paling dibenci. Sebab, waktu pagi adalah momen turunnya rezeki, dibukanya pintu-pintu kebaikan, dan dimulainya segala aktivitas yang penuh berkah.

Imam Al-Ghazali juga menekankan pentingnya mengisi pagi dengan zikir, tilawah, dan aktivitas bermanfaat lainnya. Secara hikmah, kebiasaan tidur setelah Subuh dinilai dapat mendatangkan beberapa kerugian:

  1. Melewatkan Momen Spiritual: Seseorang akan kehilangan kesempatan emas untuk berzikir pagi (seperti membaca Al-Ma’tsurat), yang berfungsi sebagai perisai pelindung diri sepanjang hari.

  2. Menurunkan Produktivitas: Memulai hari dengan tidur akan membuat tubuh menjadi lesu. Semangat untuk bekerja dan beraktivitas pun menurun drastis.

    Budaya Hustle Culture vs Berkah: Meninjau Ulang Definisi Sukses

  3. Mengganggu Kesehatan: Kebiasaan ini dapat mengacaukan ritme sirkadian tubuh, yaitu jam biologis alami kita. Dampak jangka panjangnya bisa berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental.

Bagaimana Jika Ada Kebutuhan Mendesak?

Islam adalah agama yang penuh kemudahan dan memahami kondisi umatnya. Hukum makruh ini tidak berlaku mutlak bagi semua orang. Jika seseorang memiliki alasan yang kuat (uzur syar’i), maka tidur setelah Subuh tidak menjadi masalah. Misalnya, seseorang yang bekerja pada malam hari, seorang ibu yang terjaga semalaman merawat anaknya yang sakit, atau seseorang yang melakukan ibadah sepanjang malam. Bagi mereka, tidur di pagi hari adalah sebuah kebutuhan untuk memulihkan energi.

Alternatif Cerdas: Mengisi Pagi dengan Kebaikan

Islam tidak hanya melarang, tetapi selalu menawarkan solusi yang lebih baik. Jika rasa kantuk benar-benar tidak tertahankan, ada banyak aktivitas ringan namun bernilai ibadah yang bisa anda lakukan setelah shalat Subuh, seperti:

  • Berzikir dan Berdoa: Bacalah zikir pagi walau hanya beberapa kalimat. Ini adalah cara terbaik untuk memulai hari dengan mengingat Allah.

  • Membaca Al-Qur’an: Walaupun hanya satu halaman, interaksi dengan Al-Qur’an di pagi hari akan memberikan ketenangan luar biasa.

    Generasi Sandwich dan Birrul Walidain: Mengurai Dilema dengan Solusi Langit

  • Menuntut Ilmu: Bacalah buku atau artikel yang bermanfaat. Menambah ilmu di pagi hari akan membuat pikiran lebih segar.

  • Merencanakan Hari: Ambil buku catatan dan tulis rencana harian Anda. Ini akan membuat hari Anda lebih terarah dan produktif.

  • Olahraga Ringan: Lakukan peregangan atau jalan pagi di sekitar rumah. Ini adalah sunnah untuk menjaga kesehatan tubuh.

Jika rasa kantuk masih sangat kuat, Islam mengenalkan konsep qailulah. Ini adalah tidur siang singkat sebelum atau sesudah waktu Zuhur. Qailulah dinilai lebih bermanfaat bagi tubuh dan menjadi sunnah yang dianjurkan.

Memaknai Ulang Konsep Rezeki

Penting untuk meluruskan pemahaman kita tentang rezeki. Bangun pagi memang tidak otomatis membuat seseorang kaya raya. Namun, ia membuka pintu keberkahan. Rezeki tidak melulu soal uang. Ilmu yang bermanfaat, kesehatan yang prima, ketenangan batin, teman yang saleh, dan waktu luang yang produktif adalah bentuk-bentuk rezeki yang tak ternilai. Dengan bangun pagi, kita memiliki kesempatan lebih besar untuk meraih semua bentuk rezeki tersebut.

Bangun Pagi adalah Pilihan Kesadaran

Pada akhirnya, tidur setelah Subuh bukanlah sebuah dosa besar. Namun, meninggalkannya adalah sebuah pilihan sadar untuk menyambut rahmat dan keberkahan Allah yang terbentang luas di waktu fajar. Memulai hari dengan kesadaran dan aktivitas positif adalah langkah pertama untuk membangun hari yang penuh makna dan berkah. Ini bukan sekadar tentang jam berapa kita bangun, melainkan tentang niat apa yang kita tanamkan saat membuka mata.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement