Khazanah
Beranda » Berita » Menelusuri Jejak Peradaban Islam yang Terlupakan di Eropa

Menelusuri Jejak Peradaban Islam yang Terlupakan di Eropa

Ilustrasi Masjid Agung Cordoba

SURAU.CO – Saat kita membahas kejayaan Islam, pikiran sering kali tertuju ke Baghdad atau Kairo. Namun, di ujung barat Eropa, sebuah peradaban pernah bersinar begitu cemerlang. Andalusia, nama untuk wilayah Spanyol di bawah naungan Islam, pernah menjadi pusat dunia. Selama hampir delapan abad, wilayah ini menjadi mercusuar ilmu pengetahuan yang menerangi Abad Pertengahan Eropa. Kini, jejak sejarahnya yang gemilang sering kali terlupakan oleh dunia modern.

Langkah Awal: Penaklukan Semenanjung Iberia

Kisah Andalusia bermula pada tahun 711 Masehi. Pada waktu itu, seorang jenderal Muslim pemberani, Thariq bin Ziyad, memimpin pasukannya. Mereka berhasil menyeberangi selat yang kini mengabadikan namanya, Selat Gibraltar. Setelah itu, pasukannya sukses menaklukkan Kerajaan Visigoth yang saat itu berkuasa. Kemenangan ini kemudian membuka gerbang bagi sebuah era baru di Semenanjung Iberia, melahirkan peradaban Al-Andalus.

Cordoba: Denyut Jantung Ilmu Pengetahuan

Puncak kejayaan Andalusia terjadi di bawah naungan Dinasti Umayyah. Khususnya, pada masa pemerintahan Khalifah Abdurrahman III, Cordoba menjelma menjadi metropolis dunia. Saat kota-kota lain di Eropa masih berada dalam kegelapan, jalanan Cordoba sudah terang benderang. Lebih dari itu, kota ini memiliki lebih dari 70 perpustakaan, ratusan masjid, dan pemandian umum.

Universitasnya menjadi magnet bagi para ilmuwan dari seluruh dunia. Para cendekiawan Muslim tidak hanya melestarikan naskah kuno. Sebaliknya, mereka aktif menerjemahkan, mengkaji, dan mengembangkannya. Dari sinilah lahir tokoh-tokoh besar. Contohnya, Ibnu Rusyd (Averroes) yang terkenal sebagai filsuf dan dokter. Selain itu, ada pula Al-Zahrawi (Abulcasis) yang dunia kenal sebagai bapak ilmu bedah modern. Kontribusi mereka inilah yang menjadi fondasi bagi Renaisans di Eropa.

Harmoni Tiga Agama dalam Satu Naungan

Salah satu pencapaian terbesar Andalusia adalah kemampuannya merawat toleransi. Di tanah ini, tiga komunitas agama besar hidup berdampingan dengan damai. Umat Muslim, Kristen, dan Yahudi saling berinteraksi dalam kegiatan sosial dan intelektual. Bahkan, komunitas Yahudi mengalami masa keemasan di bawah naungan pemerintahan Islam. Mereka berhasil melahirkan banyak ilmuwan dan filsuf hebat.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Prinsip ini berlandaskan pada ajaran Al-Qur’an yang melarang pemaksaan dalam beragama.

“Tidak ada paksaan dalam agama…” (QS. Al-Baqarah: 256)

Prinsip inilah yang kemudian memungkinkan lahirnya masyarakat kosmopolitan, tempat beragam gagasan dapat tumbuh dengan subur.

Mewariskan Arsitektur yang Abadi

Hingga hari ini, kita masih bisa menyaksikan sisa-sisa keagungan Andalusia. Istana Alhambra di Granada berdiri sebagai bukti mahakarya arsitektur Islam. Dindingnya yang penuh ukiran kaligrafi rumit serta tamannya yang asri menciptakan suasana surgawi. Selain itu, Masjid Agung Cordoba juga tetap memancarkan pesonanya. Ratusan pilar megahnya menjadi saksi bisu kejayaan arsitektur Moor pada masanya.

Faktor Kemunduran dan Detik-Detik Kejatuhan

Sayangnya, kejayaan peradaban ini tidak berlangsung abadi. Konflik internal perlahan-lahan mulai melemahkan kekhalifahan dari dalam. Akibatnya, kekuatan politik Islam terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang disebut taifa. Perpecahan ini memberikan peluang emas bagi kerajaan Kristen di utara. Mereka pun melancarkan gerakan penaklukan kembali atau Reconquista.

Sikap yang Benar Terhadap Musibah

Secara bertahap, wilayah kekuasaan Muslim terus menyusut. Puncaknya, pada tahun 1492, benteng terakhir Islam di Granada akhirnya jatuh. Peristiwa tragis ini menandai akhir dari sejarah panjang Al-Andalus. Setelah itu, umat Muslim dan Yahudi dihadapkan pada pilihan sulit. Mereka terpaksa pindah agama, diusir, atau menghadapi pengadilan inkuisisi. Meski banyak warisannya dihancurkan, jejak kebesaran Andalusia tidak akan pernah hilang dari panggung sejarah dunia.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement