SURAU.CO. Dengan mayoritas siswa belum mencapai kompetensi minimum dalam membaca dan berhitung, fasilitas sekolah belum memadai, kita mau mengajarkan kepada anak didik kita tentang kecerdasan buatan atau AI. Kenapa tidak berfokus pada kecerdasan manusianya terlebih dulu? Ganjar Pranowo menyampaikan pernyataan dan pertanyaan ini melalui akun media sosial pribadinya.
Membaca adalah jendela dunia dan kunci ilmu pengetahuan. Kalimat bijak ini sering kita dengar dan menjadi kalimat ampuh dalam memotivasi anak-anak untuk membaca. Membaca dapat mengubah pikiran dan mengembangkan diri kita, membuat kita tahu hal yang tidak diketahui, dan memahami hal yang tidak dipahami sebelumnya. Selain itu, membaca juga sering membantu kita menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi.
Anak-anak seharusnya sudah memiliki kemampuan membaca sejak dini. Orang tua dan guru mengenalkan dan mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung kepada anak sejak dini, bahkan pra sekolah. Anak usia 0-6 tahun sudah diajarkan membaca melalui sistem fonologi, yaitu kesesuaian bunyi huruf dengan bentuk, menurut hasil penelitian. Dan saat masuk sekolah TK atau SD, membaca menjadi pelajaran utama.
Fakta Membaca
Berita tentang ratusan siswa SMP di Kabupaten Buleleng, Bali, yang masih belum lancar atau belum bisa membaca sama sekali mengejutkan publik beberapa waktu lalu. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng mengungkap 363 siswa SMP di Kabupaten Buleleng tidak lancar atau tidak bisa membaca. Berdasarkan tingkat kemampuannya, sebanyak 208 siswa SMP tidak lancar dan sebanyak 155 siswa SMP tidak bisa. Berdasarkan jenis kelaminnya, sebanyak 283 siswa di antaranya adalah laki-laki dan 73 sisanya adalah perempuan.
Publik dibuat kaget dan miris dengan fakta ini ditengah kemajuan teknologi yang digembar-gembor dimana-mana. Kasus yang sama tidak hanya terjadi di Bali, tetapi hampir diseluruh Indonesia. Banyak kita temukan konten di media sosial yang mepertontonkan ketidakmampuan anak-anak usia SMP atau SMA dalam calistung dasar. Apakah dengan kondisi ini kita siap menuju Indonesia Emas 2045?
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti merespon berita banyaknya siswa yang tidak bisa membaca. Beliau mengungkapkan faktor utama penyebab 400 siswa SMP di Buleleng, Bali yang tidak bisa membaca karena rendahnya motivasi siswa.
Latar belakang siswa yang beragam turut berkontribusi pada kesulitan membaca mereka. Faktor-faktor seperti disleksia, kebutuhan khusus, dan kondisi keluarga yang kurang baik juga menjadi penyebab.
Penyebab
Kesulitan membaca pada anak dapat disebabkan oleh faktor dari dalam diri anak (internal) dan dari luar (eksternal). Gangguan perkembangan kognitif, kurangnya kesiapan belajar, faktor lingkungan, gangguan penglihatan atau pendengaran, kurangnya minat serta metode pengajaran yang tidak sesuai dapat menjadi penyebab anak kesulitan dalam membaca.
Gangguan kognitif seperti disleksia adalah salah satu penyebab utama anak kesulitan membaca. Disleksia adalah gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan anak untuk mengenali huruf, menghubungkan huruf dengan bunyi, dan membaca kata dengan lancar. Anak dengan disleksia mungkin kesulitan mengenali huruf tertentu atau membaca dengan kecepatan yang sama dengan teman sebayanya.
Kesiapan belajar adalah aspek penting dalam kemampuan membaca. Kita dapat membantu anak menghindari kesulitan belajar membaca dengan memastikan kesiapan emosional, sosial, dan kognitif mereka, serta memberikan stimulasi awal yang tepat sejak usia dini. Anak harus berada dalam kondisi siap untuk menerima pembelajaran.
Lingkungan yang kurang mendukung dapat menjadi penyebab lain. Misalnya, anak yang tumbuh di lingkungan yang minim buku atau tidak mendapatkan cukup dukungan dari orang tua. Selain itu, akses terbatas ke pendidikan yang berkualitas juga dapat memperburuk situasi.
Masalah fisik seperti gangguan penglihatan atau pendengaran dapat menghambat kemampuan anak untuk mengenali huruf atau memahami bunyi kata. Anak dengan gangguan ini mungkin kesulitan membaca tulisan kecil atau mendengar instruksi dengan jelas.
Minat yang rendah terhadap membaca juga bisa menjadi penyebab. Anak yang tidak tertarik pada buku atau merasa bahwa membaca adalah aktivitas yang membosankan mungkin kurang termotivasi untuk belajar. Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Metode pengajaran yang tidak tepat mempersulit anak memahami konsep membaca.
Dampak Tidak Bisa Membaca
Ketidakmampuan anak dalam membaca menghambat kemajuan mereka di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Dalam jangka pendek, anak akan mengalami masalah perkembangan kognitif, sosial dan emosional. Ketidakmampuan anak akan menghambat pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi jika tidak ditangani dengan baik. Anak akan mengalami kesulitan dalam memahami setiap mata pelajaran. Ketidakmampuan membaca anak membatasi pilihan karir mereka dan berdampak pada kesejahteraan di masa depan.
Anak-anak yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan bersosialisasi di tengah masyarakat. Banyak aktifitas dan kegiatan di tengah masyarakat yang membutuhkan kemampuan membaca dan memahami.
Solusi
Anak-anak yang tidak bisa membaca, biasanya memiliki tanda awal sejak usia dini. Psikolog mengidentifikasi beberapa tanda awal anak mengalami kesulitan membaca, seperti kesulitan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau rima pada usia prasekolah dan lambat dalam mempelajari abjad serta menghubungkannya dengan bunyi. Kesulitan mengingat urutan huruf atau membalikkan huruf saat menulis dan kesulitan memahami petunjuk lisan atau tertulis juga dapat menjadi tanda awal.
Masalah ketidakmampuan anak dalam membaca adalah masalah serius yang juga harus ditangani dengan serius. Tidak hanya untuk masa depan anak itu sendiri, tetapi juga untuk masa depan bangsa. Kita dapat menangani anak yang menunjukkan ciri awal kesulitan membaca sejak dini dengan memberikan perhatian dan bantuan yang tepat. Orang tua dan guru dan juga pemerintah harus bertanggungjawab memberikan perhatian dan solusi bagi kondisi keyidakmampuan anak. Kita harus menangani masalah ini sejak dini agar tidak menjadi masalah di kemudian hari saat anak sudah dewasa.
Beberapa solusi yang dapat dilakukan yaitu identifikasi penyebab utama, pendekatan personal dan individual, stimulasi dini, gunakan media belajar yang interaktif, menciptakan lingkungan yang positif, les privat, latihan rutin dan repetisi, serta dengan memberikan dukungan emosional.
Keberhasilan belajar membaca tidak terlepas dari peran penting orang tua dalam proses belajar. Orang tua dapat menunjukkan dukungan dalam proses belajar anak dengan memberikan perhatian, dukungan, meluangkan waktu untuk belajar bersama, dan membantu anak mengatasi kesulitannya. Orang tua dapat di beri pelatihan tentang cara mendukung pembelajaran di rumah. Keterlibatan orang tua tidak hanya memperkuat pembelajaran di sekolah tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong perkembangan literasi.
Penutup
Kolaborasi guru dan orang tua menjadi penting dalam mengatasi banyaknya anak yang tidak bisa membaca. Komunikasi yang baik antara guru dan orang tua mengenai kondisi anak menjadi sebuah keharusan. Pemerintah juga tidak dapat lepas tangan atas banyaknya anak yang tidak mampu membaca dan kondisi pendidikan secara umum di Indonesia.
Perlu evaluasi di dunia pendidikan, apakah sistem yang salah atau kemampuan SDM yang tidak mumpuni. Atau ada masalah lain yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Siapa yang harus bertanggungjawab atas kurangnya kemampuan membaca anak-anak Indonesia?
Referensi
https://tirto.id/ratusan-siswa-smp-buleleng-tak-bisa-baca-kegagalan-kolektif-haUH
https://kbr.id/berita/nasional/darurat-pendidikan-siswa-smp-tidak-bisa-membaca-pemerintah-bisa-apa-
Iqra dan Iqra An-Nahdliyah, Belajar Membaca Al-Quran
)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
