SURAU.CO. Menyambut pergantian tahun, umat Islam di seluruh dunia selalu merayakan nya dengan berbagai kegiataan. Momen ini bukan sekadar pergantian kalender namun menyimpan makna mendalam untuk introspeksi diri atau muhasabah. Untuk itu Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, mengajak umat Islam untuk berkomitmen untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik.
Menurutnya, tahun baru Islam mengingatkan kita pada sebuah peristiwa besar. Peristiwa itu adalah hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Momen ini seharusnya menjadi dorongan kuat. Dorongan untuk bertransformasi menuju kehidupan yang lebih positif dan bermakna. KH Cholil Nafis menegaskan bahwa hijrah memiliki semangat perubahan yang kuat. Semangat ini relevan sepanjang masa bagi setiap Muslim. Ia menekankan pesan ini sebagai ucapan selamat atas datangnya tahun yang baru. “Pertama, kita ucapkan selamat Tahun Baru Hijriyah 1447. Tahun ini mengingatkan kita pada spirit hijrah, yang artinya semangat perubahan,” kata Kiai Cholil,
Memaknai Waktu dan Membuat Resolusi
Beliau menjelaskan makna hijrah lebih dari sekadar perpindahan fisik. Hijrah adalah simbol penting dalam perjalanan hidup. Hidup adalah sebuah perjalanan menuju perubahan yang lebih baik secara terus-menerus. Setiap individu harus berusaha agar kualitas hidup dan imannya selalu meningkat. “Hari ini harus lebih baik daripada kemarin, dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini,” sambungnya pada laman dilansir dari MUI Digital.
Lebih lanjut, Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah ini mengingatkan umat akan pentingnya kesadaran waktu. Waktu adalah aset paling berharga dalam kehidupan yang tidak bisa kembali. Tahun baru menjadi pengingat untuk mengevaluasi pemanfaatan waktu selama ini. “Yang paling mahal dalam hidup adalah waktu. Tahun baru Hijriyah ini mengingatkan kita, seberapa efektif kita menggunakan waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah, bermanfaat bagi manusia, dan terus berkarya,” ungkapnya.
Untuk itu, Kiai Cholil mengimbau umat Islam untuk membuat resolusi kebaikan. Resolusi menjadi panduan dan target untuk setahun ke depan. Kegagalan di masa lalu harus menjadi pelajaran berharga. Sementara itu, capaian yang sudah diraih bisa menjadi fondasi untuk kebaikan yang lebih besar.
“Tentu harus buat resolusi kebaikan. Apa yang belum tercapai di tahun lalu, mari kita perbaiki. Kegagalan yang kemarin kita jadikan pelajaran, lalu kita tambah kebaikan dengan capaian-capaian yang sudah diraih,” terangnya. Beliau menutup pesannya dengan doa. Ia berharap seluruh umat Islam senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Serta, tetap istiqomah dalam menjalankan proses perbaikan diri. “Mudah-mudahan kita bisa menjaga diri dalam perbaikan dan selalu dalam lindungan Allah SWT,” ujarnya.
Mengenal Sosok KH Cholil Nafis
Pesan mendalam ini datang dari seorang ulama kharismatik, K.H. Muhammad Cholil Nafis, Lc., MA., Ph.D. Beliau lahir di Sampang, Jawa Timur, pada 1 Juni 1975. Kiai Cholil aktif mengisi berbagai seminar keislaman. Ia sering tampil di dalam maupun luar negeri. Dakwahnya juga menyentuh ranah televisi melalui program seperti Damai Indonesiaku di TVOne. Beliau pun memanfaatkan teknologi informasi melalui website cholilnafis.tv.
Perjalanan intelektualnya sangat mengesankan. Beliau menempuh pendidikan dasar hingga menengah di lingkungan pesantren. Pendidikan tingginya ia lanjutkan di Jakarta dan luar negeri. Beliau meraih gelar Lc dari Ibnu Sa’ud Islamic University dan S.Ag dari STAI Az-Ziyadah secara bersamaan. Gelar MA ia peroleh dari UIN Jakarta. Kemudian, gelar Ph.D berhasil ia raih dari University of Malaya, Malaysia. Semangat belajarnya tidak pernah padam. Ia bahkan mengikuti program postdoctoral di Maroko. Selain pendidikan formal, Kiai Cholil mengikuti banyak pendidikan non-gelar. Ia mendalami bahasa Arab, kaderisasi mubaligh, hingga kaderisasi ulama MUI. Beliau juga aktif mengikuti berbagai kursus singkat di universitas ternama. Di antaranya University of Leeds (Inggris), National University of Singapore, dan Oxford University.
Aktivismenya sudah terlihat sejak menjadi mahasiswa. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum PMII Cabang Jakarta Pusat. Karier organisasinya terus menanjak di KNPI dan Nahdlatul Ulama (NU). Kini, beliau mengemban amanah besar sebagai Ketua MUI Pusat (2020-2025). Ia secara khusus membidangi Dakwah dan Ukhuwah. Sebagai tokoh ulama, Kiai Cholil kerap memberikan pandangan atas isu-isu kontemporer. Pendapatnya mencakup masalah dakwah, penistaan agama, nasionalisme, hingga ekonomi syariah. Beliau juga vokal menyuarakan pentingnya pendidikan seksualitas bagi generasi muda. Semua kontribusinya menunjukkan dedikasi tinggi untuk kemaslahatan umat dan bangsa.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
